EMPAT

107 21 0
                                    

Freya sudah selesai mempersiapkan dirinya, dia juga sudah sudah menggunakan baju hangat yang di berikan Sandra untuk dirinya. Sebuah kereta kuda yang biasa di gunakan Sandra juga sudah menunggu.

Wajah Freya juga mengeluarkan senyuman lebar yang indah melihat ke arah setiap orang yang dilihatnya. Dia juga sudah lama tidak merasakan kebahagia, semenjak pertama kali ibu tirinya berlaku kasar, hari-harinya menjadi buruk. Begitu juga kehidupannya di sekolah juga berubah, Freya menjadi seorang pemalas, walaupun dirinya juga sangat terkenal kecerdasannya di berbagai kalangan guru, dia tidak memperdulikan itu.

Freya duduk tepat di samping kiri bersama Sandra yang berada di kanannya, dan juga di temani kedua penjaga di kiri dan kanannya. Kedua penjaga itu memiliki kedua sayap, dan juga menunggangi kuda.

Freya tampak sudah biasa melihat seseorang terbang dengan kedua sayapnya di kota ini, tapi semakin dia berjalan berkeliling di dalam, banyak hal baru yang membuatnya antara takjub dan ketakutan. Kedua pengawal di kiri dan kanan kereta kuda itu tampak sedang wanti-wanti ketika semakin masuk ke dalam kota, itu mungkin karena semakin banyak keramaian.

Pandangan mata Freya tertuju pertama pada seseorang pria, ia tampak biasa seperti manusia. Tapi, ketika pria itu mengeluarkan sebuah ekor di belakang tubuhnya, jantung Freya sedikit terkejut.

Freya sangat ingin mengeluarkan pertanyaannya kepada Sandra, pada saat Freya memalingkan wajahnya ke arah Sandra, Sandra hanya tersenyum dan berkata bergema. "Masih ada yang lainnya" ucap Sandra yang dapat di pahami Freya apa yang di maksudkan nya.

Sebelum mereka sampai di keramaian pasar, seseorang juga sedikit meminggirkan jalannya untuk kereta kuda ini lewat. Pupil mata Freya juga kembali membesar, ketika melihat seorang pria itu memiliki empat tangan di tubuhnya, ia sepertinya seorang pria karena tampak dadanya berbidang, dan juga kepalanya tanpa rambut. Dia menatap ke arah Freya dengan tajam, itu membuatnya bingung.

Tidak ada rumah yang menjulang sedikit tinggi, tampaknya hanya sebuah rumah tingkat satu, dengan bentuk minimalis. Sepertinya ini sama dengan hanyalan Freya, memang pada saat di masa kerajaan tidak ada rumah yang bertingkat tinggi, dan mewah.

Pasar ini tidak terlalu ramai, banyak juga penjual yang berdagang peralatan yang di butuhkan di cuaca seperti ini. Tidak banyak juga penjual peralatan perang disini. Semua orang yang sedang berlalu lalang di pasar ini, semuanya sudah pernah di lihat Freya. Tapi, dia sama sekali tidak melihat ada orang yang menunggangi Serigala seperti mimpinya.

Ada satu hal yang membuat Freya bingung sepenuhnya, pikirannya menjalar entah kemana melihat semua orang yang ada disini menjauh dari perjalan Sandra. Bola mata mereka sama sekali tidak melihat ke arah sandra, mereka semuanya menatap kearahnya dengan tajam.

Pemandangan ini membuat risih Freya, penuh pertanyaan di otaknya mengapa mereka semua menatap ke arahnya. Pandangan matanya tertuju pada seorang pria yang memiliki kedua sayap, dia adalah satu-satunya yang berada dekat dengan kereta kuda ini. Dia adalah seorang pria dengan umur yang tidak terlalu tua dari Freya, itu tampak jelas di wajahnya yang terlihat muda, hanya dia satu-satunya yang menatap Freya dengan aneh, menaikkan kedua ujung mulutnya, sambil mengedipkan satu matanya.

"Tetap menjauh !" Perintah penjaga yang berada di sebelah kirinya kepada pria itu, pria itu menurutinya dengan lapang dada, dan juga ujung pedang sudah lengket di lehernya.

Mereka sudah keluar dari keramaian, dan berbelok ke arah kanan untuk kembali ke kerajaan. Sandra yang tadi hanya membungkam mulutnya, membiarkan Freya melihat ke arah sekitar. dia ingin Freya yang menyesuaikan diri tanpa bantuan nya. Sejak pertama kali mendengar Freya mengatakan dia bukan dari negri ini, ketertarikan muncul dari Sandra untuk menjadikan anak itu sebagai orang yang akan selalu berada di dekatnya, sebagai tangan kanannya.

F R E Y A : Winter Queen and the Crystal stone.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang