Kami akan merayakan malam tahun bersama di tengah kota dengan penduduk negara ini lainnya. Banyak orang dan aku takut kamu hilang. Aku harusnya takut juga Hyunbin akan hilang, tapi dia laki-laki ini. Kalau kamu, aku ingin melindungimu. Bukan hanya karena kamu seorang perempuan, tapi juga karena aku tidak ingin hidup sendirian kalau kamu hilang.
Jadi, agar aku tidak kehilanganmu, mau sebenci apapun aku dengan skinship di tempat umum, aku masih ingin melakukannya. Aku memegang pergelangan tanganmu dari belakangmu dan bergumam, "Tetep di deket gue."
Tanganmu terasa berat, tapi tidak terasa aneh juga. Aku merasa aku sedang menggenggam seluruh duniaku dan aku tahu aku ini bodoh, tapi ini pikiran pertama yang keluar dari kepalaku. Aku harus melindungimu untuk melindungi kebahagiaanku juga. Tanganku dengan aman melingkar di pergelangan tanganmu. Aku merasa kamu tertinggal jauh di belakangku dan melihat ke belakang. Aku mengikuti arah pandanganmu. Kamu mulai melambaikan tanganmu di antara badan-badan orang dan mencoba menggapai Hyunbin. Dia masih mencari kita berdua, dasar bodoh.
"Woi, Kwon Hyunbin!" Aku berteriak, membuat beberapa orang yang lewat melihatku. Tapi ini tidak masalah, karena wajah Hyunbin berubah menjadi cerah saat melihat kami berdua.
Hyunbin menggapai tanganmu dan aku melihat kamu menariknya. Dia lalu meminta maaf berkali-kali pada orang-orang yang dia tabrak. Lalu, aku melepaskan pergelangan tanganmu perlahan, ingin memegang tanganmu. Aku tidak boleh kalah dari Hyunbin. Hanya dalam beberapa detik kamu mengalihkan pandanganmu padaku, wajahmu menunjukkan ekspresi panik, kaget dan mungkin juga sakit. Dengan cepat, aku langsung memegang tanganmu, dan menjalin jari-jari kita.
Sebagai jaminan, aku mengeraskan pengangan tanganku padamu dan kamu terlihat seperti menjadi kosong. Aku menahan diriku agar tidak menyengir, karena aku sangat mengerti kamu suka sekali dengan ini. Kamu sangat suka dengan skinship yang seperti ini. Aku merasakan jari-jarimu yang bergerak di jari-jariku. Hyunbin sudah mencapai kita dan dia menyengir, senang karena akhirnya berhasil berkumpul dengan kita lagi. Tapi kamu masih terlihat blank. Hyunbin menatapku dan aku mengedipkan sebelah mataku padanya. Lalu dia cekikikan dan mengerti apa yang sedang terjadi.
"Sudah siap?" aku menunduk untuk bergumam di telingamu, membuat kesadaranmu kembali. Aku meremas tanganmu pelan lalu melihatmu.
Kamu terlihat gugup dan gelisah. Aku melihatmu menelan kegugupanmu dan mengangguk. Ujung telingamu sudah berubah menjadi merah saat kepalamu kamu putar sehinga melihat ke belakang, tapi badanmu masih menghadapku. Aku cekikikan. Efeknya, bahumu yang tadinya kaku jadi agak melemas. Ini lucu bagaimana bisa aku membuatmu gugup tapi juga tenang di waktu yang bersamaan. Aku mulai berjalan karena Hyunbin mulai membuat wajah jelek karena orang-orang di sekelilingnya mulai berdesak-desakkan.
Warna-warni di langit malam hari sangat cantik, tapi bukan apa-apa kalau dibandingkan denganmu. Aku sangat ingin menatapmu saja daripada melihat langit, tapi aku tahu setidaknya aku harus menahan perasaanku. Aku tidak ingin kamu merasa tidak nyaman saat berada di sekitarku dan aku tahu kalau aku melakukan itu, kamu akan merasa tidak percaya diri dengan dirimu sendiri. Berdiri di sampingmu dan memegang tanganmu cukup untukku, untuk saat ini.
Aku sadar tatapanmu padaku, jadi aku melirik ke samping, dan benar saja, matamu sedang melihatku. Aku menengok untuk melihatmu dan kamu membeku. Sebagian kecil dari diriku merasa panik, berpikir aku sudah menakutimu. Lalu aku ingat kalau ini adalah reaksi yang selalu kamu berikan setiap kali aku melihatmu. Aku mengelus punggung tanganmu dengan ibujariku dan kamu menjadi tenang kembali. Kalau kamu adalah sebuah boneka salju, aku yakin kamu pasti sedang meleleh sekarang.
Matamu berkedip berkali-kali saat aku menatapmu. Kenapa kamu melakukan hal itu? Apa aku sudah melakukan sesuatu padamu sampai kamu bertidak seperti itu? Aku ingin tahu apa yang sedang kamu rasakan saat ini. Dan kamu tahu dengan pasti apa yang sedang aku pikirkan karena kamu menggelengkan kepalamu. Ini terkadang membuatku takjub bagaimana kamu bisa tahu apa yang sedang aku pikirkan padahal aku memiliki ekspresi yang sulit dibaca. Orang-orang tidak terlalu memahamiku, tapi kamu (dan Hyunbin) bisa. Aku memutuskan untuk melupakan hal ini, kamu pasti akan memberitahuku saat kamu menginginkannya.
"Hei, Kwon Hyunbin!" aku memanggil si raksasa. Dia menengok ke arah kami setelah dia mengecek hasil foto yang dia ambil.
Hyunbin menyengir, senang dengan hasil fotonya. Tapi senyumnya langsung jatuh saat dia menunggu kata-kata dariku selanjutnya. Dan aku tidak membuka mulutku.
"Apa?" tanya Hyunbin kesal.
Aku mengangkat bahuku, "Nggak. Barangkali aja ntar lo kepisah lagi."
"Kalian kan sebelah gue persis," Hyunbin memutar matanya. "Gue nggak akan kepisah sama kalian kalau kalian jelas ada di sini."
Aku mendengus lalu tertawa saat kamu memberitahu Hyunbin, "Tapi lo, kan, Hyunbin."
"Dasar lo sialan," ucap Hyunbin, lalu mengangkat tangannya seolah-olah dia akan memukulmu.
Kamu mengabaikan Hyunbin dengan cool dan mengeluarkan HP dari sakumu dengan tanganmu yang lain. "Ayo kita selfie dulu."
Kamu melepaskan tanganmu dari genggamanku. Aku cemberut karena kehilangan sentuhanmu, tanganku tiba-tiba terasa dingin dan kosong. Aku melihatmu membuka aplikasi kamera dan mengangkat HPmu. Aku sadar kamu bisa melihatku yang sedang memandangimu dari layar kameramu. Kamu tersipu sambil menyuruh Hyunbin untuk mendekat. Lalu kamu melihatku.
Hanya dengan melihat wajahmu bisa membuat senyumku keluar dari wajahku tanpa beban. Lalu aku ingat kalau aku harus berhenti melakukan hal ini. Bagaimana kalau kamu tidak suka padaku? Iya, semua tindakanmu memberitahuku kalau kamu suka padaku. Tapi perempuan selalu tersipu setiap mereka berbicara denganku, jadi mungkin saja reaksimu yang ini bukan abnormal.
Kamu memegang pergelangan tanganku, membuat jantungku berdetak 1000 kali lebih kencang. Kamu menarikku mendekat denganmu, kamu merengek, "Ayolah, coba nunduk dikit biar kembang apinya kelihatan."
Hyunbin menunduk di bawah tanganmu yang sedang memegang kameranya. Dia bersandar di tubuhmu, lututnya ditekuk dan dia menaruh kepalanya di tulang selangkamu. Mungkin karena cemburu aku langsung mendekatkan badanku lebih dekat denganmu, sangat dekat sampai tidak ada space di antara kita. Aku merendahkan kepalaku di sampingmu, pipimu hanya berjarak beberapa centi dari pipiku.
"Siap yaa," suaramu sedikit bergetar dan aku sedikit merasa bersalah karena sudah terlalu dekat dengamu. Mungkin kamu merasa tidak nyaman.
Kamu tidak berhenti mengambil foto dan ini mungkin karena Hyunbin merasa tidak puas dengan hasil fotonya. Kita tertawa dan bercanda selama mengambil fotonya, dan menghasilkan banyak foto jelek dengan pose candid. Dan setelah 30 foto pertama, aku mulai merasa bosan. Aku berhenti tersenyum dan aku memilih untuk melihatmu yang tetawa dan cekikikan saat mengambil fotonya.
Kamu terlihat senang dan bahagia. Ini pemandangan yang cantik karena kamu terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Kamu selalu seperti ini, tapi mungkin karena malam yang spesial ini yang membuatmu lebih bersinar. Di bawah kembang api dan bintang, kamu terlihat seperti seorang bidadari. Kamu mungkin berpikir aku sudah berlebihan, tapi ini benar untukku. Aku ingin melindungimu dan mempertahankan senyum di wajahmu. Aku ingin melakukan semua hal yang bisa membuatmu bahagia karena kamu sangat berharga.
You're precious to me.
********************************
Author's note:
Selamat tahun baru! Saturday night dose of Donghan. Ugh.Siapa yang mau beli album JBJ True Color? Bagus, ya :"Ada sasetan bau-bau JBJ nya. wkwkwkwk
YOU ARE READING
White Acacia
FanfictionSelalu ada alasan kenapa orang-orang menutupi perasaannya untuk sahabatnya. Tapi mungkin kasus kamu yang paling parah dari semuanya. Saat sahabat mereka semua selalu datar dan membosankan, sahabatmu mungkin salah satu laki-laki paling populer di Seo...