3

5.8K 623 116
                                    

"Bagaimana mungkin bisa Lee Taeyong tak hadir di pertemuan project pertamanya!"

"Maafkan dia hyung, dia sedang tak enak badan." Jaehyun berusaha menjelaskan keabsenan Taeyong pada sang produser. Ruangan produksi begitu senyap. Hanya ada tiga staff produksi dan Taeil yang duduk di ujung ruangan memperhatikan percakapan mereka dengan pandangan datar. Jaehyun tak mengerti mengapa sang produser begitu emosi saat mengetahui Taeyong tak datang.

"Mengapa dia sangat tidak profesional? Dan ngomong-ngomong... apakah dia sudah menggodamu, Jaehyun-ah?"

Jaehyun mengernyit mendengar perkataan dan melihat seringai sang produser.

"Mengapa kau kaku begitu Jaehyun-ah jujurlah saja."

"Maksud hyung, apa?"

"Kau sangat polos Jaehyun-ah. Aku tahu kau penggemar Taeyong, tapi kau salah satu orang yang berhasil ia kelabui. Aku yakin dulu dia yang menggoda duluan dan saat tak mendapatkan apa yang ia inginkan, dia mengajukan gugatan. Dasar rubah. Itulah dunia hiburan. Fansnya begitu bodoh hingga terus saja membelanya. Mungkin hari ini bukan hari baikku. Padalah aku sudah sangat ingin bertemu dengan rubah itu." Wajah produser itu begitu terlihat menyimpan amarah dan terus saja menghina Taeyong. Tersirat jika dia mempunyai dendam yang tersembunyi.

Keadaan di ruang produksi mencekam. Para staff hanya bisa diam berpura-pura sibuk dengan pekerjaannya dan Taeil sepertinya tak berniat ikut campur.

Ini sudah melebihi batas.

Rahang Jaehyun mengeras, genggaman tangan mengepal kuat. Ia berusaha mengendalikan diri agar tidak melemparkan tangannya ke mulut laki-laki yang duduk dihadapannya.

"Tutup mulutmu! Aku tak butuh produser yang tidak mempunyai perasaan sepertimu. Ingatlah kau juga ikut memproduseriku karena kau juga membutuhkanku untuk mendongkrak namamu. Jangan berani-berani kau menampakkan wajahmu dihadapanku!"

"Jangan bicara omong kosong! Kau mau menghancurkan albummu?"

"Aku akan memproduseri albumku sendiri. Aku sudah banyak berlatih dari pengalaman dan aku mempercayai kemampuanku. Ingat! Kau akan sangat menyesal dengan semua perkataanmu tadi! Camkan itu!" Jaehyun langsung melangkah menuju pintu dan menutupnya dengan sangat keras meninggalkan Taeil yang menatap sang produser dengan tatapan tajam.

Taeil berdiri lalu berjalan mendekati sang produser yang masih kaku mendengar amukan dari Jaehyun. Taeil menyangga tangan kanannya tepat di meja belakang sang produser duduk. Wajah Taeil mendekat ditellinga sang produser.

"Aku tak menyangka agensi ini mempunyai seorang produser yang hanya bermulut besar. Aku sudah merekam semua hinaanmu kepada Lee Taeyong. Jika aku mendengar berita kau menuntut pembatalan kontrak dan menyalahkan Jaehyun sebagai penyebabnya, tunggu saja tuntutan balik dariku karena kau sudah dianggap merusak nama baik Lee Taeyong. Aku yakin karirmu di Korea akan hancur."

Taeil menarik sudut kiri bibirnya. Ia sedikit memberi jarak dan tangan kanannya kini menepuk tiga kali di bahu si produser yang hanya bisa memasang ekspresi terkejut.

Taeil berbalik dan menatap tiga staff yang lain. "Aku yakin kalian tahu siapa yang benar dan yang salah disini. Aku harap kalian juga tak membuat omong kosong belaka. Semoga ini akan menjadi pertemuan terakhir kita, produser dan... aku permisi."

Taeil pun keluar dari ruang produksi dan langsung menelpon sang atasan.






















Jaehyun memukul-mukul bantal sofa di ruangan pribadinya. Cara inilah yang sering ia gunakan untuk meredam emosinya. Ini hasil ajaran dari Taeil karna pada dasarnya Jaehyun memang mudah terpancing emosi.

The Love I Need (JAEYONG)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang