Prolog
Pagi hari yang cerah membuat seorang gadis kecil dengan paras cantik itu bersemangat, tidak sabar untuk segera menggoes sepeda putihnya mengitari taman. Gadis itu memilih sebuah dress floral favorite-nya yang merupakan dress floral pertama yang dimilikinya dari mendiang neneknya, gadis kecil itu mengambil dress floral itu dari lemari putihnya yang sangat besar, kemudian dia mengampil sepasang flat shoes putih dari rak di kamarnya. Dengan segera gadis cantik itu mengenakkan dress juga flat shoes kesayanganya lalu duduk di depan meja rias berwarna putih dengan ukiran-ukiran berstruktur. Menatap bayangan dirinya di cermin, gadis itu tersenyum karena merasa puas dengan apa yang dikenakkannya.
Kemudian tangannya menjalar mencari sisir bulat berwarna putih. Dengan lembut gadis itu menyisir rambutnya yang lurus dan panjang itu kemudian mengambil ujung-ujung bagian rambut depanya lalu menyatukan keduanya di tengah, ia menjepitnya dengan sebuah pita berwarna pink. Elsa mengambil mascara hitam, lalu mengoleskannya pada bulu matanya yang lentik itu. Kemudian Elsa mengambil lipbalm kesayanganya, lalu mengoleskan lipbalm berwarna merah pada bibir mungilnya lalu tersenyum puas dengan sentuhan merah di bibir kecilnya.
Merasa puas dengan penampilannya, segera Elsa menyambar tas selempang kecil berwarna putih dari atas kasurnya. Lalu segera berlari menuju halaman depan untuk segera menaiki sepeda putih dengan keranjang di depan. Elsa meletakkan tas selempangnya di atas keranjang lalu mendorong sepeda itu sampai di depan pager rumahnya. Dengan semangat Elsa menaiki dan segera menggoes sepeda itu.
Elsa menghirup udara sebanyak mungkin, merasakan angin-angin mengelus wajah dan rambutnya. Perlahan Elsa memejamkan matanya untuk menikmati suasana ini. Tanpa disadari muncul sebuah sedan berwarna hitam berlawanan arah yang sedang melaju cepat. Pandangan pemuda di dalam mobil itu teralihkan oleh suara telepon dari handphone yang di letakkann di kursi sebelahnya. Kemudian dia menekan ‘accept’ dari layar touch screen-nya. Saat hendak menjawab telepon dan baru melemparkan pandanganya lurus ke jalan, dia baru menyadari kalo ada gadis di depannya, dengan berbagai cara pemuda itu berusaha menghentikan mobilnya. Namun mobil yang sudah melaju sangat cepat itu tidak bisa di hentikan.
Saat gadis kecil itu perlahan membuka matanya, mobil hitam itu sudah berhasil menghantam dirinya dengan keras, Elsa memejamkan matanya saat tubuh mungil itu terpental jauh hingga ke belakang mobil tersebut. Tubuhnya bagai remuk, saat itu juga Elsa tidak sadarkan diri. Darah keluar dari belakang kepalanya, darah yang begitu banyak membuat dress floral yang dikenakkannya tadi berlumuran dengan darah, yang keluar dari garis-garis luka di tubuh itu.
Pemuda dari mobil itu panik dan segera melihat kebelakang melalu kaca, tubuhnya bergetar panik. Dilihatnya mulai banyak warga berdatangan yang berlari hendak menghampiri tubuh gadis kecil itu yang sudah terbaring penuh darah. Hatinya menyuruh dia untuk segera turun dan membawanya segera ke RS terdekat. Namun otaknya terus berfikir bagaimana kalo warga marah dan memukulinya? Bagaimana kalo dia membunuh gadis ini? Bagaimana kalo dia masuk penjara? Semua pikiran itu mengganggu dirinya.
Sehingga dengan segera pemuda itu menginjak gas, mobil hitam itu pun melaju cepat meninggalkan gadis kecil di belakangnya. Matanya tidak bisa lepas dari kaca sepionnya, dia dapat melihat jelas tubuh gadis yang sedang tergeletak berlumuran darah dan banyaknya orang yang hendak menolong gadis kecil itu..
****
HAI INI BARU PROLOGNYA.. SUKA GA? KASI KOMEN ATAU LIKE YAH :) THANKS
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss The Rain
Teen FictionElsa harus menerima kenyataan saat dirinya bisa melihat lagi, satu-satunya lelaki yang ingin di lihatnya sudah berbaring di peti berwarna putih. Kanker itu telah menggerogoti seluruh tubuhnya yg kekar itu, sekarang hanya kulit dengan tulang yang ter...