" Anima.. Bangun!!! Sudah siang!" suara itu terdengar menggema memenuhi ruangan tempat seseorang tertidur. Tapi, orang itu tidak mau mendengarnya.
"Anima!!! Bangun!!! " Suara itu makin keras terdengar memaksa telinga mengatakan pada mata bahwa ini sudah waktunya untuk terbuka.
Orang itu terus berteriak dan berteriak, namun orang yang tertidur itu tetap tak ingin membuka mata. Suaranya sudah berhenti, perlahan matanya bersiap terbuka untuk mulai bangun dan memastikan. Setelah benar - benar aman, nyatanya ia kembali tidur. Tak sampai satu menit ia menutup kelopak mata yang beratnya layaknya magnet, sesuatu datang dan "Byur!!" , air jatuh tepat mengenai wajahnya, kepalanya, kasurnya.
"Hei, mau sampai kapan kamu tidur ha?! Kamu kan bukan putri tidur!"
"Emang bukan putri tidur, aku mungkin sang putra tidur."."Sudahlah, cepat ayo bangun dan mandi. Aku mau ajak kamu pergi ke sesuatu tempat, jadi siap-siap sekarang sana! "
"Sebelum itu akan ku jelaskan sebuah ilmu pengetahuan untukmu wahai nyonya, bahwa kasur yang nyaman dan sejuk ini memiliki daya tarik gravitasi melebihi medan magnet. Jadi,.." belum sempat kata-kata itu selesai, gadis itu langsung memotong perkataannya.
"Cepat bangun !!! atau ku angkat kamu bersama kasur penuh gravitasimu itu ke kamar mandi lalu kugosok sampai kinclong " ucap gadis itu sembari mengepalkan tangan kanannya ke arah muka orang yang masih berbaring basah kuyup di atas kasur itu.
"Baiklah aku menyerah kawan." orang itu mengangkat kedua tangannya tanda ia telah menyerah dalam pertarungan memaksakan kehendak ini.
Gadis itu tersenyum bahagia seperti seorang tentara yang mendapat sebuah tawanan. Orang itu akhirnya membawa badan basah kuyupnya itu berjalan menuju kamar mandi dengan penuh rasa kekalahan. Waktu tidurnya yang berharga dan itu di hari libur! Coba bayangkan betapa malasnya bangun pagi di hari libur. Dan begitulah, bangun pagi di hari libur seperti bukan kebiasaan lagi semenjak televisi dipenuhi acara yang tidak membuatnya tertarik untuk bangun di pagi hari, di hari libur.
Orang itu memasuki kamar mandi lalu menyalakan air. Orang itu seorang remaja bernama Anima Koi, biasa dipanggil Anima. Nama yang aneh dan akan menjadi bahasan untuk orang-orang yang menemuinya nanti. Seseorang yang sudah berumur 15 tahun hampir mendekati 16 tahun tapi masih tahun depan. Ia baru lulus dari sekolah menengah pertama dan ini hari liburannya. Jangan pernah bertanya ia akan melakukan apa di waktu liburannya. Ia hanya berada di dalam kamarnya dan melakukan hal yang menurutnya menyenangkan, seperti tidur misalnya.
Anima tidak pernah berpikir akan pergi keluar rumah untuk bermain. Lagipula ia tidak memiliki seorang teman pun untuk bermain di sini. Ia juga menutup diri untuk siapapun, mau itu lelaki atau perempuan. Ia benar-benar menjalani liburan ini sendiri, awalnya.
恋恋恋
Mandi dengan air biasa hari ini merupakan kesalahan terbesar bagi Anima. Semalam hujan dan udara menjadi sangat dingin. Dan 'bingo!' air nya menjadi sangat dingin. Anima bagaikan sedang mandi di kutub utara. Ia seharusnya merebus air dan menambahkan air rebusan itu untuk mandi. Tapi, sebagai lelaki ia itu harus kuat! Ya! Kuat!, harusnya.
Gayung demi gayung air mengalir ke tubuh yang hangat. Terasa air itu seperti es yang baru saja turun dari gunung atau es yang baru keluar dari lemari es. Ya pada kenyataannya Anima sama sekali belum pernah merasakan es mengalir ditubuhnya, tapi menurutnya ia takkan sanggup melakukan hal aneh yang dilakukan oleh orang-orang banyak dengan menumpahkan ember penuh berisi air dan es. Membayangkannya saya sudah malas sekali. Anima menatap langit-langit kamar mandi terdiam. "Bagaimana nanti rasanya saat dimandikan ya?" pertanyaan itu berputar dalam benak Anima.Mandi pagi seakan menjadi perjuangan berat untuk orang seperti Anima. Ia berjalan keluar dari kamar mandi menggigil karena dingin. Badannya bergetar layaknya mesin yang baru saja dinyalakan.
"Hey.... Kamu kenapa Nim?" wanita itu bertanya kepada Anima seakan ia tidak pernah melihat manusia yang sedang kedinginan karena air kamar mandi yang seperti es."Brrr.. Aku habis berkunjung ke kutub bertemu saudaramu." Jawab Anima dengan ekpresi datarnya dilengkapi getaran dingin dari reaksi tubuhnya.
"Hahaha, memangnya kau tau siapa saudaraku?"
"Tentu aku mengetahuinya. Beruang kutub besar yang bilang padaku tadi." jawabnya sambil terus berjalan menuju kamar tanpa menghiraukan kehadiran gadis itu dalam rumahnya."Enak aja kamu ya!!! dasar cumi! " balas gadis itu sembari mengejar Anima yang sudah masuk terlebih dahulu ke kamar dan mengunci pintunya.
Gadis yang sudah menjajah rumah Anima tadi adalah anak tetangga. Namanya Miya, badannya tidak seperti beruang kutub. Tapi sifatnya itu yang seperti beruang kutub. Kuat seperti beruang dan kadang tidak dapat dideteksi walau menggunakan inframerah. Seperti kejadian tadi saat ia membangunkan Anima dari hibernasi panjangnya, sangat terencana dan tak dapat terdeteksi. Membangunkan Anima yang sedang tenggelam dalam nirwana mimpi yang mengikatnya jauh dari realita hidup yang mungkin saja tidak ingin dilihatnya, untuk saat ini.
恋恋恋
Sampai di kamar Anima mempersiapkan dan mencari baju yang nyaman dipakai. Setelah lama mencari dan memikirkan, akhirnya ia memutuskan menggunakan kaus putih dan celana jeans biru. Setelah ia selesai dengan masalah memilih pakaian, ia langsung menuju ruang makan untuk menikmati makanan sisa semalam yang ditinggalkan orang tua Miya padanya.
Anima menyelesaikan makannya dengan tidak nyaman karena di depannya duduk Miya yang menatap tajam padanya menunggu ia segera selesai. Tanpa ba bi bu, langsung saja Miya menyeret Anima keluar dari sarang tercintanya. Di sana sudah terparkir mobil keluarga Miya yang ternyata sudah siap terparkir sedari pagi menunggu kedatangan Anima. Anima bertanya-tanya "Kenapa harus memakai mobil keluarga Miya?". Alasan dibalik itu ialah karena Miya memboyong seluruh keluarganya untuk ikut pergi. Ya memang itu juga mobil mereka sih.
"Kita mau kemana si? emang perlu seburu-buru ini?" tanya Anima pada Miya yang sudah menarik-narik tangannya untuk bisa cepat masuk ke dalam mobil.
"Nanti kamu juga tau." jawab Miya sembari tersenyum riang.Mobil berjalan meninggalkan rumah menuju sebuah tempat yang tidak Anima ketahui. Entah mereka mau membawanya kemana, Anima hanya duduk terdiam menyandarkan dirinya ke jendela mobil, memandang langit yang bergerak melalui mereka. Anima akhirnya ikut Miya dan keluarganya pergi, lagipula di rumah juga ia hanya akan tidur diatas kasur magnetnya itu selama liburan, pikirnya.
恋恋恋
Akhirnya mobil yang sudah mengelilingi kota itu sampai di tujuan. Sebuah pusat perbelanjaan besar di kota Jakarta, tempat Anima saat ini hidup. Setelah beres memarkirkan mobil, mereka langsung saja menuju supermarket dan bagian alat tulis kerja. Saat Miya melihat- lihat harga buku tulis Anima bertanya pada Miya dengan sedikit rasa penasaran.
"Miya untuk apa kita beli buku tulis?" tanya Anima sembari menunjuk kearah barisan buku yang tersusun rapih.
"Ya, buat sekolah, lah, " jawabnya ringkas.
"Kan sekolah masih lama mulainya? Ngapain beli sekarang?" Anima bertanya kembali pada Miya.
"Iya. Lama banget... Kira kira 2 hari lagi udah masuk, " jawabnya santai
Dengan wajah datarnya Anima membeku dan mencoba memproses jalan pikirannya yang terhenti menerima informasi itu. "Sudah berapa lama aku tidur?".恋恋恋
Loha. Cerita ini baru sempat ditulis kembali. Ini adalah Chapter pertama dari Anima Koi. Semoga bisa menghibur. Saya menerima kritik dan saran. Jadi jangan lupa vote dan comment nya ya biar bisa lebih baik lagi ceritanya!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Anima Koi
Teen FictionAnima adalah seorang remaja yang biasa saja dan pemalas yang kini duduk dibangku SMA . Ia adalah seorang yang pernah menyukai dunia perwibuan, namun sesuatu mengubahnya hingga dia meninggalkan kesukaannya itu. Waktu silih berganti, hari-hari nya ber...