"ARRGGKKHHH!"
"GUE KESEL!"
"Demi apa pun gue kesel banget!"
"Ini gak adil!"
"ARRGGKKHHH!"
"Padahal gue udah berusaha, tapi malah gagal, arrggkhhh! Ngeselin!!!"
Dengan nafas yang tak beraturan dia terus terusan mengumpat. Tidak peduli jika ada orang yang mendengarnya, dia sekarang hanya butuh melampiaskan semuanya.
Dan di sinilah dia sekarang, di sebuah danau yang tidak terlalu besar. Tempat yang selama ini menjadi saksi bisu atas keluh kesal yang dia lampiaskan di tempat itu.
Drrtt
DrrttBaru saja dia ingin berteriak tapi bunyi getaran handphonenya mengalihkannya. Saat di tatapnya layar handphonenya tertera nama orang di sana.
Amel calling...
Dengan cepat ibu jarinya menggeser tanda berwarna hijau lalu mendekatkan ke telinganya.
"Delaaa" suara seorang gadis di seberang sana dengan nada suaranya yang terdengar seperti bergetar.
"Amel lo kenapa" dengan seketika wajah dela khawatir mendengar suara amel yang sepertinya sedang menangis.
"Gue di putusin sama rendy" tangisanya semakin menjadi jadi saat mengatakan hal tersebut.
"Hah! Kok bisa"
"Dia bilang gue gak pernah ngertiin dia hiks.. dia gak sayang lagi sama gue, gimana nih hiks."
"Yaudah sih biarin aja, cowok gak cuman dia kali."
"Tapi gue sayang sama dia huhu.."
Dela memutar bola matanya malas. Seperti ini lah jika orang sedang patah hati, sakit. Karna itu juga dela tidak ingin berpacaran, dia takut jika harus merasakan sakit hati seperti sahabatnya ini.
"Udah deh mel ikhlasin aja. berarti masih ada yang lebih baik dari dia, makanya dia mutusin elo, udah deh gak usah di tangisin gitu."
"Sakit del sakitt"
"Iya gue tau kok broken heart itu emang sakit, tapi lama kelamaan juga gak sakit lagi kok"
"Tau apa lo soal cinta, lo kan gak pernah pacaran gak pernah sakit hati juga!"
"Lah kalo gitu kenapa lo selama ini selalu curhat ke gue tentang lo sama mantan pacar lo itu, dan sekarang lo juga curhat ke gue habis dia putusin."
"Soalnya gak ada temen curhat yang baik selain elo, cuman elo yang mau dengerin cerita gue."
"Jadi selama ini lo jadiin gue sebagai temen curhat gitu, yang lo butuhin saat ada maunya doang!"
"Bukan gitu del gue-"
"Udah deh ntar lagi aja, gue pusing nih, udah nilai ulangan fisika gue anjlok, terus lo lagi nambah nambah masalah lo itu, ntar gak lama lagi gue bisa gila tau gak!"
Dela mematikan sambunganya secara sepihak. Dia sudah tidak mood untuk mendengar curhatan amel.
"Aarrggkkhh! Sialana!" Dia mengacak acak rambutnya frustasi.
"Dari tadi teriak teriak mulu" ucap seseorang dari belakang. Dela menoleh ke sumber suara tersebut, dia mengerutkan alisnya ketika mendapati seorang cowok berdiri menatapnya.
"Siapa lo?"
Orang itu berjalan mendekat dan ikut duduk di pinggir danau bersebelahan dengan dela dengan jarak yang tidak terlalu dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
JugendliteraturKisah seorang gadis remaja dan cinta pertamanya. Apakah cinta pertama itu akan abadi?