Rokok pertama; dimulai ketika usia keduanya enam belas tahun.
Di halaman dekat gudang belakang Sekolah. Cukup tersembunyi dan tidak terjamah. Berada di antara puing rongsok sisa bangunan; keduanya tertawa sembari mengapit satu gelinting di antara jemari.
Menghembuskan nafas menantang angin. Membiarkan pekat tembakau perlaha merusak paru. Membakar tenggorokan menjadikan mata keduanya merah perih. Menertawakan kebodohan pertama untuk kesekian lainnya.
Hingga ia datang.
Dengan lancang menampar rokok pertama hingga terjatuh dan diinjak. Ujung sepatu hitam ternoda ampas kelabu. Mendecih remeh dengan pandangan merendahkan,
"Sampah tidak berguna seperti kalian lah yang semestinya dikeluarkan." Ketusnya, "Membolos kelas hanya untuk barang bodoh semacam ini? Otak kalian dimana, hah?"
Yang dibalas dengusan. Si Kim berlagak sok seraya berdiri angkuh dengan kedua tangan yang masuk dalam kantung. Dagu terangkat naik; pandangannya menilai tanpa peduli, "Dan apa urusanmu?"
"Waktu kalian terbuang percuma. Mimpimu akan menjadi sia-sia," Ujarnya, "Tampar otak sempit kalian dengan realita. Ketimbang sok jago dengan menyesap racun seperti itu yang menjadikan kalian semakin rendah."
Dimana Kim Taehyung merasakan amarah membumbung. Salahkan nikotin yang menggelitik adrenalin. Hingga buku jemari mengepal pada sisi tubuh menjadi pelampiasan ketika pemuda itu berujar lagi,
"Oh, salahku. Sampah semacam kalian tidak mungkin membawa otak." Kekehnya, "Setidaknya gunakan waktu kalian untuk hal yang berguna. Ketimb—"
Dan ia tidak mampu menahannya lagi.
Melayangkan sebuah bogeman penuh pada rahang si pemuda pucat yang kini jatuh tersungkur di atas tanah. Sebelum menyusulnya dengan tendangan membabi buta kea rah punggung dan dada.
Menjadikan si pucat Min terbatuk mengeluarkan darah. Tersungkur menyedihkan hingga akhirnya Park Jimin yang reflek mendorongnya menjauh.
"Kau gila,Kim? Si bangsat ini bakal mati!"
"Biar saja, Park, biar!" Geramnya, "Biar busuk di neraka bersama sampah seperti kita!"
Yang dibalas si Park dengan dengusan dan gelengan. Beralih mengalungkan sebelah lengan milik Min Yoongi pada pundak. Dengan empunya yang terbatuk gila hingga bercak darah menodai bagian depan seragam. Suara nafas tercekat yang menjadikan Jimin mendesis ngilu kala Yoongi mengerang merunduk,
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang [spc. kth's birthday]
ФанфикKarena disini adalah rumah. -Ah, alasan. Sebenarnya, aku cuma rindu. Tentang bagaimana caramu menghadirkan cinta itu, dan menyampaikannya dengan sengaja.