2. I'm in Love

1K 21 2
                                    

-Bagaimana cinta berbicara, seperti apa cara cinta menjadi pengisi di setiap langkah ragu para hati yang mencinta, kau tidak akan pernah bisa mengabaikan rasa yang berawal hanya kekaguman, lalu membisikkan namanya dengan indah dalam tidur dan terjagamu. Cinta akan selalu membuat hidupmu penuh debar, cerita yang tertulis dalam sebuah kanfas kehidupan, merajai di setiap generasi, di awali debar, keindahan, kerumitan, rintangan, dan jika kau bisa tetap bersama kala semua itu terlewati, kau berhasil menemukan sosok yang benar-benar layak untuk kau perjuangkan.-

-Lestari Tjiong-

I Love You
.
.

#Flashback...

Hembusan angin membawa aroma seperti mau hujan menerpa wajah ayu, Fierly yang berjalan seorang diri dengan telinga terpasang earphone. Stelan yang ia kenakan membuatnya terlihat seperti seorang pria, namun senandung yang di lantunkannya menunjukkan jati dirinya sebagai seorang gadis. Langkahnya berhenti, di depan sebuah pagar dari kayu dengan cat berwarna hijau. Pagar itu terlihat begitu menyatu dengan rerumputan yang tumbuh subur, membuat suasana seperti di sebuah desa.

Nyatanya, tempat ini terletak tidak jauh dari perkotaan, manik Onyx-nya berbinar kala cahaya lampu taman menerpa wajah manisnya. Tepat lima belas meter darinya, terdapat rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas, beberapa pohon rindang tumbuh subur, disambut dengan taburan pohon bunga Daisy yang seakan menari mengikuti terpaan angin. Ada yang asing dari rumah itu, tepatnya seorang pria yang duduk termangu di bawah naungan pohon mangga nan rindang, tempat favorit Fierly saat datang ke rumah saudarinya. Kini kursi taman berwarna hijau tua itu seolah memiliki sosok baru yang lebih layak untuk mendudukinya. Jelas Fierly ingin tahu, siapa orang lancang yang berani menempati tempat favorite-nya.

"Kak Fierly," teguran nyaring itu menarik perhatian Fierly dari pria yang juga menoleh ke arah sumber suara itu,

"Eh, sudah sejak kapan, kamu di situ Ry?" sambung si empu-nya suara pada sosok yang ia panggil Ry, yang tidak lain adalah Ary Sinaga, pemuda yang bekerja sebagai montir di bengkel mobil tepi jalan.

"Kamu kenal dia, Dek?" sela Fierly dengan tatapan tidak bersahabat,

"Tentu saja aku kenal, kok kalian datang gak bilang-bilang? Ngapain juga pada diam di sini, kenapa gak ketuk pintu?" sahut Irma cepat.

Di tatapnya kedua orang yang sangat ia kenal itu secara bergantian, menanti jawaban yang tidak kunjung ia dapatkan dari bibir Fierly maupun Ary.

"Aku cuma mampir buat istirahat aja, rumahmu, 'kan tempat yang tepat buat bersantai," jawab Ary dengan cengiran khasnya.

"Aku pun cuma sekedar lewat," sela Fierly menjawab pertanyaan Irma, seraya melepas topi yang tadi ia kenakan.

Surai hitam sepinggang dengan sedikit berombak itu, meluncur bebas kala topi yang di kenakan Fierly terlepas. Wajah manisnya terbingkai sempurna dengan segurat senyum yang di kulumnya, hal itu sempat menyita perhatian Ary sebelum akhirnya membalas senyuman gadis yang sempat menatapnya penuh ke kesalan.

"Ary Sinaga," tuturnya memperkenal, 'kan diri, uluran tangannya di sambut ramah gadis yang membuatnya berdebar meski baru di pertemuan pertama,

"Fierly Natasya, Kakak sepupu dan juga sahabat Irma," Fierly balas memperkenalkan diri.

Seperti biasanya gadis cantik yang agak tomboy itu memang pintar bergaul, ia bahkan sudah sangat akrab dengan Ary, meski baru saja saling mengenal. Tanpa Fierly sadari sifatnya yang manis di balik sikap urakkannya-lah yang membuat para teman pria menginginkan ia menjadi kekasih mereka, begitu pula dengan Ary.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang