[02] Murid Baru

1K 120 10
                                    

------------------------------
PREMIER AMOUR
------------------------------

"Huft, jadi begini maksudku..." Gadis berlesung pipi itu menghirup nafas panjang sebelum melanjutkan perkataannya.

"Jadi kalian akan saling menguntungkan--" cepat kilat Sinb menyela.

"MWO?! Apanya yang menguntungkan!" elaknya tak terima.

Yuju menggeram gemas dalam hati atas tindakkan Sinb yang memotong pembicaraannya begitu saja.

"Dengarkan dulu!" kata Yuju.

Sinb mengangguk datar.

"Kurasa, kalian saling membutuhkan," Yuju kembali menggantungkan penggalan kalimatnya, membuat Sinb benar-benar tak sabar dan gemas sendiri.

"Jangan setengah-setengah, eoh!"

Yuju melanjutkan prakatanya tanpa mengindahkan keinginan Sinb, "Jungkook itu membutuhkanmu,"

Sinb terdiam sejenak, sedetik kemudian ia mendongak menatap tak paham pada sahabatnya.

"Maksudmu?"

"Kalian berdua harus secepat mungkin dijadikan normal!" ucapnya mantap diiringi senyuman semangat juang-45. Seolah ucapannya benar-benar terkuak kegiatan penting yang mewajibkan Sinb untuk melakukannya.

Sinb kembali mengernyit bingung, "Maksudmu apa sih!" Gadis itu melakukan eye roll.

"Kalian berdua itu sudah tidak normal---"

"Ya! Maksudmu apa mengataiku tidak normal? Seenaknya saja!" Sela Sinb langsung dengan amarah menggebu.

"Kau memang tidak normal, dan Jungkook pun begitu." Yuju terdiam, melihat Sinb mulai membuka mulutnya untuk bersuara lagi ia dengan cepat menyela.

Sepupumu yang tidak normal!
Umpat Sinb dalam hati.

"Begini, kau harus merasakan apa itu cinta, Sinb..." lirihnya menatap serius netra Sinb.

Sinb mematung dengan pernyataan yang dikeluarkan Yuju tadi.

Seketika tawa nyaringnya pecah menggelegar membuat Yuju menganga melihatnya.

"Kau--ahaha! Lucu sekali!!!" Sinb terus terbahak sesekali memegang perut datarnya yang terasa keram.

Yuju menggeleng jengah didampingi dengan helaan letih.

"Aku serius!" ucapnya dingin dan menusuk pendengaran Sinb.

Sinb mendongak dan tersenyum lebar, "Terimakasih," lalu mencubit gemas pipi Yuju. "Tapi ini urusanku. Jangan khawatir! Aku ini normal!" tatapannya kembali menajam mengingat perkataan sahabatnya sendiri bahwa ia tidak 'normal'.

Yuju mengangguk pasrah dan berlalu menuju kelas sembari membalas rangkulan hangat Sinb.

*****

Dua gadis cantik yakni Sinb dan Yuju sampai di depan pintu kelas.

Hiruk pikuk murid-murid di dalamnya pun mulai mendominasi.

Dari mulai sekumpulan penyebar obrolan yang tidak-tidak, hiburan dari Bambam dan kawan-kawannya yang terdengar garing dan absurd, hingga murid kutu buku sekalipun telah menyuguhi kedatangan Sinb dipagi hari ini.

Ia berdecak kagum pada kawan-kawannya. Sebenarnya pukul berapakah mereka mendatangi sekolah ini?

"Sinb-ah.."

Premier Amour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang