Jimin tidak pernah menyukai satupun dari anggota keluarganya terutama Taehyung, saudara tirinya. Ia bahkan tak menyukai pemuda itu sejak mereka bertemu untuk pertama kalinya hingga sekarang. Tapi Taehyung justru bersikap sebaliknya, menyayangi Jimin...
Jimin bangkit dari duduknya dan meneriaki Jungkook yang tanpa sengaja menabrak meja yang sedang digunakannya untuk belajar, membuat air di dalam gelas yang berada di meja itu tumpah membasahi buku-bukunya. Jimin sangat marah, ia bahkan mengabaikan Jungkook yang sedang tersungkur di hadapannya tanpa berniat menolong bocah itu.
"LIHAT PERBUATANMU, KAU PUAS SEKARANG?! PUAS TELAH MENYUSAHKANKU?!".
Jungkook tak menjawab, ia bahkan tak bergerak sedikit pun dari posisinya dan hanya menangis dengan tubuhnya yang masih menelungkup di lantai, entah karena kesakitan atau terlalu takut pada Jimin, ia bahkan tak berani menegakkan kepalanya.
"KAU INI, SELALU SAJA BUAT MASALAH!! ITULAH KENAPA AKU TIDAK SUKA PUNYA ADIK! AKU MEMBENCIMU JUNGKOOK!AKU MEMBENCIMU!ARRGGHH...!!". Jimin menggeram frustasi seraya mengacak acak rambutnya kasar.
Jungkook semakin terisak, separah itukah kesalahan yang telah ia perbuat hingga Jimin tega berucap sekasar itu padanya.
Terluka, meski ia tak tahu bahkan tak mengerti cara mengungkapkannya, namun itulah yang kini Jungkook rasakan.
Selama 6 tahun hidupnya tak pernah ada seorang pun yang berbicara seperti itu padanya. Ia selalu disayang bahkan diinginkan semua orang karena wajahnya yang menggemaskan. Seokjin dan Namjoon memang pernah memarahinya, tapi tidak sampai membentaknya seperti tadi.
Bahkan jika selama ini ia tidak begitu akrab dengan Jimin, inilah kali pertama ia melihat Jimin semarah itu. Jungkook sangat takut. Ia berharap ibunya akan segera pulang dan membawanya pergi dari suasana yang mengerikan ini. Sungguh, ini pertama kalinya Jungkook merasa setakut ini.
"Menangislah sepuasmu, aku sudah tidak peduli!!". Jimin menurunkan sedikit nada bicaranya, namun masih terdengar kasar. Kemudian ia berlalu, meninggalkan Jungkook yang masih terisak seraya membawa semua buku-buku dan perlengkapan sekolahnya.
"Eomma...hiks..hiks...". •
•
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, seorang pemuda berambut coklat yang baru saja kembali entah dari mana itu berjalan santai menuju pintu rumahnya seraya bersenandung ria sambil terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
Namun, baru saja sampai di ruang tengah, pemuda itu mendadak menghentikan langkahnya saat telinganya tak sengaja mendengar suara tangisan seseorang yang begitu familiar.
Dahinya seketika berkerut, matanya menelisik kesegala penjuru ruangan mencari-cari dimana kiranya suara itu berasal. Ia berjalan beberapa langkah menuju sebuah meja disana dan betapa terkejutnya pemuda itu saat mendapati seorang bocah laki-laki yang sedang menangis dengan posisi menelungkup.