Our Destiny (END)

Prolog

Ketika cerita awalan terhapus, rasanya krenyes dikokoro. Mana belom diback up.
/malah curhat

Sik ini adalah cerita yang saya persembahkan untuk fandom fav saya.
SasuHina ♥♥♥

Disclamir : Masashi Kishimoto sensei
Pairing : Uchiha Sasuke x Hyuuga Hinata
Sampul art milik Lems
World : semi canon
WARNING : typo, maybe OOC, dan keabsurdan lain yang mungkin membuat anda ual. Karena itu disarankan klik tombol back. Dan biarkan saya berkarya dengan terhormat.
.
.
.
.
.

Perang ninja sudah berakhir, kedamaian kembali untuk dunia Shinobi. Semua berjalan normal. Kakashi Sensei terpilih menjadi hokage selanjutnya dan menggantikan nenek Tsunade.
Angin musim panas berhembus pelan, membuat helaian indigo dari seorang gadis dari klan Hyuuga tampak melambai.
Konoha terlihat ceria lagi.
Rasanya perang ninja kemarin itu bagai sebuah mimpi, namun pada kenyataannya banyak yang pergi dan meninggalkan mereka. Mengorbankan dirinya untuk masa depan Konoha yang lebih cerah.

Pagi ini Hinata berniat untuk berbelanja sebentar, dan siang nanti dirinya ingin pergi kesuatu tempat.
Gadis beriris lavender itu membeli banyak bahan makanan, terutama sayuran. Kadang adiknya Hanabi sangat susah untuk makan sayur, kecuali buatannya.
Langkah pelannya membawa dirinya menuju sebuah toko bunga yang tidak asing.
Rumah Ino memang menjual berbagai jenis bunga.

"Selamat datang, lho Hinata? "

Kebetulan sekali yang sedang menjaga toko adalah Ino sendiri, Hinata masuk dan tampak memperhatikan berbagai macam bunga disana.

"Tumben sekali Hinata, kaun mau beli bunga apa?  Apa untuk Naruto?  Apa kalian ada kencan? " goda gadis berambut pirang itu.

Siapa juga yang tidak tahu? Bahwa Hinata sangat menyukai Naruto, pahlawan desa dan pahlawan bagi dunia Shinobi itu?

"Bu-bukan kok. Ini untuk yang lain" jawab Hinata.

"Oh, kalau begitu bunga untuk siapa dan mau bunga apa? " sayang sekali bukan untuk Naruto, padahal Ino berharap lebih. Hubungan keduanya bisa naik ketingkat yang lebih tinggi, namun dengan sifat Hinata yang pemalu dan Naruto yang tidak peka. Semua ini akan jadi sangat sulit.

"Ini saja... "

Hinata menunjuk kearah sebuah pot bunga yang diisi oleh bunga lily putih.
Rasanya bunga ini sesuai dengan apa yang dibayangkannya, dan pasti orang itu akan suka.

"Ah, baiklah kalau begitu... "

Hinata mengangguk, dia sudah mantab dengan pilihannya.
Maka dari itu  Ino pun langsung merangkai bunga tersebut. Kemudian memberikannya pada Hinata. Gadis itupun membayar dan pamit setelahnya.

Sebuah senyum mengembang dibibir manisnya, siang ini dirinya akan bertemu dengan orang tersebut, rasanya seperti sudah lama sekali, dan rasanya sangat rindu.

To be continued