THUNDERSON 1 : My hero

51 10 1
                                    


Sunyi Dan Gelap itulah suasana yang sedang menyapanya, Iris mata jingga kecoklatan nya terlihat awas Dan Ketakutan. Membawa gumpalan kain besar yang berisi baju dan barang milik nya, Wanita itu kabur dari rumah karena seseorang yang memaksakan suatu perkerjaan yang tak harusnya ia kerjakan.

Hentakan sepatu bot dengan alas tebal dibawahnya terdengar bersahutan dalam kesunyian, Ia pun menoleh kebelakang pirasat buruknya pun benar, Orang suruhan itu mencarinya namun belum melihat keberadaan nya disana. Dengan langkah cepat ia bersembunyi dalam lorong gelap di samping jalan yang sedang ia lewati.

"Kemana Seana pergi! Tuan sudah bersikeras untuk mendapatkan nya lagi jadi kita harus mendapatkan Seana kembali," Salah satu pria tersebut kedengaran nya marah, karena frustasi tak kunjung menemukan dirinya.

"Baik tuan" Orang-orang tersebut pun meninggalkan tempat tersebut dengan berlari, Seana terduduk lemas sambil menghembuskan Nafas nya kasar tidak perduli bahaya apa yang akan mengintainya.

Saat dia ingin beranjak dari sana untuk melanjutkan perjalannya yang tidak ada tujuan itu, Tiba-tiba tangannya ditarik kembali ke lorong gelap tersebut sampai tubuhnya membentur seseorang! Entah siapa yang didepannya itu.

"Siapa kau! Lepaskan!" Teriaknya.

Orang itu membungkam mulut Seana dengan tangannya, Seana semakin berontak.

"Diam lah cantik, Kau sudah memasuki wilayah ku sebagai imbalan nya kau harus jadi santapan ku" Dia adalah seorang pria dengan mulut yang berbau alkohol. Seana sulit untuk berpikir didalam suasana genting seperti ini, Seana menggigit tangan pria yang menutupi mulutnya tersebut

"Akh" pekik pria itu.

Seana langsung berlari keluar, Lagi dan lagi setelah ia sampai diluar Pria tersebut memeluk nya dengan tenaga yang lebih kuat. Melalui lampu yang terpajang dijalan raya saat itu Seana dapat melihat Wajah pria yang brengsek didepannya saat ini, wajahnya nampak sayu dan lunglai mungkin efek dari alkohol, tapi tenaga nya tetap saja kuat.

"Tolong lepaskan aku!" Suara Seana terdengar bergetar.

Seana terus berontak Dan Pria tersebut masih saja mencoba memaksanya, Pandangan Seana tertuju pada Sebuah Mobil Sport mewah yang melaju dijalan raya, Seana berharap orang didalam mobil itu melihatnya. Ingin sekali rasanya Ia Teriak tapi Pria ini sudah menutupi mulut nya Dengan tangannya yang dipenuhi bau Alkohol dan rokok.

Tubuhnya lemas karena sangat melelahkan baginya tidak ada lagi kekuatan yang tersisa saat ini, Seana hanya bisa sedikit berontak saat Pria tersebut mulai merobek-robek baju nya, Ia pun memejam kan matanya berharap ada seseorang yang menolongnya.

David POV

Malam yang menjengkel kan dan membosan kan, Aku langsung menuju mobil ku menjauh dari keramaian club laknat tersebut hampir saja orang itu mati ku pukuli karena mencoba membohongiku lalu kunyalakan mobil dan menjalankan nya dengan kecepatan rata-rata sambil melihat Suasana Jalan raya yang sudah sepi hanya ada beberapa pengendera yang terlihat, Toko-Toko sudah tutup. Malam yang tak menyenang kan batin ku.

"Tengah malam begini masih ada yang ingin berpacaran? Bodoh!" Celutuk ku sendiri ketika melihat Pria dan Wanita di samping jalan tersebut berpelukan, Tapi perkiraan ku salah wanita itu terlihat dipaksa.

Tak jauh ku parkiran mobil ku dari mereka tepat nya membelakangi mereka, Membuka knop mobil dan langsung berjalan mendekati Pria mesum tersebut dari belakang wanita malang itu dengan pelan ku rogoh saku dan mengambil Senjata andalan ku.

"Pria Brengsek," Gumam ku saat berada tepat dibelakang wanita tersebut.

Pria mesum itu sepertinya sangat kecanduan tubuh wanita ini sampai ia tidak menyadari keberadaan ku, Ku ambil ancang-ancang dan ku arahkan kepelipis prua tersebut dari jauh.

Dorrr!

AUTHOR POV

Suara tembakan mendentum keras di sepanjang jalan raya. Seana tersentak dan segera membuka matanya, Pria brengsek tersebut tersungkur ketanah dengan kepala yang berdarah, Dengan berat Seana menoleh dan nampak lah seorang Pria Berbadan Tinggi Dan Tegap yang berdiri dibelakangnya dengan senjata api miliknya

Pria tersebut mendekat dan memberikan Jaket kulit berwarna hitam milik nya kepada Seana.

"Terim..." Belum sempat Seana melanjutkan kalimatnya tetapi Pria itu pergi begitu saja, Dengan sedikit berlari Seana mencoba menghentikan pria tersebut.

"Tunggu!" Teriaknya, Pria itu pun berhenti.

Ia berjalan santai menghampirinya sambil berkata.

"Aku ingin berterimakasih kepada mu karena telah menolong ku," Tak ada balasan untuk ucapan terimakasih nya.

Pria itu kembali mengabaikan nya dan mulai membuka pintu mobil nya, Seana mengerutkan dahinya merasa aneh dengan pria tersebut.

"Itu dia, Seana!" Seana langsung bersembunyi di balik tubuh pria yang bernama David itu, Pria yang baru saja menolongnya, Sedangkan David menarik nya ke dalam mobilnya, Para rombongan Orang suruhun itu terlihat berdecak kesal melihat mobil yang membawa Seana mulai menjauhm

Lega, itulah yang dapat ia rasakan sekarang. Ditatapnya pria disamping nya tersebut, David yang merasa pun menatapnya balik dengan tatapan yang dingin.

"Ada apa? Kau sudah ku loloskan apa kau ingin meminta lebih lagi dari ku?" Tanya nya Dan Seana pun menatap nya sinis sambil menggerutuinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa? Kau sudah ku loloskan apa kau ingin meminta lebih lagi dari ku?" Tanya nya Dan Seana pun menatap nya sinis sambil menggerutuinya.

"Pemarah" Ucapnya pelan.

David yang menyadarinya pun menghentikan mobil nya tiba-tiba, membuat tubuh seana terdorong kedepan.

"Awh," Ringisnya.

"Berbicara lah yang sopan, Turun!" Bentaknya, Seana yang bingung, Dia tidak mungkin turun karena para orang-orang suruhan itu bisa saja menangkap nya lagi.

Seana menunduk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ahh.. Aku minta maaf"

"Ku mohon sekali ini saja tolong aku," Mohon nya dan kembali menatap wajah dingin tak tersentuh itu.

David kembali menyalakan mobil nya dengan raut wajah yang tak suka.



TBC

Thunderson✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang