Hari itu Andre terlihat sangat terburu-buru. Dengan membawa tripod kamera di tangannya, dia pun berjalan dengan cepat menuju kantor redaksi jurnalistik kampus.
Sebagai ketua jurnalistik kampus, Andre tak boleh terlambat dalam pemilihan anggota baru jurnalis kampus yang akan diterjunkan dalam acara pekan olahraga kampus. Andre pun semakin mempercapat jalannya. Akhirnya dia pun sampai di kantor redaksi jurnalistik kampus.
"Permisi, sorry saya agak telat, " ucap Andre.
Terlihat peserta yang akan mengikuti seleksi hari ini telah hadir dan duduk dengan rapi di meja kantor redaksi jurnalistik kampus, begitu pula anggota dewan redaksi jurnalistik kampus yang lainnya. Andre pun segera duduk dan bergabung.
"Jadi ini ya wajah-wajah yang lolos seleksi artikel kemarin. Selamat ya, kalian adalah orang-orang terpilih dari sekian banyak artikel yang masuk ke redaksi," ucap Andre pada peserta seleksi.
Merekapun hanya tersenyum untuk menanggapi perkataan Andre tadi.
"1 2 3 4 5 6 7 8 9... Kok cuma sembilan sih? Kan kemarin gua milihnya sepuluh orang, " ucap Andre dalam hati.
"Mmm... Kalian cuma sembilan orang, disini ada yang kenal sama satu peserta yang belum dateng ini?"
Semua peserta seleksi hanya menggeleng.
"Permisi, maaf saya terlambat, " tiba-tiba terdengar suara seorang gadis.
Andre pun menoleh kearah sumber suara. Dia melihat seorang wanita bercadar telah berdiri disana.
"Maaf ya, Mbak. Mau ketemu siapa? " tanya Hugo, salah satu anggota redaksi jurnalistik kampus.
"Saya mau ketemu Kak Andre. Saya salah satu peserta yang lolos seleksi artikel kemarin, " ucap gadis bercadar itu.
Sontak, semua yang berada di ruang itu pun kaget dan menatapnya seolah tak percaya, termasuk Andre.
"Mbak yakin? Gak bohong kan?" tanya Hugo.
"Kenapa bertanya seperti itu? Apa tampang saya terlihat seperti penipu? " tanya gadis bercadar itu.
"Ya nggak, abis saya heran aja ngeliat orang kaya Mbak kesini. "
"Gak usah heran, Mas" ucap gadis itu.
Andre pun hanya bisa melihat percakapan antara Hugo dan gadis itu. Terengar dari nada bicara gadis bercadar itu, dia mulai menunjukan ketidak nyamanan akibat ada stereotype kepada wanita bercadar yang tergambar oleh Hugo.
"Oke, gak masalah. Siapapun bisa berhak ikut dan lolos seleksi kemarin. Mungkin karena sistem seleksi artikel kemarin itu 'seleksi buta' tanpa melihat kenampakan fisik, jadi teman saya agak kaget pas melihat kamu. But no problem, dijamin proses seleksi reporter hari ini akan berjalan adil karena dari awal kita mementingkan kemampuan, bukan fisik. Oleh karena itu, tahap seleksi awal dalam bentuk artikel dipakai sistem 'seleksi buta' " ucap Andre untuk menenangkan suasana.
"Kalu begitu, kamu boleh ikut duduk kesini. Gabung sama kita samua, " ucap Andre dengan senyum pada gadis itu.
Gadis bercadar itu pun ikut duduk bergabung dengan yang lain.
"Oke, hari ini kita akan melakukan proses seleksi reporter. Namun sebelumnya, saya dan teman-teman selaku dewan redaksi akan menerangkan tahap seleksi hari ini. Penjelasannya akan dibacakan sama Hugo, " ucap Andre pada seluruh peserta.
"Baik, hari ini kalian akan menjalankan beberapa tahap. Tahap pertama adalah tes pengambilan gambar atau foto, nanti kalian akan diperintahkan mengambil gambar dengan tema tertentu di kampus ini. Tahap kedua adalah tes berbicara di depan kamera, nanti kalian akan berbicara di depan kamera seolah-olah kalian sedang menjalani liputan. Tahap ketiga adalah tahap wawancara, kalian akan diwawancarai secara empat mata oleh Andre, selaku ketua redaksi jurnalistik kampus, " Hugo menjelaskan pada seluruh peserta.
"Disetiap tahapan akan ada peserta yang gugur. Yang gugur dalam tahap tes pengambilan gambar akan menjadi tim penulis artikel, yang gagal dalam tahap berbicara di depan kamera dan wawancara akan menjadi tim dokumentasi. Tidak lupa, satu bagian yang paling istimewa dalam seleksi hari ini, hanya ada satu orang yang akan lolos rangkaian tes hari ini dan akan menjadi reporter tunggal acara pekan olahraga kampus," ucap Andre.
Wajah para peserta sekatika berubah saat mendengar penjelasan Andre dan Hugo.
"Kalian siap untuk seleksi hari ini? " tanya Andre.
"Siap! " semua peserta berteriak mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Me
General FictionSemua menatapku dengan tatapan aneh, seolah aku adalah seorang penjahat. Padahal, aku sama seperti kalian. Kumohon, jangan pandang aku seperti itu.