[1] Intro ; Incorrigible

419 30 7
                                    

Hari masih dini dan matahari belum menampakkan sinarnya bahkan burung masih enggan untuk berkicau, namun gadis dengan rambut sebahu itu sudah berpakaian rapi dan telah menyelesaikan sarapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari masih dini dan matahari belum menampakkan sinarnya bahkan burung masih enggan untuk berkicau, namun gadis dengan rambut sebahu itu sudah berpakaian rapi dan telah menyelesaikan sarapannya.

Sontak dia terkejut karena dering ponselnya yang terus bergetar.

"Ya! Haneul cepat ke rumah sakit sekarang pasien Eunso kritis dan direktur mengajukan jadwal operasinya"

"Baik aku akan datang 15 menit lagi, terus pantau tanda vitalnya"

"Semoga kau kemari tepat waktu Haneul"

Hal ini sudah menjadi hal biasa baginya, pekerjaannya sangat mulia menyelamatkan nyawa jutaan manusia.

Haneul bergegas mengambil tas dinasnya dan segera berlarian untuk mengemban tugasnya.

...

"Kau sudah datang Dokter Haneul" Sapa Direktur Lee sambil mengeluarkan senyum khasnya.

"Jadi jam berapa aku harus mengoprasi?" Tanya Haneul tanpa basa basi.

"Kau terlalu bersemangat dokter, bersiaplah operasi akan dimulai satu jam lagi"

"Baik aku akan melihat kondisi pasien" Jawab Haneul ketus.







"Haneul kau sudah datang tolong cek keadaan pasien" Seru Sungjin pria tinggi yang kurus dan hampir terlihat bungkuk yang notabennya adalah rekan Haneul.

"Bagaimana tanda vitalnya?" Tanya Haneul dengan berjalan mendekati pasien dan dibuntuti Sungjin.

"Tidak begitu baik, aku menyuntikkan obat penenang karena sejak kemarin malam dia mengeluh kesakitan di bagian ginjalnya dan membuat kekacauan"

"Apakah pendonor ginjal kemarin cocok dengan-nya?"

"Hasil lab mengatakan cocok dan kita hanya tinggal melakukan transplantasi saja"

"Baiklah aku akan keruanganku dan beritahu perawat agar terus mengawasi pasien Eunso"

"Baik" Jawab Sungjin dan segera melaksanakan perintah rekannya yang sangat ia hormati itu.

...


Bunyi ketukan pintu membangunkan lamunan Haneul yang sedang menatap tesisnya di komputer

"Masuk" Jawab Haneul dengan lantang dengan terus menatap layar komputer.

"Permisi sudah waktunya anda melakukan operasi" Ucap perawat di ambang pintu.

Sekilas Haneul melirik jam yang senantiasa bertengger di lengannya dengan cepat dia bangkit meletakkan jas dokternya kembali dan segera menuju ke ruang operasi.

"Hei Haneul semoga hari ini kau berhasil sepertinya biasanya" Seru Sungjin sambil mengiringi Haneul.

"Ku harap begitu" Ucap singkat Haneul dan seperti biasa tanpa tersenyum.

Sungjin, Haneul, dan beberapa dokter lainnya yang akan membantu Haneul menjalankan operasi berganti pakaian operasi dan mensterilkan tubuhnya.

Para dokter memasuki ruang operasi yang sudah disuguhkan pasien yang telah disuntikkan anastesi total ditubuhnya.

Seperti biasa mereka mengawalinya dengan berdoa, bagaimanapun tangan dokter bukanlah tangan tuhan yang dapat mengubah takdir, Mereka berdoa agar operasi kali ini berhasil.

Operasi mulai berjalan dengan diawasi CEO, direktur dan dokter lainnya di balik kaca yang terdapat di atas ruang operasi tersebut.

"Kupikir tangan dokter Haneul adalah tangan dewa, lihatlah betapa ahlinya dia dalam mengendalikan pisau bedah itu" Bisik salah satu dokter perempuan.

"Tentu saja bagaimanapun dia adalah muridku yang paling congkak" Batin Direktur Lee yang pada dasarnya merupakan dokter bedah sama seperti Haneul.




"Ya! Park Haneul kita menyelamatkan nyawa orang lagi yuhu" Ucap Sungjin gembira sambil merangkul pundak Haneul.

"Tuhan yang menyelamatkannya, kita hanya perantara Sungjin" Jawab Haneul dengan paras datarnya.

"Ya tetap saja, aku membuat keluarga pasien itu bahagia karena tanganku yang lihai ini membantu tanganmu"

"Terserah kau, aku akan kembali ke ruanganku"

"Tidak Haneul, Ayo ke kantin traktir aku sekaleng soda bagaimana?" Kata Sungjin sambil menahan tangan Haneul.

"Baiklah" Jawab singkat Haneul pasrah.

"Kau memang temanku terhebat dan dokter bedah terbaik di Seoul" Seru Sungjin mengeluarkan cengirannya

...

"Bisa kau mengirim senjata lagi ke markasku?" Ucap lelaki pada ponsel dengan seseorang di sebrang sana.

"Bukankah aku mengirimnya minggu lalu?"

"Aku membutuhkannya lebih, musuhku semakin mendekat untuk menyerangku, aku juga memperbanyak anak buahku untuk menyerangnya kembali"

"Baik apa yang kau butuhkan?"

"Kirimkan aku beberapa senapan dan bom"

"Kau gila? untuk apa kau memerlukan bom"

"Hanya untuk bersenang senang"

"Baiklah aku akan mengirimkannya jalur laut seperti biasa kau pantau di pelabuhan, agar tidak ada yang mengetahui bahwa aku menyelundupkan senjata untukmu"

"Baik "

"Dan perintahkan Namjoon untuk melacak kapalku"

"Segera ku perintahkan, Terimakasih Suga, kau memang bisa ku andalkan"
















"Ya sama-sama Jungkook" dan panggilan tersebut putus oleh seorang Jungkook.

JADI INI WORK AKU UNPUBLISH DAN MULAI BIKIN CERITA BARU CERITANYA BENER BENER BEDA DARI INCORRIGIBLE YANG DULU :)) KARENA AKU KURANG ENJOY SAMA INCORRIGIBLE YANG DULU SEMOGA DI INCORRIGIBLE INI AKU BISA RAJIN UPDATE DAN GA HIATUS SETAHUN LAGI :") ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JADI INI WORK AKU UNPUBLISH DAN MULAI BIKIN CERITA BARU
CERITANYA BENER BENER BEDA DARI INCORRIGIBLE YANG DULU :))
KARENA AKU KURANG ENJOY SAMA INCORRIGIBLE YANG DULU
SEMOGA DI INCORRIGIBLE INI AKU BISA RAJIN UPDATE DAN GA HIATUS SETAHUN LAGI :")
HOPE U LIKE IT <3

-Vanteeii

INCORRIGIBLE||Jjk✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang