4 🍭

283 36 11
                                    

"(y/n), udah. Jangan nangis lagi. Gue tau apa yang lo rasain."

Keira terus berusaha untuk menenangkanmu. Sedari tadi, kamu menangis di bahu Keira. Kamu benar-benar merasa shock dan takut dengan kejadian tadi. Mengingatkanmu dengan sebuah kejadian buruk yang terus menghantuimu sampai sekarang.

Dan hanya Keira yang berusaha menenangkanmu. Emily, Rhea, dan Ara yang merasa bingung memilih untuk diam saja. Karena mereka tidak tau. Sepertinya, hanya Keira yang mengerti semua tentang kamu.

"(y/n), nanti mata lo bengkak kalo terus nangis kayak gini."

"……."

"(y/n), gue harus ngapain biar lo berhenti nangis ? Atau lo mau sesuatu ? Lo mau nonton konser ? Album ? Fanmeet ? Jalan-jalan ke Indonesia ? China ? Inggris ? Belanda ? Prancis ? Amerika ? Keliling dunia ?"

"Kei, kalo gitu gue juga mau hehe." Celetuk Rhea.

"Dasar daki badak." Ketus Ara.

"Jigong kudanil." Ketus Emily.

"Congek tapir." Ketus Keira.

"IH, NISTAIN AJA INCES TERUS. INCES KUAD KOQ. INCES SETERONG." Teriak Rhea.

"Iya, seterong kayak agung hercules." Sahut Emily.

"HUWEKWKWKWKWKWKWKWK."

Kamu tidak tahan untuk tertawa. Akhirnya kamu berhenti menangis untuk tertawa. Karena kerecehan dari keempat sahabat pelangimu.

"Kalian nyebelin. Gue kan lagi sedih. Masak kalian receh gitu."

Kamu mengusap sisa air mata dan ingusmu dengan tisu yang diambilkan oleh Emily.

"Nggak papa receh. Yang penting lo berhenti nangis." Sahut Keira.

"Iya dong, ini semua kan berkat inces. Sini, sungkem sama inces dulu." Balas Rhea.

"BODO AMAT." Emily, Keira, dan Ara menoyor kepala Rhea.

"IH, KALYAN NYEBELYN. INCES TYDUCK LYKE."

"WKWKWKWKWKWKWK."

"Aduh, udah deh. Perut gue sakit gara-gara kebanyakan ketawa."

"Makasih ya, Emily, Keira, Rhea, Ara."

"No problem."

Kalian pun berpelukan seperti teletabis. Unch, kalian ucul sekali :3

Bahkan Chan ---yang entah kapan sudah berada di depan pintu--- ikut tersenyum melihat kalian berpelukan. Karena kamu yang sangat peka, kamu melepaskan pelukan. Membuat acara berpelukan kalian berakhir. Kamu sadar telah diperhatikan. Kamu menoleh kearah Chan. Sehingga Emily, Keira, Rhea, dan Ara mengikutimu.

"Kok pelukannya udahan ?"

Chan berjalan memasuki kamarmu yang penuh dengan barang-barang yang berhubungan dengan lollipop.

"Oh iya, lupa. (y/n) kan peka banget." Chan menjawab sendiri pertanyaannya lalu tertawa kecil. Nggak jelas emang.

"Kak Chan apa kabar ? Kak Chan makin ganteng loh hehe."

Setelah mengucapkan hal yang tidak berfaedah, Rhea langsung bersembunyi di belakang tubuh Chan.

"Jangan toyor kepala gue lagi."

"Jangan nyari kesempatan lo. Dasar udel anaconda." Ara melemparkan bantal berbentuk lollipop kearah Rhea. Dan tentu saja berhasil mengenai wajah Rhea. Mansae !

"Kak Chan, Ara nakal. Tolongin Rhea." adu Rhea sok imut. Kamu, Emily, Keira, dan Ara langsung menunjukkan pose ingin muntah. Sedangkan Chan tertawa kecil.

"Udah deh Rhea. Nggak usah modus." Ketus Ara.

"Siapa juga yang modus ?! Gue kan cuma mau ngelindungi diri dari keganasan kalian."

"Halah, ngelindungin diri apaan. Nggak usah bohong deh lo."

"Rhea, Ara, udah. Jangan bersuara lagi. Jangan tanya apa yang mau gue lakuin kalo kalian berdua bersuara lagi." ancam Emily. Rhea dan Ara langsung terdiam. Soalnya Emily kalo marah itu serem.

"(y/n), kak Chan, kita pulang dulu ya. Maaf udah gangguin kalian." Kata Keira.

"Eh ? Kok pulang sih ? Nginep aja disini nemenin (y/n)." kata Chan.

Sebelum Rhea menerima ajakan Chan , Keira sudah terlebih dahulu menjawab, "nggak usah, kak Chan. Nginepnya besok aja."

"Oh, gitu ya ? Ya udah. Hati-hati di jalan. Makasih udah mau nganterin pulang terus mampir." Kata kamu.

"Nggak masalah. Apa sih yang nggak buat kamu." Keira menaik-turunkan kedua alisnya.

"Keira, please." Kata Rhea dan Ara. Sedangkan Chan tertawa. Kalo kamu dan Emily diam saja. Karena Keira memang sukanya seperti itu.








🍭🍭🍭








"Kita pulang dulu ya. Jaaa~"

"Bye~"

"Dadah~"

"Jangan kangen sama inces ya. Bubay~"

Setelah itu, mobil Ferrari berwarna biru muda milik Keira yang menampung dirinya sendiri, Emily, Rhea, dan Ara melaju pergi.

"Kamu seneng bisa sahabatan sama mereka ?" tanya Chan.

Kamu menoleh lalu mengangguk antusias.

"Iya, aku seneng banget. Mereka itu spesial. Bahkan lebih spesial dari martabak spesial." Ucap kamu lalu tertawa bersama Chan.

"Kenapa kamu ngomong martabak spesial ? Kamu pengen ?"

Kamu tersenyum lebar.

"Pengen sih. Tapi mager hehe."

"Ya udah, pesen go food sana. Nanti kakak yang bayar."

"Wah, makasih kak Chan~"

"Sama-sama. Sini peluk dulu."

Chan memeluk tubuh mungilmu. Sehingga kamu tenggelam di dalam pelukannya yang hangat. Chan juga mengelus rambutmu dengan penuh kasih sayang. Dan kamu selalu menyukai saat Chan memeluk dan mengelus rambutmu. Chan memang kakak-able sekali.























"Kamu jangan nangis lagi ya. Nanti sahabat-sahabat kamu khawatir."






















"Kalo ada masalah, kamu bisa cerita ke kakak atau sahabat kamu. Jangan dipendam sendiri."























"Tapi jangan lupa senyum setelah nangis."






















"Soalnya kakak nggak suka liat kamu sedih."

Lollipop (Han Jisung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang