"Cahaya ku meredup..apakah ini menandakan skenario kita telah berakhir?
Dimensi waktu menunggu didepan, hadir untuk memaksa semua memori lenyap tak bersisa..senyum mu akan membentuk sebuah portal kenangan..Tertancap kokoh sangat dalam dan tersusun dalam irama lagu di malam yang kelam..Disaat ku menjadi bintang"Setelah sekian lama Steven mencintai dalam diam, ia mulai memantapkan dirinya untuk menyatakan perasaan kepada Cesya, tak peduli ia akan ditolak atau lebih buruk dari ditolak yang lebih penting ia bisa mengutarakan perasaannya. Steven mengambil secarik kertas dan sebuah bolpoin, lalu ia pun menorehkan tinta bolpoin pada secarik kertas tersebut dan mulai menulis sebuah rangkaian kata-kata.
Kalimat 'Aku Mencintaimu' itu pasti sulit dikatakan..
Cinta yang diucapkan dalam tulisan menjadi salah satu cara untuk orang seperti diriku..Layaknya Matahari di balik Awan aku terus bersembunyi, aku terlalu takut untuk menyatakan perasaanku dan hatiku bergetar, takut jika seseorang akan mengetahui perasaanku hingga akhirnya aku hanya mencintaimu dalam diam.. Namun tak selamanya Matahari terus bersembunyi dari Sang Mega, aku pun memberanikan diri untuk menyampaikan perasaanku kepada dirimu, perasaan yang selalu ku sembunyikan jauh dari sudut hatiku..
Sekarang aku ingin mengaku kepadamu..
Mengaku bahwa aku mencintaimu..
Apa kamu mau jadi seseorang yang spesial dalam hidupku?-Steven Choi
"Not bad.." ujar Zico dari belakang.
"Ih apaan si lo kepo banget jadi orang" kesal Steven pada adiknya seraya menutupi surat yang baru saja ia tulis
"Yaela gapapa kali kak.." balas Zico pada kakaknya
"Eh iya coklat yang di kulkas gua makan tadi.. itu yang siapa?" Tanya ZicoMendengar kata 'coklat' sontak saja Steven lari ke dapur dan mengecek coklatnya, namun naas yang tersisa hanyalah bungkusnya saja dan membuat Steven geram dan kesal.
"ZICOOOOO!!! LO HARUS TANGGUNGJAWAB!! COKLAT GUA LO MAKANNN!!" Teriak Steven hingga menggema disegala penjuru ruangan
"Duhhhh apalagi sih kak.. kan cuman coklat kakak bisa beli lagi" ujar sang adik
"Arghhh itu buat Cesya bego" kesal Steven
"Ya gua kan gak tau kak yauda tinggal beli lagi..ribet amat jadi orang" ujar Zico dengan nada yang ketus.Steven hanya bisa mendengus kesal lalu kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap menemui Cesya.
Steven pun sudah rapi dengan pakaian yang dikenakannya kemeja berwarna putih dengan corak hitam dan dua kancingnya yang sengaja ia biarkan terbuka, celana hitam, jaket kulit dan tak luput dari sepatu sneakers andalannya. Ia melirik jam Switch Army-nya yang bertengger di tangan kekarnya lalu Steven bergegas menyalakan mesin motor kesayangannya.
Saat di perjalanan Steven tak henti-henti tersenyum ia sungguh tak sabar untuk menemui Cesya, namun tiba-tiba..
BRAKKK...
Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menghantam Steven bersama motornya hingga Steven terpental beberapa meter.
Darah segar mengalir dari kepala Steven karena helmnya terlepas dari kepalanya, badannya terasa remuk akibat terpental, detak jantungnya pun mulai melemah, saraf-saraf pada tubuhnya tak mampu bekerja, ia hanya bisa mendengar suara dengungan, matanya pun terasa berat untuk melihat.
Sakit..
Dingin..
Tubuhku tak bisa ku gerakkan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Last forever
Teen FictionNothing lasts forever You will disappear some day As if it was never there But I'm here to remember You'll always be remembered