Cerita 2 bagian 1

476 14 7
                                    

Haloo guys....
Ada sedikit cerita nih, pastinya masih berhubungan dengan impian. Yuk langsung simak aja ceritanya...
.
.
.
~Happy Reading~
❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Masih cerita tentang kisah Rara(nama samaran)

Pagi yang cerah diiringi dengan kicauan indah burung burung yang menari membuat sebuah gambar hati di langit.

Rupanya tak hanya langit yang cerah, tapi wajah Rarapun tampak ceria dan berseri seri.

Dengan semangat Rara mulai melangkahkan kakinya menuju sekolah. Hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu oleh Rara, karena hari ini adalah hari seleksi Olimpiade Matematika.

Olimpiade inilah yang ditunggu tunggu oleh Rara selama sepekan terakhir ini. Selama sepekan ini Rara selalu berlatih untuk mengikuti olimpiade ini.

Setelah berjalan selama kurang lebih 20 menit sampailah Rara di sekolah tercinta yaitu SMPN Cerdas Bangsa.

Waktu seleksipun sebentar lagi dimulai. Tak terasa keringat dinginpun turun dikening Rara. Rara merasa sangat gugup dan takut.

Tiba tiba saja harapan Rara untuk memenangkan Olimpiade Matematika runtuh seketika. Karena melihat banyaknya saingan.

Sedangkan Rara saat ini masih duduk dibangku kelas 7 sangat sedikit peluangnya untuk menang. Masih banyak kakak kelas Rara yang lebih pandai dan berpengalaman dibanding Rara.

Ketika Rara memasuki ruangan seleksi Rara sudah tidak mood untuk membaca buku lagi. Waktu mengerjakan soalpun dimulai.

Soal demi soal Rara kerjakan dengan sebaik mungkin sambil dalam hati ia berdoa semoga jawabannya benar.

Waktu 2 jam untuk mengerjakan soalpun telah usai. Rara merasa panik karena ia belum selesai mengerjakan soal soal tersebut.

Satu demi satu peserta yang mengikuti seleksi mengumpulkan hasil pekerjaannya dan keluar. Tinggalah Rara seorang diri yang masih bertarung melawan soal soal tersebut.

Tangan Rara pun mulai bergetar, fikiran Rara sudah tak fokus sedangkan ada dua soal yang belum dikerjakan. Rara terus saja memaksakan untuk menjawab soal tersebut sampai pengawas menarik lembar jawaban Rara.

"Waktu mengerjakan soal telah habis,"ucap pengawas tersebut.
"Tapi pak, saya belum selesai mengerjakan soal itu,"ucap Rara sedikit memelas.
"Selesai tidak selesai lembar jawaban ini harus dikumpulkan,"ucap pengawas dengan tegas lalu pergi meninggalkan Rara.

Rarapun semakin tidak yakin dirinya akan lolos seleksi. Saat ini Rara sudah tak mengharapkan untuk lolos ke Olimpiade Matematika tingkat kabupaten.

Beberepa hari kemudian.....
Tibalah saatnya pengumuman juara Olimpiade Matematika tingkat sekolah.

Entah mengapa jantung Rara berdegup dengan kencang. Tanpa disangka nama Rara disebut, itu artinya Rara termasuk juara Olimpiade Matematika.

Rara masih saja diam ditempat karena ia kira yang disebut itu bukan namanya. Tetapi teman teman Rara menyuruh Rara untuk ke depan.

Dengan kaki yang bergetar Rara maju ke depan. Saking gugupnya topi yang Rara pakai jatuh ke lapangan, sontak saja terdengar gelak tawa dari beberapa orang.

Rara tak peduli dengan orang orang yang menertawainya ia masih saja melanjutkan langkahnya untuk ke depan. Dan ternyata memang benar nama yang dipanggil itu memang dirinya.

Rara merasa sangat tidak menyangka hampir saja air mata haru lolos menuju pipinya. Untung saja ia mampu menahan air mata tersebut.

Karena Rara berhasil juara di Olimpiade Matematika ini(meskipun tidak juara satu) tapi Rara berhak untuk mewakili sekolahnya untuk Olimpiade Matematika tingkat kabupaten.

Sebulan penuh Rara dan teman beserta kakak kelasnya mengikuti bimbingan untuk mewakili sekolah di Olimpiade bidang study Matematika.

Akhirnya tibalah waktu Olimpiade Matematika. Rara mengerjakan soal dengan bingung karena soalnya tidak masuk akal.

Waktu untuk mengerjakan soalpun telah habis. Seperti biasa Rara mengumpulkan jawabannya paling terakhir, bukan karena ia teliti dalam mengerjakan soal melainkan ia bingung harus menjawab apa.

Tibalah saat pengumuman juara juara Olimpiade. Rara sudah sangat tidak yakin ia akan mendapat juara.

Tetapi sejujurnya ia sangat ingin menjadi juara karena yang menjadi juara akan dibimbing disalah satu Universitas ternama di daerah Bogor yaitu IPB.

Lagi lagi Rara tak menyangka karena dirinya mendapatkan juara yah meskipun bukan juara satu. Tetapi Rara merasa sangat bahagia karena itu tandanya ia juga akan dibimbing di kampus IPB.
.
.
.
Bersambung
Karena ceritanya kepanjangan jadi aku bikin menjadi dua bagian. Untuk bagian ini tidak ada quotes nya ya, quotes bakal ada di bagian selanjutnya. Jadi jangan lupa baca ya bagian selanjutnya.

Budayakan vote dan coment.

~Thanks For Reading~
❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Reach Your DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang