Kalau bukan karena dering ponsel Abell yang memutar lagu So am I milik Ava Max dengan volume full yang memekakkan telinga, Abell nggak akan terlonjak dari alam mimpinya yang sedang bermain air di pantai.
Isabella Feranina Thamrin, atau sering dipanggil Abell itu bangun dari tidurnya dan langsung mengambil Iphone yang berada di atas nakas samping kiri tempat tidurnya.
Rupanya itu panggilan dari Navissa, sahabat sekaligus teman kuliahnya.
"Abell!!! sepuluh menit lagi gue on the way kampus. Awas lo kalo telat!"
Suara cempreng Navissa yang terdengar dari iphone milik Abell, langsung membuat dirinya bangkit dari ranjang."Hah, emang ada apaan sih?"
Abell menguap seraya berjalan ke arah kamar mandi."Elah, jangan bilang lo lupa kalo hari ini ada seminar motivasi di audit?!"
'What'
Astaga, Abell benar-benar lupa kalau hari ini ada acara yang katanya ada seminar di kampusnya.
"Enggak lah, ya udah gue mo mandi dulu!" Ujar Abell berbohong sambil berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Omg hello!!! udah jam segini lo baru mau mandi!" Suara Navissa terdengar meninggi dari seberang telepon.
"Pokoknya lo mesti tungguin gue ya di depan kampus! Oke bye!" Abell mematikan sambungan telepon secara sepihak.
Abell nggak akan membuang waktu banyak. Setelah membersihkan diri dan berpakaian tidak lupa dengan memoleskan sedikit make up di- wajahnya yang bisa dibilang cantik untuk ukuran orang Asia. Ia langsung ke kitchen set miliknya dan membuat roti panggang dengan selai kesukaan -nya, nutella.
Abell mendaratkan bokongnya ke kursi pantry dan langsung melahap roti itu sampai habis. Tidak ada waktu lagi untuk membuat sarapan Wah, karena bagi Abell makan selembar roti pun di pagi hari sudah cukup untuk mengisi perutnya hingga waktu jam makan siang nanti. Abell menenggak habis segelas susu full cream buatannya.
Ia kemudian memakai high heels setinggi 7 cm berwarna pastel favoritnya dan bergegas keluar dari apartemennya.
Abell yang kini berusia 26 tahun tengah melanjutkan pendidikan gelar masternya di Melbourne, Australia.
Di negaranya sendiri, Indonesia, Abell sudah lulus mendapatkan gelar Sarjana Desain yang berfokus pada Desain Interior. Dengan IPK yang memuaskan 3,85 Abell lulus pada umur 22 tahun di salah satu PTN terbaik. Setelah lulus pun Ia sudah bekerja selama lebih dari tiga tahun di biro arsitek ternama di Jakarta sebagai interior designer, dengan pendapatan yang bisa dibilang cukup besar. Tapi Abell masih belum puas dengan pencapaiannya. Karena Abell ingin membuka usaha biro arsitek miliknya sendiri.Maka dari itu Ia ingin menambah pengalaman dengan melanjutkan pendidikan gelar Master of Business di La Trobe University. Dengan bekal scholarship yang Ia dapatkan, Ia siap untuk mengejar mimpinya di Negeri Kanguru tersebut.
****
Abell melangkahkan kakinya ke dalam gedung bertingkat, tempatnya menempuh ilmu. Ia melihat Navissa sudah berdiri di depan pintu masuk kampusnya dengan wajah yang di tekuk kesal.
Navissa, teman kuliahnya saat ini sekaligus teman semasa Abell memakai seragam putih abu-abu. Ketika di bangku sekolah menengah atas, Abell dan Navissa memang cukup dekat, mereka pernah sekelas selama dua tahun, saat kelas sebelas dan kelas duabelas. Ditambah selama kelas duabelas mereka menjadi chairmate, dan berujung menjadi sahabat hingga saat ini.
Navissa melambaikan tangannya begitu melihat teman yang ditunggu-tunggunya tiba.
"Kemana aja lo, lama banget di- tungguin!" Ujar Navissa nyalang sambil melihat jam DW dipergelangan tangannya. "Hampir setengah jam lho, lo kira nggak capek apa berdiri sendirian kayak orang bego didepan pintu gini," Tambahnya dengan bibir yang dimajukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartement & A Baby
ChickLitGoals dalam hidup manusia bisa saja terwujud. Tetapi tentu tidak gratis. Butuh usaha,dukungan, doa, dan masih banyak lagi. Terkadang manusia khilaf. Sama halnya dengan kedua insan yang terlalu egois untuk membuat keinginan itu harus menjadi nyata...