Halo guys! Balik lagi sama gue, author abal2 pecinta Jookyun 😘😘😘
Jangan bosen2 ya baca cerita abal2 gue 😂😂"Kyun!!" Teriak pemuda yang memiliki mata sipit itu dengan senyum cerahnya. Pemuda yang dipanggil namanya itu tersenyum sambil melambaikan tangannya.
"Jooheon-ah~" Suara pemuda itu terdengar sangat lembut di telinga Jooheon.
"Hahh, astaga lelah sekali." Jooheon mendudukan dirinya di sebelah Changkyun kemudian merebahkan kepalanya di atas paha Changkyun.
"Kenapa berlari seperti itu? Lihatlah kau jadi kelelahan." Ucap Changkyun sambil menyeka keringat di kening Jooheon dengan lembut.
"Ahhh, karena aku sangat merindukanmu." Jooheon memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut Changkyun.
Changkyun hanya tersenyum kemudian tangannya beralih untuk mengusap kepala Jooheon.
Jooheon dulunya bukanlah pria yang manja seperti ini. Dia dulunya adalah pria yang sangat dingin, selalu berlaku seenaknya dan selalu memasang wajah datarnya.
Namun Jooheon yang sekarang sangatlah berubah. Jooheon berubah menjadi pria yang murah senyum dan sangat manja, membuat para wanita maupun submissive yang melihatnya seketika terpesona. Namun mereka harus menahan diri ketika melihat cincin emas putih yang melingkar pada jari manis kiri Jooheon.
Semua perubahan pada diri Jooheon ini disebabkan oleh satu orang pemuda yang sedang ditatapnya ini.
Im Changkyun.
Pemuda manis ini mampu menjungkir balikkan hati seorang Lee Jooheon. Pemuda dengan kepribadian yang ceria, cerewet dan tegas tapi memiliki sisi kelembutan ini yang mampu merubah kebiasaan buruk Jooheon dan membuat pria itu bertekuk lutut.
FLASHBACK...
Bruk.
"Ah, ma-maaf." Cicit anak kecil yang baru saja menabrak Jooheon sedangkan Jooheon hanya menatap datar ke arah anak kecil itu.
"Minggir." Ucap Jooheon dingin membuat anak kecil itu semakin ketakutan melihat tatapan tajam yang diberikan Jooheon.
"Ma- maaf hyung. Tae tidak sengaja." Anak kecil itu berkata sambil gemetar.
"Kubilang minggir." Kata Jooheon sambil berlalu dan sengaja mendorong anak kecil itu hingga ia terjatuh dan menangis.
"Berhenti!" Seruan itu membuat langsung langkah Jooheon berhenti dan menoleh ke belakang.
Seorang pemuda yang sedang berjongkok dan memeluk anak kecil yang didorong Jooheo tadi sedang melotot menatap Jooheon.
"Dia sudah minta maaf kan? Apakah kau harus mendorongnya seperti tadi?!"
"Anak itu menghalangi jalanku." Ucap Jooheon acuh kemudian berbalik dan meneruskan langkahnya.
"Kubilang berhenti disitu!" Seruan pemuda itu lagi-lagi menghentikan langkah Jooheon.
"Ap-" Jooheon berbalik, lebih tepatnya seseorang memaksanya untuk berbalik dan dirinya dihadapkan dengan pemuda yang berani-beraninya berteriak pada dirinya.
"Minta maaflah padanya baru kau boleh pergi." Ucap pemuda itu melembut. Tangan kanannya memegang lengan Jooheon sedangkan tangan kirinya menggandeng anak kecil dengan nama 'Tae' itu.
"Aku tidak akan minta maaf." Heol, dia pikir dia siapa menyuruh seorang Lee Jooheon untuk meminta maaf?
"Kau..." pemuda itu terlihat sedang menahan emosinya sekarang.
"Minta maaf sekarang juga." Paksa pemuda itu sambil mengeratkan pegangannya pada lengan Jooheon.
"Tidak dan lepaskan tanganmu." Ucap Jooheon sambil berusaha menepis tangan pemuda itu.
"Changkyun hyung..." ucap Tae sambil menggoyangkan tangannya yang digandeng Changkyun.
"Eum? Tae kenapa?" Tanya pemuda yang dipanggil Changkyun itu dengan nada yang sangat lembut, membuat Jooheon seketika tertegun mendengarnya.
Jadi namanya Changkyun? Pikir Jooheon.
"Tae lapar, hyung."
"Begitukah? Tunggu sebentar ya, setelah ini hyung akan membawa Tae untuk makan." Changkyun tersenyum sangat manis ke arah Tae yang tersenyum lebar sambil menganggukan kepalanya.
Cantik...
"Kau, cepat minta maaf karena Tae harus makan." Nada Changkyun kembali ketus meskipun suaranya masih terdengar lembut di telinga Jooheon.
"Pergi saja kalau begitu."
"Kau ini benar-benar." Changkyun menghela nafas kemudian melepaskan genggamannya pada lengan Jooheon, membuat pria itu sedikit merasa tidak rela.
Tapi tiba-tiba saja-
"Aw! Ya! Apa yang kau lakukan?!" Changkyun menarik telinga Jooheon dengan keras.
"Ini hukuman mu. Kau itu sudah dewasa, tidak seharusnya bersikap seperti anak-anak begini." Changkyun berkata sambil memandangi Jooheon yang sedang memegangi telinganya yang memerah dengan ekspresi kesakitan, membuat Changkyun menjadi sedikit merasa bersalah.
"Jangan diulangi lagi, ne?" Kata Changkyun lembut kemudian secara tiba-tiba tangannya terulur mengusap pelan telinga Jooheon membuat sang pemilik lagi-lagi terkejut.
"Ayo Tae, kita pergi makan!" Ucap Changkyun ceria kemudian pergi meninggalkan Jooheon yang masih termenung di tempatnya berdiri sekarang.
Pria itu memandangi punggung Changkyun yang semakin menjauh dan senyuman tipis muncul di bibirnya.
"Changkyun..." gumamnya tanpa menghapus senyum di bibirnya itu.
FLASHBACK END...
"Joo? Kau sedang memikirkan apa? Aku memanggilmu berkali kali tadi." Tanya Changkyun yang sedang mempout-kan bibirnya.
"Aku tidak menyangka kita akan menikah bulan depan."
Ucapan Jooheon membuat Changkyun tersenyum. Tangannya terus mengusap lembut kepala Jooheon.
"Aku juga. Aku tidak menyangka akan menikah dengan namja dingin seperti mu."
"Aish, aku sudah berubah Kyun." Kali ini Jooheon yang mem-poutkan bibirnya, membuat Changkyun terkekeh.
"Iya iya. Jooheonie adalah orang yang hangat sekarang." Ucapan Changkyun membuat Jooheon tersenyum dengan wajah merona. Jika dulu, Jooheon tidak akan mungkin merona seperti ini, bahkan Jooheon tidak memiliki kata-kata seperti itu dalam kamus hidupnya.
Changkyun benar-benar telah merubahnya.
Jooheon segera bangkit dari posisinya kemudian mencuri sebuah ciuman di pipi Changkyun, membuat pemuda itu terkesiap.
"Jooheon! Ini di tempat umum!" Pipi Changkyun mulai memerah karena semua perhatian orang di taman tertuju pada mereka.
"Manis sekali mereka!"
"Aigoo, yang satu tampan, yang satunya lagi cantik."
"Mereka cocok!"
Bisikan-bisikan itu membuat pipi Changkyun semakin merona dan Jooheon semakin gemas melihat Changkyun seperti itu.
"Biarkan saja, lagipula apa ada yang melarangku untuk mencium tunanganku sendiri, hm?" Jooheon mencubit pelan hidung Changkyun kemudian berdiri dan mengulurkan tangannya dengan senyum andalannya.
"Ayo jalan-jalan."
"Eum!" Changkyun menerima uluran tangan Jooheon dan menggenggamnya erat. Jooheon pun juga melakukan hal yang sama, menggenggam erat tangan Changkyun dan Jooheon berjanji tidak akan pernah melepaskan Changkyun untuk selamanya.