Wahai Melur Jelita yang ku sayang,
Hanya engkaulah pujaanku seorang;
Terasa hatiku sekarang, yang gelap menjadi terang,
Kerna dikau seorang.
Senyumanmu yang memanja, sangatlah mempesona,
Siapa yang tidak tertarik, kala dirimu melirik;
Diriku tidak tertahan, menahan rasa di dalam dada,
Ingin sekali aku menyunting akan dirimu,
Wahai Melur Jelitaku.
Wahai Melur Jelitaku,
Sesungguhnya dikau tidak mempropagandakan harumnya dirimu,
Namun, dengan sendirinya harum semerbak dirimu itu tersebar di sekelilingmu;
Sungguh, dirimu sangatlah sederhana,
Walaupun dikau sama sekali tidak bercahaya,
Namun, dikau menggoyahkan setiap jiwa dan raga.
Wahai Melur Jelitaku,
Engkaulah idaman hatiku:
Akan ku serahkan diriku,
Hanya untuk kamu,
Wahai Melur Jelitaku.
Wahai Melur Jelitaku,
Akan tiba pada di satu ketika,
Dirimu 'kan disanjung dan dipuja;
Dan haruman semerbakmu itu,
Akan mewarnai dunia yang fana.
YOU ARE READING
Coretan Hati Sang Pemimpi
PoetrySebuah antologi puisi mengenai kehidupan dan segala perkara-perkara yang rawak mengenainya. An anthology of poems related to the life and all random things which related to it.