Terkadang, dunia ini bisa terlihat amat lucu.
Atau setidaknya, itulah yang dirasakan oleh Kwon Jia selama ini.
Suatu ketika, Jia pernah mendengar seseorang berkata, "Jangan mudah percaya pada seseorang. Apalagi, jika dia bukan keluargamu." Menurutnya, kalimat itu terdengar lucu. Bagaimana tidak? Jia tidak membayangkan bagaimana hidupnya jika ia hanya bisa mempercayakan segalanya pada sang Ayah—yang notabene adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki. Mungkin, kehidupan Jia bisa saja lebih hancur dibanding saat ini.
Dibanding percaya pada Ayahnya, Jia justru menaruh kepercayaan yang lebih pada sahabatnya, Song Jihyun. Jia berjumpa dengan Jihyun beberapa tahun yang lalu, saat keduanya ternyata menempuh pendidikan di universitas yang sama. Sejak saat itu, mereka selalu bersama, layaknya perangko yang sudah merekat pada sebuah amplop. Sayangnya, sejak kehidupan menjadi lebih kejam untuk Jia, gadis penyandang marga Kwon itu tidak bisa melanjutkan keinginan untuk mewujudkan cita-citanya. Meskipun begitu, Jihyun tidak lantas menghapus Jia dari daftar sahabatnya—begitu juga sebaliknya. Hingga detik ini, keduanya masih menjalin komunikasi yang baik.
Jadi, saat dokter yang merawatnya mengatakan bahwa kondisinya telah pulih dan ia diperbolehkan untuk pulang, Jia pun menghubungi Jihyun untuk meminta bantuan. Untung saja, pihak rumah sakit ternyata menyimpan pakaian dan tasnya berikut dengan isinya yang lengkap. Akan tetapi, Jia sedikit bingung saat seorang perawat menyerahkan sebuah jas berwarna hitam kepada dirinya. Ia ingat, ia tidak mengenakan jas saat melarikan diri dari para gangster yang berusaha menjualnya.
Jadi, sebenarnya, siapa pemilik jas itu?
Mungkinkah itu milik pria yang menolongnya di mini market malam itu?
Dengan rasa penasaran yang menyelubungi hatinya saat ini, Jia berusaha mengecek jas hitam yang saat ini berada di atas pangkuannya tersebut. Ia berharap bisa menemukan sedikit informasi tentang sosok 'malaikat' yang telah menolongnya.
Secara tidak terduga, Jia menemukan kertas yang lusuh di salah satu saku jas tersebut. Ia buru-buru menariknya keluar sembari berharap bahwa ia bisa menemukan informasi dari kertas tersebut. Benar saja. Ada beberapa baris kalimat dan angka yang tertulis di atas kertas itu. Dan juga sebuah nama.
Park Chanyeol.
Jia berpikir keras. Apakah itu nama dari pria yang menolongnya? Atau nama itu hanyalah satu dari sekian banyak orang yang berhubungan dengan pria yang telah membantunya malam itu?
Tidak ingin ditelan mentah oleh rasa penasaran, Jia pun mengambil ponselnya, membuka salah satu browser, dan mencoba mengetikkan nama Park Chanyeol di kotak pencarian. Ia yakin bahwa dirinya akan menemukan begitu banyak hasil tentang sosok Park Chanyeol. Akan tetapi, hasil pencarian teratas menampilkan wajah yang familiar untuk Jia.
YOU ARE READING
SUGAR ( PCY )
Fanfiction"But your daughter calls me Daddy too, Sir." - Park Chanyeol