"Kita mulai tahap tes pengambilan gambar. Dalam tahap ini, kalian akan ditantang untuk mengambil sebuah gambar selama 20 menit tentang sebuah tema di kampus ini dan hasil gambar akan dipresentasikan didepan dewan redaksi jurnalistik secara privat, " ucap Hugo.
"Tema untuk tahap ini adalah 'sisi negatif kampus'," ucap Andre.
Perkataan Andre membuat semua peserta kebingungan. Bagaimana tidak kebingungan, kampus tempat mereka mengenyam pendidikan bisa dibilang sebuah percontohan kampus yang sempurna. Kualitas pendidik, kualitas mahasiswa, kualitas regulasi, kualitas lingkungan, dan fasilitas semuanya jempolan. Lalu apa yang kurang dari kampus ini?
"Ada pertanyaan? " tanya Andre.
Semua peserta hanya diam.
"Oke. Kalau begitu, 20 menit kalian dimulai dari.....sekarang! " ucap Andre.
Semua peserta pun berlarian untuk mencari spot yang akan diambil menjadi objek. Tak sedikit dari mereka yang terlihat panik karena tak tahu mau mengambil objek apa yang sesuai dengan tema yang Andre beri.
Andre hanya berjalan-jalan sambil melihat proses kerja para peserta.
"Ndre, kenapa sih lu milih tema itu? Kampus kita kan udah bagus begini, sering jadi percontohan kampus lain. Terus apa yang kurang dari kampus kita? Gua juga kalau jadi mereka bingung, kocar-kacir gak jelas pasti," ucap Hugo.
"Nah! Justru itu. Gua ngambil tema itu karena sarat dengan tantangan. Gua pengen tahu, ditengah kampus yang bagus kaya gini, mereka bisa gak nemuin sesuatu yang janggal dan bisa dijadikan daya tarik. Itu tuh biar menantang, Bro, " ucap Andre sembari merangkul Hugo.
Tiba-tiba langkah Hugo terhenti.
"Kenapa, Bro?" tanya Andre.
"Itu. Lu liat deh cewek yang pake cadar tadi," ucap Hugo sambil menatap ke arah gadis bercadar tadi yang tengah melihat gambar hasil potretannya."Kenapa, Bro?" tanya Andre.
"Gua gak yakin kalau dia bisa lolos sampai akhir. Aneh aja gitu, " ucap Hugo."Jangan gitu lu, Go. Jangan suka nilai orang dari covernya doang. Kan gua udah bilang sebelumnnya, semua mahasiswa berhak untuk nunjukin kemampuannya di seleksi ini."
"Tapi emangnya lu gak ngerasa risih apa kalau di redaksi kita ada orang yang begitu? Hati-hati, ngeri islam radikal tuh, Ndre. Hiiihhh... Kalo sampe redaksi kita kena radiklisme, lu yang tanggung jawab ya, " ucap Hugo.
"Kenapa sih lu sembarangan banget kalo ngomong? Bercadar itu bukan berarti radikal. Kalau ada orang bercadar yang radikal, jangan salahin cadar atau jilbab bahkan agamanya, Go. Salahin orangnya kalau ada kasus yang begitu. Pertanyakan keimanannya," ucap Andre.
"Ya gua kan cuma mengantisipasi aja, Ndre. "
"Elu mah bukan mengantisipasi, tapi stereotype! " ucap Andre dengan jengkelnya.
Andre pun berlalu meninggalkan Hugo.
"Ndre! Ndre! Ya elah, baper banget sih," panggil Hugo.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Me
General FictionSemua menatapku dengan tatapan aneh, seolah aku adalah seorang penjahat. Padahal, aku sama seperti kalian. Kumohon, jangan pandang aku seperti itu.