*Taeyong's POV*
'Kyaaaa!! Taeyongie cantik sekaliiiii!!'
'Lihat matanya! Berkelip-kelip seperti bintang! Tatapan yang polos aaaahhh aku jadi ingin melindunginyaaa'
'Kiyoowoooo!!'
'Kenapa Yongie terlihat seperti anak TK? Dia seperti anak hilang di foto ini. Imutnyaaa!!'
'Jaee! Amankan bayimu! Jangan dibiarkan berkeliaran seperti inii'
Sudut bibirku terangkat separuh membaca komentar-komentar yang berseliweran di SNS tentangku. Cantik. Imut. Polos.
Aah, aku tidak tahu darimana mereka bisa begitu yakin mencapku sebagai Si Polos.
'I want you to hit and kick me, ruin me'
.
'Wake me with your whipping
Killing the night, feeling the vibe
Give me the knife, cold on my mind
You know what I mean
I like being alone
Except when I'm playing with you'Padahal kukira aku sudah cukup memberi petunjuk tentang apa yang berseliweran dalam kepalaku.
Ha. Ha.
"Aku ingin jadi Winwin. Karena dia polos."
"Oooo..."
"Aku tidak polos."
"Eiy...."
"Kau kurang polos apanya, Tae???"
"Kau mau jadi lebih polos seperti apalagi? Ya ampuuun gemasnyaa!"
Aku tak habis pikir mengapa mereka begitu yakin men-cap ku sebagai si polos. Padahal aku sama sekali tidak polos. Mana ada orang polos yang mengalami ereksi hanya karena melihat anggota grupnya memeletkan lidah dan menjilat bibirnya, eh?
Itulah yang terjadi pada juniorku di balik celana hitam ini. Salahkan Jung Jaehyun dan lidahnya yang nakal. Salahkan Jung Jaehyun dan tatapannya yang sexy. Salahkan Jung Jaehyun dan ototnya yang menggiurkan bahkan dari balik jas.
Ya. Ini semua adalah salah Jung Jaehyun.
Meski yang paling salah adalah diriku dan imajinasiku dan juga hasratku yang tak kuasa kubendung.
Aku butuh berada di dekat Jaehyun. Aku membutuhkan sentuhannya yang bagai candu.
"Kenapa, Hyung? Pusing?" Suara rendah yang semanis madu itu menyapa telinga saat kusandarkan kepalaku di bahu bidangnya begitu kami berada di balik panggung.
Damn Jung Jaehyun and his sexy voice!
Apa ia tahu apa dampak yang diberikan suara merdunya pada hati juga organ sensitifku di bawah sana? Keduanya berdenyut cepat. Bereaksi bagai tersengat listrik. Menghasilkan termal akibat aliran darah yang dipompa cepat oleh jantung.
Jaehyun-ah... Ingin sekali aku menenggelamkan wajahku di dada bidangmu. Aku ingin lengan kokohmu merengkuhku, membawaku dalam dominansi mutlak. Aku ingin dikendalikan olehmu....
"Aku bawa cokelat, Hyung. Sebentar kuambilkan." Suara indahnya kembali terdengar, disusul usapan hangat di puncak kepalaku.
Aku hanya sanggup tersenyum miris.
Curse Jung Jaehyun and his innocent mind.
Yang kubutuhkan saat ini bukan cokelat, Jaehyunnie....
Merasakan ereksiku semakin menyiksa dan tubuhku semakin panas, kuseret tubuh tinggi Youngho ke toilet. "Aku butuh bantuanmu," gumamku sambil lalu, menyembunyikan separuh wajah di antara rambut sementara menarik tubuh tinggi itu dari hadapan Mark dan yang lain.
.
.
.
"Kau senang bermain dengan api, Taeyong." Kudengar Youngho mengeluh di belakangku.
"Aku tidak bermain dengan api. Ini reaksi alamiah, Youngho!" kilahku.
Ia mendengus. "Ya, alami. Tapi kau menyengajakan kejadiannya." Bisa kurasakan Youngho menggelengkan kepala di belakangku. "Kau menyakiti dirimu sendiri, Taeyong."
Nada sendu Youngho di akhir kalimat bisa kudengar dengan jelas. Tapi aku enggan mengakuinya. "I'm not hurting myself, Youngho. It's not a pain. It's a bliss."
Lagi, kudengar ia mendengus. "Is it a bliss if you're hard because a certain person but you need someone else to help you release it?"
"Oh shut up John. You're enjoying this, too."
"Well, I have no complain about your....service?"
Kali ini giliranku yang mendengus sebal. "Kau cerewet sekali hari ini, Youngho. Fokus saja bergerak dan bantu aku keluar."
"As you wish, Princess."
Setelah mengucapkan itu dengan nada setengah mengejek, Youngho mendekap pinggangku lebih erat dan mempercepat gerakannya. Dorongan dan hantaman tubuhnya yang terkoneksi dengan tubuhku, membuatku gemetar. Erangan lolos dari kerongkonganku.
"Aaaah... Harder, John...."
"Kau benar-benar seorang masokis, Taeyong."
Merasakan tubuhku semakin terguncang dan dihantam tubuh besar Johnny dengan lebih kasar, aku tahu lelaki itu bukan mengimplikasi pada kegiatan kami saat ini.
Sementara dinding rektumku semakin dikoyak Johnny, aku menggunakan sebelah tangan untuk meremas dan memompa diriku sendiri. Tak berapa lama, hasrat yang telah terkumpul di pucuk pun menyembur keluar, membasahi telapak tangan dan pintu bilik toilet. Sementara dinding rektumku mengetat, menghimpit milik Johnny di dalam, hingga ia mengerang rendah dan menyemburkan cairan hasratnya di dalam tubuhku.
Memejamkan mata merasakan likuid hangat itu mulai merembes keluar, kubiarkan tubuhku merosot ke lantai. Sementara likuid lain yang tak kalah hangatnya mulai mengaliri sisi wajahku.
Aku begitu kotor.....
Aku tahu betul betapa kotornya diriku.
Aku sama sekali bukanlah si polos.
Kupeluk kedua lututku yang tak berbalut sehelai benang pun dan kusembunyikan wajah di antara lipatannya.
Jaehyun lah yang polos.
Dan aku sama sekali tidak pantas untuknya.
Aku terlalu kotor....
-selesai-
KAMU SEDANG MEMBACA
Havoc
FanfictionHanya penggalan cerita tentang Taeyong, Jaehyun, serta hasrat yang secara alami dimiliki manusia. Warnings : - cerita absurd - bahasa bisa jadi vulgar - setting ngacak - update random - hanya tempat penyaluran kekotoran Don't like? Just go away!