Part 8

52.5K 1.9K 25
                                    


Syasya memasuki rumahnya. Terlihat sepi, hanya ada beberapa pembantunya yang sedang memasak untuk makan malam.

"Mereka belum pulang?" tanya Syasya pada salah seorang pembantu rumah tangga di dapur.

"Tuan dan Adek sudah datang, nyonya." Balas pembantu tersebut.

Syasya kembali melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Um?" matanya membulat saat melihat Axel yang tertidur di ranjang masih dengan kemeja juga celana kain hitamnya. Pria itu tertidur membelakangi Syasya.

Syasya tidak langsung menghampiri Axel, kakinya lebih dulu melangkah untuk menghampiri kamar buah hatinya.

Sesampainya di Box bayi tempat Erzy tertidur, diamatinya wajah polos putranya saat sedang terlelap.

Dibenahinya selimut yang menutupi tubuh gempal putranya. Posisi tidur Ezy dengan kepala miring ke samping dan kedua tangan yang berada di setiap sisi kepala, membuat Syasya gemas. Ia merindukan Ezy yang tidur disampingnya, memeluk tubuh anaknya itu, atau sekedar berbincang sebelum mereka tidur.

Tak terasa satu tetes air matanya jatuh. Ia benar-benar merindukan momen bersama putranya. Dengan cepat ia menyeka air matanya dan tersenyum tipis pada Ezy yang kini mengubah gaya tidurnya dengan mengemut jempol mungilnya.

"Sya.."

Syasya terlonjak saat ada yang memanggil namanya juga pelukan hangat dari belakang tubuhnya. Enggan ia menoleh ataupun menggerakkan tubuhnya. Membiarkan seseorang itu menaruh kepalanya di sisi lehernya.

"Kau merindukan Erzy?" ujar Axel, seperti sebuah bisikan.

Syasya hanya mengangguk, tubuhnya menjadi sulit digerakan. Belum lagi, ada perasaan lain yang mengganggu konsentrasinya.

Cup

Dengan lembut Axel mengecup bagian leher isterinya itu dengan posisi masih memeluk Syasya.

"Xel.."

"Kalau begitu, besok kita jalan-jalan bersama. Kau setuju?"

Syasya langsung membalikan tubuhnya menghadap Axel dengan tatapan berbinarnya.

"Benarkah?"

Axel mengangguk dengan senyum tipis di bibirnya.

"Yaaa aku setuju." Jawab Syasya girang dan langsung menubrukan badannya memeluk Axel erat. Ia benar-benar bahagia. Sayang, tindakan tiba-tibanya itu membuat tubuh Axel menegang hingga ia tak langsun membalas pelukan Syasya.

Saat Syasya sadar dengan tindakannya itu, ia berusaha melepaskan pelukannya, namun...

"Tetaplah memelukku. Aku..membutuhkanmu." Axel sudah memeluknya erat dengan mata terpejam.

__oOo__

"TTatatattataa,yee.."

"Ezy, diamlah sebentar! Bunda sulit memakaikanmu celana kalau kau bergerak terus." Syasya menggelengkan kepalanya melihat sikap hyperaktif putranya.

"Nynyanyanaaaaanaa uhmummummumm..." Ezy menghentikan kegiatannya menendang-nendang dan sekarang memasang wajah penuh harap pada Syasya.

"Kau moleh mumum setelah bunda memakaikanmu celana, okey?"

"Aaaamumummm.." ezy tampaknya mulai sedikit kesal karena perintah Bunda nya itu, tapi akhirnya ia menurut juga.

"Nah, selesai. Sini!" Syasya mendudukan putranya dan membawanya ke pangkuannya.

"Ummmm.." dengan cepat Erzy menyantap sarapan paginya itu. kedua matanya menatap polos sang BUnda, sedangkan tangannya yang kiri mengelus-elus wajah bundanya. Kebiasaan Erzy saat menyusu.

Married	with	young 	manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang