prolog

109 5 5
                                    

Dari kelihatan memang tidak ada apa-apanya, ringan, terbawa kemana angin meniupnya, berwarna suci seolah bersih dari dugaan mematikan dan kalau mau remahan bunga es itu bisa dilenyapkan dalam detik itu juga. Akan tetapi lain cerita dengan kedatangan massal mereka. Semburat warna putih dari tumpukan salju memperjelas dan dengan kontras menggambarkan suasana dari latar waktu dan tempat yang sama ini. Yang mana pohon-pohon masih berdiri kokoh tanpa kenampakan sehelai daun pun, orang-orang dibawahnya juga tak kalah menarik, tak peduli dengan dinginnya bunga-bunga es ini mereka tetap berkomitmen pada bidang profesinya masing-masing. Dan ini merupakan pemandangan yang sama setiap tahunnya dengan generasi yang berbeda.

Dari atas sini, Kyuhyun mencermati sekelilingnya lebih rinci, dan yang didapatinya hanyalah kesamaan. Di salah satu atap gedung yang sekarang akan ia jadikan pijakan terakhirnya, penuh emosi. Entah apa yang ada di pikirannya. Ketertekanan. Tak banyak yang bisa dilakukannya dia saat seperti ini. Ia merasa serba kekurangan akan tetapi kekosongan itu tidak akan ada yang mampu mengisinya namun sebaliknya kekosongan itu sekarang sedang digerogoti rasa tanggung jawab yang dihempaskan padanya. Hidupnya begitu monoton. Apapun yang dilakukannya tidak akan berhasil lebih, seolah ia sudah hidup dalam dejavu berkali-kali. Bukan ia menginginkan kesempurnaan, hanya saja ia merasa ada satu ruang yang belum terisi rasa puas dengan tindakan yang sudah dilakukannya. "kurasa aku akan hidup terus menerus seperti ini. Bagaimana aku akan menjalaninya? Begini saja sudah cukup".

Ia menutup matanya, menyerah. Kali ini ia membiarkan gravitasi bumi menariknya. Dalam pejaman matanya ia merasakan bagaimana pemandangan dunia dibawah sana untuk terakhir kalinya. Jujur saja tubuhnya merasakan keterkejutan yang amat sangat lantaran rasa putus asa dan ketakutan bercampur aduk. Ia bisa merasakan udara memasuki rongga pori-porinya tepat sebelum teriakan itu memasuki telinganya bersamaan direnggutnya kesadarannya.

"KYUHYUN~A!!"

"JANGAAAN!!!"

Usaha pria itu meraih punggung Kyuhyun tak sia-sia. Tubuh Kyuhyun terhempas ke lantai atap dengan mata tertutup. Pria itu bergegas bangun usai roboh ke lantai bersama Kyuhyun dan menghampirinya. Ia memeriksa hembusan nafas juga detak jantungnya.

Dua orang gadis dengan yang satunya terduduk diatas kursi roda tak jauh dari mereka tepat di pintu masuk juga menjadi saksi tindakan keterputus-asaan Kyuhyun. Gadis yang baru saja meneriaki nama Kyuhyun itu membeku, ia tidak menduga dan sama sekali tidak mengharapkan matanya menyaksikan kejadian semacam ini selama ia masih bergantung hidup pada Kyuhyun.Tak terasa air matanya mengalir dengan perasaan bersalah. Kakinya melampiaskan kuat amarahnya pada pijakan kursi roda, namun mati rasa. Dara satunya yang terlihat lebih muda darinya itu menahan gagang kursi roda tersebut dengan tangannya, ia melirik gadis itu, entah sangaja atau tidak, rasa iba itu datang dengan sendirinya.


thanks buat yang uda baca :) jangan lupa kritik dan sarannya ya


CAN YOU HOLD ME?Where stories live. Discover now