satu

25 3 2
                                    

Surabaya, 14 desember 2007

Hari ini Abimanyu lagi-lagi menyianyiakan waktu yang ada untuk berangkat ke sekolah.
Tengil, memang sudah sifat turun menurun dari sang ayah Edward Davis Abrahamsatya.

kata mama ayah nya dulu sangat sangat tengil, tapi sedari kecil ia tak pernah bertemu barangsekali pun dengan sang ayah.

Abimanyu P.O.V

"maaaaaaa" gue menguap lebar lebar saat baru saja terbangun dari tidur.

"mama gamau jawab"

"sekarang bukan waktunya ngelawak mah"

"pokoknya mama gamau jawab"

Semenjak hari papa meninggal kan kami kayanya mama sangat stres akan berita itu.

"mama masih bisa dengar kata hati kamu loh"

"apa sih ma, aku ga ngomong apa apa loh"

duh sebenernya males pake banget buat sekolah, tapi kalau ga sekolah pasti ni singa ngamuk deh, gue membatin

"BIMA! MAMA MASIH BISA DENGER! POKOKNYA DALAM HITUNGAN KE 5 KALAU KAMU BELUM OTW KAMAR MANDI,-"
mama menjeda sedikit ucapannya

"MAMA POTONG UANG JAJAN SEKALIGUS BUNGA NYA!"

Bima P.O.V end

Dengan sekali hentakan Bima sudah berdiri di depan cermin untuk melakukan ritual setiap pagi nya.

Ia mulai menuruni anak tangga demi
anak tangga di rumah nya.

Bima jadi teringat mimpi indah nya tadi malam, sesosok gadis canti dengan rambut di gerai yang semakin membuat Bima terkesima melihat nya.

Bima menyudah kan kegiatan melamun nya itu.

                                ***

Bell pulang sekolah berdering nyaring, hanya dengan nada bising itu, mampu membuat semua siswa bersorak heboh.

Bima yang pada dasar nya tengil, jahil, slengean, sudah pasti berjingkrak jingkrak diatas meja milik sekolah itu.

Bukan pemandangan aneh lagi bagi seluruh murid kelasnya, mereka sudah terbiasa dengan keunikan, keanehan, ehm kerecehan Bima karna memang itu sudah makanan mereka setiap pulang sekolah, ya, Bima yang berjingkrak jingkrak

stuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang