Perasaan yang cepat tumbuh darinya, keputusan yang juga cepat ku utarakan, apalagi yang berlangsung secara cepat ke depannya? Aku tidak berharap perceraian diantara kita akan segera terjadi. Tunggu! Ini mengapa aku begitu cermat untuk memutuskan untuk menikah? Karena aku mempunyai prinsip, saat aku sudah menikah dan bersuami, aku akan berusaha mempertahankan rumah tangga kami walaupun ada beberapa rintangan yang menghadang jalan rumah tangga kami nantinya. Dan masalahnya, aku tidak mencintai lelaki yang sudah beberapa jam lalu menjadi suamiku, suami mudaku. Ck,
Tapi, sungguh suka tidak suka, mau tidak mau prinsipku harus dijalankan. Aku tidak ingin mengecewakan Mama juga, tapi kalau sampai Axel yang membuatku kecewa nantinya, entah aku bisa memberinya toleransi atau tidak.
"Minum?" Aku tersentak saat ada yang menyenggol lenganku dan menyodorkan segelas jus jeruk.
"Hm, thanks." Balasku pada Axel. Kami saat ini masih berada di kediamanku. Aku lanjut mengemasi semua pakaian karena mulai sekarang aku tinggal bersama Axel di rumah pribadinya.
"Kenapa kau mengemasi pakaian Ezy juga?" tanyaku bingung. Karena sebelumnya Mama bilang kalau Ezy beberapa hari ini tetap tinggal bersama Mama, katanya agar aku bisa melakukan malam pertama dengan Axel. Gila! Tidak akan terjadi! Tapi aku hanya menurutinya saja daripada berdebat.
"Erzy akan ikut bersama kita." Ucapnya.
"Aku sudah minta maaf pada Mama kalau aku tidak bisa memberinya cucu untuk waktu dekat ini dengan alasan pekerjaanku yang padat, tapi aku juga tahu kalau kamu masih perlu penyesuaian." Jelasnya, disertai senyuman manis. Aku menatapnya tak berkedip, untung ia segera memalingkan wajahnya dan kembali pada pekerjaannya.
Menurutku dia benar, cara berpikirnya tak sama dengan anak se-usianya. Apa aku cukup kagum kali ini? Bisa jadi.
"Thanks." Ucapku akhirnya. Aku tidak tau apa lagi selain ucapan terimakasih, secara tidak langsung ia menyelamatkanku dari tuntutan Mama yang mungkin ingin kembali mendapat cucu dariku dan Axel,
"Jangan banyak berterimakasih dulu. Kau akan tahu nanti saat sudah tiba di rumahku. Bersiap-siaplah ... sayang." Ujarnya sebelum keluar kamarku sambil membawa tas yang berisi pakaian Ezy juga beberapa barangku yang lain.
Sa.. sayang katanya? Argh!
"Awas saja kalau berani-berani denganku!" geramku. Masih bisa ku dengar ia terbahak di balik pintu sana. Gila! Aku tak jadi memujinya!
"Eh, kenapa sejak mengenalnya aku jadi mudah emosi seperti bukan diriku? Ini...kekanakkan? Argghhh, Demond Axel Dermawan! Bocah menyebalkan!!!" aku berteriak frustrasi.
(oOo)
YANG RINDU STORY INI, MANA SUARANYAA? \^^/
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with young man
Teen FictionTidak pernah berpikir untuk menikah dengan lelaki yang usianya lebih muda lima tahun dariku! Sama sekali bukan keinginaku. Ini semua keinginan Mama, yang menikahkanku dengan lelaki bernama demon Axel Dermawan dengan alasan, demi masa depanku dan Ezy...