Tidak ada kata untuk hari ini.
Melihatmu saja sudah cukup.
Tapi aku terlalu banyak ber andai.
Disini ku hanya bisa berdoa.
Agar tuhan kuatkan jemariku.
Untuk menggenggam erat tanganmu.
Suatu hari nanti.
Ya suatu hari nanti.~~~ ~ ~~~
Laila yang kebingungan ketika melihat benda asing tersebut berputar-putar mulai merasa terganggu lalu mengambil bantal dan mencoba untuk menepis benda tersebut ketika lewat diatasnya. Satu, dua kali percobaan gagal mengenai benda tersebut.
"Tunggu kamu, kali ini tidak akan meleset." Dengan memegang erat bantal Laila mengambil kuda-kuda seakan hendak melompat. Lalu benda tersebut terbang tepat menuju ke arah Laila. Dengan sepenuh tenaga Laila melompat dan mengayunkan bantal ke arah benda tersebut. Namun seketika benda tersebut berhenti bergerak dan terbang ditempat. Laila yang sudah setengah melayang di udara pun jatuh tersungkur tapi untung saja hanya terjatuh di kasur yang empuk.
"Kurang ajar!" Laila berteriak seraya membalikkan badannya menghadap ke langit-langit dan saat itu benda tersebut sudah berada di depan wajahnya. Dengan sebuah sensor berwarna biru yang digunakan benda tersebut untuk menangkap citra seperti mata pada manusia. Bergerak-gerak memperhatikan wajah Laila.
"Data cocok. Kamu Laila bukan ?" Benda tersebut bersuara mengejutkan Laila.
"Ha?" Hanya itulah kata yang bisa Laila lontarkan.
"Yaa. Kamu adalah Laila dan aku Gaby. Misiku untuk bertemu dengan kalian berempat. Lena, Jo, dan Niko. Lalu kalian akan mengikuti petunjuk selanjutnya, sepertinya kalian telah mengaktifkan protokol sehingga aku dapat melacak kalian dan kebetulan bertemu denganmu terlebih dahulu." Berikut penjelasan benda itu yang menamai dirinya dengan Gaby.
"Siapa kamu sebenarnya ? Oh tunggu Gaby ?" Tanya Laila yang masih diselimuti kebingungan.
"Ya aku Gaby. Guntur menyebutku Mahakaryanya. Namun sepertinya aku kehilangan beberapa memori. Dan aku membutuhkannya untuk melakukan misi yang diberikan Guntur kepadaku." Penjelasan Gaby tentang dirinya.
"Sepertinya aku harus menghubungi seseorang." Laila mengangkat tangan kirinya dan melakukan panggilan kembali kepada Niko yang berada pada daftar panggilan terakhir. Dan setelah bunyi beep beberapa saat Niko mengangkat panggilan itu.
"Iya halo La ?" Kembali suara niko mengisi seisi ruangan.
"Analisa suara dijalankan" Terdengar Gaby mengeluarkan sebuah suara.
"Sepertinya aku menemukan Gaby. Besok kita ketemu ditempat biasanya. Oh ya tolong sampaikan kepada yang lain." Laila meminta kepada Niko sambil melihat Gaby yang sepertinya sedang melakukan sesuatu.
"Apa kamu udah ketemu Gaby ? Dimana ?" Tanya Niko karena penasaran.
"Udah nanti kamu tau sendiri." Sahur Laila seraya memutuskan panggilan tersebut.
"Analisa selesai. Mendapatkan hasil analisa. Niko" Kembali suara yang keluar dari Gaby.
"Kamu ngapain sih ?" Tanya Laila sambil menatap Gaby tajam.
"Jangan melihatku seperti itu. Aku hanya menjalankan protokol standar untuk menemukan kalian berempat. Itu yang diperintahkan kepadaku." Jawab Gaby.
"Apa ? Kamu bisa berbicara seperti itu ?" Tanya Laila heran. Karena robot ini sepertinya memiliki sesuatu yang berbeda.
"Tentu saja" Jawab Gaby seraya dengan suara pergerakan mesin didalamnya.