#04

13 0 0
                                    

"Anak Teman Mama"

Mama memintaku menemaninya arisan ke rumah tante Yuyun. Belum ada lima menit aku sampai rumah, mama sudah menodong ku dengan permintaan andalannya. Tidak ada pilihan lain, jika aku menolak bisa-bisa jatah uang saku ku dikurangin.

"Nadaa", teriak mama.
"Iya ma", sahutku.
"Buruan nad, acaranya setengah jam lagi dimulai".
"Sebentar ma".

Saat aku keluar kamar, mama langsung menyambar lengan ku. Kang Deden, supir pribadi di keluarga kami. Dengan menekan pedal gas, kami melaju sangat cepat.

Kang Deden menunggu di teras bersama supir yang lainnya. Kami sudah mengajak Kang Deden masuk, ia menolak dan memilih duduk di teras saja.

Mama mengenalkan ku pada teman-temannya. Tidak ada satupun teman sebaya disini. Sungguh membosankan berada ditengah ibu-ibu yang pada asyik mengobrol.

Saat aku melihat kearah taman belakang, aku melihat seseorang yang ku kenali meskipun tidak melihat langsung. Kakiku tidak bisa diajak kompromi, dia melangkah terus kearah orang tersebut. Dan aku hilang kendali, aku sudah tepat dihadapannya.

Siapa lagi kalau bukan Dava. Dia melongo melihatku berada didepannya.

"Ka- kamu?", Kata Dava kikuk dan menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Nemenin mama", jawabku seadanya dan duduk tepat dihadapannya.
" ", bukan menjawab, dia malah menatapku dingin.
"Dia mulai lagi" gerutuku.
"Kamu bilang apa?, tanyanya"
"Emh tidak ada".
"Giliran ini saja dia nyahut", batinku.

Dava dipanggil mamanya untuk masuk kedalam dan disusul mamaku juga.

"Dav, kenalin ini Nada anak teman mama, cantik kan?", kata mama Dava.
"Sudah kenal ma", jawabnya singkat.
"Ini anak kamu rin?", tanya mama.
"Iya Nay, gantengkan", jawab mama Dava.
"Ini loh anak yang pernahku ceritakan padamu", jelas mama.
"Yang nyelamatin anak kamu?", tanyanya lagi.
"Iya rin", jawab mama singkat.
Lalu mama dan mama Dava tertawa, kami berdua hanya melihat tanpa ekspresi apapun.

Tante Yuyun lupa membeli es batu, jadi hanya ada kami berdua yang paling muda.

"Jangan aku, Dava saja", batinku.
"Dav, beliin gih es batunya!" Perintah mama Dava.
"Iya ma", jawabnya.
"Nad, temanin tuh Dava nya", pinta mama.
"Emh mama", kataku dengan memelas.
"Saya aja tan, gak apa-apa", kata Dava.
"Buruan Nada temenin nak Dava", kata mama.
"Iya deh ma", jawabku malas.

Sepanjang jalan kami sibuk dengan pikiran masing-masing.
Begitu seterusnya sampai kami berada dirumah tante Yuyun lagi.

Sudah malam, mama menyuruhku pulang terlebih dahulu. Dan aku menangkap ada yang aneh kali ini.

"Abang, antarin Nada pulang ya!", kata mama Dava.
"Jangan abang lah ma", jawabnya menolak terang-terangan.
"Mama lagi tidak mau berdebat, kamu antarin Nada sekarang!", perintah tante Yuyun.
Dava menatapku dingin.

Kilas BalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang