Kim Taehyung pernah mengalami kecelakaan kecil di usia enam tahun.
Patah tulang; akibat kenakalan bocah ingusan yang semata-mata merasa tertantang akan keliaran dunia. Berakhir melanggar aturan nyaris seperti orang dewasa. Berlari bersembunyi di balik tempat sampah di dalam gang sempit di sudut terpencil kota Daegu. Sebelum berlari lagi dan terjatuh pada lereng bukit tidak jauh dari hilir sungai dekat areal persawahan.
Ia masih mengingat seluruhnya.
Wangi embun pagi yang menggelitik penghidu, acap kali ia bergulung malas di atas rumput. Memandang nanar pada langit, menaruh impian pada awan. Berbisik sunyi pada angin, membiarkan secercah harapan bersambut oleh angin yang berhembus main-main.
Berbekal memori manis, Kim Taehyung membiarkan bibirnya menyunggingkan senyum tipis.
Membiarkan naluri yang menuntunnya untuk kembali; menginjak pedal gas jeep wrangler bekas hasil membeli dengan tabungan enam bulan. Berbekal ilmu dan insting laki-laki, merakit mesin sendiri seadanya.
Dan membiarkan deru angin yang kuasa, menuntunnya untuk pulang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Izakaya;
Sebuah rumah makan bernuansa Jepang, bergaya seperti sebuah bar. Aroma daging sapi Wagyu menggelitik penciuman Taehyung, dimana ia menuntun kakinya yang berlapis broken converse untuk melangkah mendekat, seraya membuka pintu kayunya perlahan.
"Oi, Kim Taehyung!"
Reuni kecil-kecilan. Begitu judulnya.
Tapi satu rumah makan yang dipesan hingga ruangannya nyaris penuh sesak oleh lautan manusia jelas tidak bisa dianggap remeh jumlahnya.
Dan satu senyuman tersungging; begitu ia menangkap sosok sahabat lama yang berjalan menghampiri. Seraya menyodorkan satu gelas beer dingin, pemuda itu menyapanya dengan satu kepalan terarah pada pundak, sebelum mengalungkan sebelah lengan di sekelilingnya.
"Kabar baik?"
"Lumayan."
"Tidak ingin bertanya balik?"
"Dilihat dari sini, aku pastikan kau juga, Jim." Dan ia membiarkan diri meneguk satu beernya sebelum terkekeh, "Kecuali satu yang aku yakini." Ia menyikut rusuk pemuda itu dengan siku, "Kau masih sendiri."
"Memangnya kau tidak, sialan?" Jimin mendesis; hanya untuk menyungging seringau setelahnya, "Oh, aku lupa. Gemerlap lampu panggung dan tetek bengeknya. Kau pasti punya banyak teman kencan wanita yang berbeda setiap harinya, benar?"
Sebuah kalimat retoris bernada menyindir, yang dibalas sebuah gelengan serta kekehan kecil.
Bibir bawah digigit main-main, kedua netra mendadak mengalihkan pandang. Menyusuri di antara lautan manusia. Terbalut pekat asap rokok bercampur alkohol. Bercampur bau daging yang menusuk.
Suara tawa, desis panggangan, bualan romansa, serta cerita kenangan. Sebuah bayang yang sudah lama Taehyung rindukan. Terlebih ketika ada rasa yang terpendam, kembali mebumbung ke permukaan. Membuatnya terdiam dalam khayalan.
Sepuluh tahun berlalu, apa semua masih sama seperti dulu?
.
.
.***
Short ficlets tentang Taehyung dan kawan-kawannya dalam tema sebuah reuni?
Yah,
Cuma terinspirasi sekilas dari sebuah lagu
Ed Sheeran ー Castle on the Hill
Hehe
Tag deh, soalnya kemarin ribut minta aku buat ff spesial ultah kth juga hehe♡
joliyeol
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang [spc. kth's birthday]
FanfictionKarena disini adalah rumah. -Ah, alasan. Sebenarnya, aku cuma rindu. Tentang bagaimana caramu menghadirkan cinta itu, dan menyampaikannya dengan sengaja.