Bagian 1

127 4 0
                                    

- Hana POV -

Hari ini turun salju, aku masih menunggu seseorang untuk datang di tengah dinginnya udara malam, Merapatkan mantelku dan memasukan kedua tangan ke dalam saku dan meraih sebuah ponsel.

**
"Taehyung-ah...dimana kamu?! Aku sudah merasa beku diam di sini"

"Ya! Kim Taehyung.kita sudah berjanji untuk bertemu di taman tempat biasa kita ketemu kan?"

"Taehyung-ssi aku benar-benar lelah menunggu, katakan jika kamu tidak akan datang"
**

Aku memang sangat akrab dengannya karna kita sudah berteman sejak kecil dan Taehyung adalah teman sekelasku saat sekolah dahulu dan kini dia juga menjadi seniorku di BigHit Entertainment, dia menjadi sangat sukses dan tampan.

Namun sampai 20 menit berlalu Taehyung masih belum membalas pesan dariku.

Seorang pria berpakaian serba hitam datang dari sebelah utara dan memanggil ku yang tak lain adalah Taehyung.

"Hana-ssi !"

Aku segera menoleh kan kepalaku ke arah sumber suara. Perlahan lahan ia berjalan ke arah ku dan langsung duduk di bangku sebelahku.

"Ya! Kim Taehyung.siapa yang mengizinkan mu untuk datang terlambat?"

"Ah mian...tadi Bang PD meminta para member untuk berkumpul sebentar dan mengobrol sangat panjang tentang kesuksesan kami"

"Aishh...tak apalah."

"Ini hadiah untukmu.sebagai rasa terimakasih dan ucapan maaf ku karna tadi terlambat" pria itu memberikan satu bungkusan kecil, lebih tepatnya sebuah totebag berukuran kecil berwarna pink.

"Apa ini sebuah sogokan?" tanyaku dengan pandangan menyelidik, pria itu terkekeh kecil.

"Aniya, aku tulus memberikannya untukmu Hana-ssi, terimalah, kau pasti suka" ucapnya seraya kembali menyodorkan totebag itu.

"Baiklah, terimakasih" aku mengambil bungkusan itu dan hampir membukanya sebelum pria disampingku itu memegang pergelangan tanganku.

"Jangan dibuka sekarang dan lebih baik kita mencari tempat lain, disini terlalu ramai" bisiknya pelan sambil merapatkan topinya untuk menutupi wajahnya.

"Aish, apakah ini resiko mempunyai sahabat seorang idol? Merepotkan" dengusku kesal sedangkan pria itu tersenyum bodoh, dasar Kim Taehyung bodoh.

"Kajja" Kim Taehyung berjalan mendahuluiku sambil tersenyum riang dan aku hanya memperhatikannya dari belakang.

Kami tiba disebuah cafe yang sudah tutup, gelap, dan dikunci.

"Taehyung-ah, untuk apa kita kesini?" tanyaku saat kami berada didepan pintu cafe yang terkunci itu.

"Aku ingin memperlihatkanmu sesuatu" ucapnya sambil mengeluarkan kunci dari sakunya lalu membuka pintu itu dengan kuncinya.

"Taehyung-ah, kau gila? Ini cafe siapa? Bagaimana kalau kita disangka pencuri? Ya! Kunci itu, kau dapat dari mana?" pria itu hanya tersenyum membuatku semakin gemas pada pria itu, Taehyung menarik tanganku, masuk ke dalam cafe dan menutup pintunya.

"Taehyung-ah jangan bodoh" ucapku saat kami sudah ada didalam cafe itu.

"Siapa yang bodoh?"

"Kau, ayo cepat keluar"

"Hana-ssi ini cafeku" ucapnya membuatku sedikit terkejut.

"Lebih tepatnya milik aku dan member Bangtan yang lain"

"Kau bercanda?"

"Tidak" pria itu berjalan ke sudut ruangan, mengambil sesuatu dari sebuah meja. "Ini, undangan untuk opening cafe ini besok, disitu tertera nama BTS"

Aku mengambil undangan itu lalu membacanya perlahan, ya, cafe itu milik Taehyung dan teman-teman di grupnya.

"Untuk apa kalian membuat cafe ini? Bukankah kalian sudah punya banyak uang?"

"Kami berpikir untuk membuat sebuah tempat untuk kami berkumpul selain dorm kami, tapi Jin Hyung mengusulkan untuk membuat sebuah cafe, jadi kami bisa memakainya untuk berkumpul, sekalian untuk fans kami juga" Taehyung menjelaskan panjang lebar sedangkan aku hanya mengangguk mengerti.

"Taehyung-ah, aku baru ingat, aku tidak bisa lama, aku harus pulang, ibu menungguku dirumah"

"Ibumu? Dia sedang ada disini?"

"Ya, liburan.lagi pula aku tidak bisa diam lama lama disini...aku takut ada seseorang yang melihat kita"

"Mau aku antar pulang?" tanyanya sambil memakai kembali jacket yang tadi sempat ia buka.

"Tidak usah, apartementku tidak jauh dari sini kan? Sampai bertemu besok dan terimakasih hadiahnya" ucapku lalu berlari kecil ke pintu.

"Salam untuk ibumu" teriak Taehyung dari dalam cafe yang masih bisa ku dengar.

Aku menoleh kan kepalaku dan melambaikan tangan "Ne...sampai bertemu lagi"

Taehyung pun tertawa kecil dan membalas lambaian tangan ku.

***

Sesampai di apartement, aku melihat eomma ku sedang berada di ruang TV sambil memakan ramyun yang kubeli di supermarket.

Aku menaruh sepatuku di sebelah pintu masuk apartement dan menggantinya dengan sandal rumah.

"Hana sudah pulang" sambutnya sambil menghampiri ku.

"Iya..." jawabku

Mata Eomma ku langsung tertuju pada totebag yang aku pegang.

"Hana.Itu apa??apa kamu tadi pergi berkencan?" terlihat wajah penasaran Eomma yang terus bertanya tanya membuatku kesal.

"Ah Eomma aniya...dia Taehyung" jawabku sambil berjalan ke arah ruang TV dan menyimpan totebag itu di sofa ruang TV.

"Hana..Eomma akan tidur duluan.ingat jangan tidur terlalu larut"

"Eomma.besok aku akan pergi ke acara opening cafe sunbenimku.apakah Eomma baik baik saja di rumah sendiri?" tanya ku seraya melihat Eomma yang masih berdiri di depan pintu kamar.

"Ne.jangan khawatirkan Eomma.Eomma bukan anak kecil lagi" jawabnya sambil berjalan pelan ke kamar tempat biasa aku tidur.

Ting. Ponsel ku berbunyi.
Seseorang mengirim ku pesan yang tak lain adalah Taehyung

**
"Hana,Apa kau sudah tidur?" -Taehyung

"Belum.ada apa??" -Hana

"Apa kamu sudah membuka hadiahnya?" -Taehyung

"Aah...aku lupa" -Hana

"Aisshh...baik lah jangan lupa besok datang ke cafe kami.selamat malam" -Taehyung

"Aku tidak akan lupa.Ne selamat malam..." -Hana
**

Aku baru ingat belum melihat apa isi hadiah yang Taehyung berikan padaku tadi malam.

Aku menarik totebag yang sedikit jauh dariku dan melihat apa isi dari kotak yang juga dilapisi oleh totebag warna pink pemberian Taehyung.

My Boyfriend Is An IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang