Part 3- Hujan

11 1 0
                                    

Naina pulang kerumah, untuk beberapa saat ia berpikir. Mengapa ia harus bertemu Hamdan? Dan perjanjian itu? Ah sudahlah itu membuat Naina menjadi tak karuan. Lagi pula itu hanya perjanjian tak berarti, pikir Naina.
.
"Naina" suara sang ibu membuatnya kaget, tampak ia sedikit panik saat mulai menyadari ibunya sedang mencurigai sesuatu.
Tangannya yg memang sedari tadi merah kini menjadi titik pusat perhatian sang ibu.
"kenapa tanganmu?" tanya sang ibu sedikit curiga.
Naina menggelengkan kepala dan mencoba memberikan penjelasan se logis mungkin pada ibunya, syukurlah ia berhasil meyakinkannya.
.
Naina bergegas mandi dan melaksanakan shalat , ditengah tengah shalatnya itu ia lupa sudah rakaat berapa, alhasil dia memaksakan ingatannya dan melanjutkan shalat sesuai dengan apa yang dia ingat. Selepas shalat ia membuka mukena nya sambil berkata "dasar setan" dan org yg dibenaknya saat ia bilang setan adalah Hamdan, iyaa dia setan yg saat shalat tadi selalu berputar dikepalanya, pikir naina.
.
Hari mulai malam, gemericik hujan membuat suasana malam sangat mencekam terlebih dirumah Hamdan yang sangat besar itu, Hamdan sedari tadi ia hanya mengetuk ngetuk meja dengan pulpen yang ia pegang, entah sedang apa ia disana, yg terlihat hanya buku kecil berwarna gelap, yang kalau ia sudah memegang buku itu, maka artinya dia sedang menulis lirik lirik sajak didalamnya. Tak banyak yang tahu memang kalau Hamdan penyuka sastra yang satu ini. Dia melankolis tapi tidak lebay. Ia menatap ponselnya tampak sebuah nama tiba tiba muncul dilayar itu "Naina" ucap hamdan bingung "kenapa dia menelponku" pikir hamdan.
.
Hamdan : Hallo
Naina.     : ........
Hamdan : Hallo naina, apa kau.                           Mendengarku ?
Naina      : .....
Hamdan :Naina???
.
Entah apa yg terjadi pada gadis itu,hamdan bergegas keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi. "Hamdan mau kemana?" tanya sang ibu, "ada urusan bu" jawab hamdan seadanya tanpa menoleh siapapun disana. Ia bergegas membawa mobilnya untuk tahu apa yg terjadi pada gadis itu, ia pergi ke gedung yang tadi siang ia datangi untuk menemui naina. Tapi tak ada satupun orang disana yg ia lihat, hanya pak satpam yg tampak asyik menonton tv. "permisi" hamdan mencoba bertanya tentang naina tapi satpam itu mmenjawab naina sudah pergi sejak tadi sore. Hamdan lalu  memutskan untuk pergi kerumag naina.

Naina House
.
Ring...ring..
Suara bel rumah berbunyi, ibu naina mengira anak nya sudah pulang namun yang ia lihat seorang pria yanng tak asing lagi baginya "Hamdan?"
Hamdan bertanya tentang Naina, namun ibunya Naina bilang "naina pergi sejak tadi sore untuk membeli makanan,dan kemungkinaan besar ia sedang menunggu hujan reda".
Hamdan frustasi mendengar kata"  itu, kalau naina tak ada  dirumah sudah dipastikan ia dalam keadaan bahaya..
Hamdan memikirkan tentang Naina, semua kemungkinan buruk tiba tiba muncul dalam kepalanya,ia tak bisa bernafas dengan baik sekarang.
.
Hamdan menyusuri setiap sudut dikota itu, ia berharap dapat menukan Naina,,kini tak ada satupun titik yang luput dari matanya. Tapi sayang tak ada gadis itu disana.
.
Hujan yang tadi sebenarnya sudah berhenti kini kembali membuyar dilangit malam kota Dubai, hati Hamdan cemas memikirkan naina, entahlah seseorang yang baru dia kenal itu benar benar menyusahkannya, seharusnya ia tidak peduli tapi sayang, gadis itu terlalu indah untuk di lupakan.

sejenak Hamdan menepikan mobilnya dipinggiran jalan Dubai yang tampak sepi, ia mendengus prustasi, sambil memainkan HP dia mencoba memecahkan segalanya "bego!!!" omelnya pada diri sendiri, "dia kan pake GPS ngapain pusing, dasar Begooo!!!", yaaa hamdan lupa tentang GPS , seperti orang normal ia lupa segala hal ketika panik

ia menatap HP nya, dan mulai mencari titik keberadaan Naina, dan munculah titik GPS nya, yakni ditengah gurun pasir.
.
Hamdan bergegas menemui titik itu, dari kejauhan ia melihat mobil putih di tengah gurun ia melaju perlahan perlahan "Itu Naina bukan yaa, kalau iyaa ya syukur , kalau bukan kan gua juga yang repot" kata hamdan dalam hatinya, ia takut kalau kalu mobil itu adalah penjahat atau sejenisnya.

ia menghampiri mobil itu, dan.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cooming SoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang