4.Bad Days

96 8 0
                                    

DevanRaheza : cepet keluar gue udah di depan

Dela membaca pesan dari devan yang baru saja masuk semenit yang lalu. Dela mengetikkan huruf huruf di atas layar handphonenya.

DelaFransesca : lagi pake sepatu

Setelahnya dela berjalan menuju meja makan lalu duduk di salah satu kursi dan mengambil satu lembar roti yang ia olesi dengan selai coklat.

Dela berjalan dengan santai keluar rumahnya. Devan menatap dela dari dalam mobilnya, dari raut wajah dela yang devan tangkap sepertinya gadis itu sedang tidak bersemangat hari ini. Devan keluar dari mobilnya lalu membuka pintu mobil di sebelah kanan dan menyilahkan dela masuk.

"Lama banget sih masang sepatu doang" ucap devan sambil sesekali melirik dela yang sedari tadi hanya diam menatap jalanan yang begitu di padati pengendara di pagi itu.

Merasa di abaikan oleh dela devan justru merasa gemas dengan gadis di sebelahnya itu.

"Ck macet lagi" gerutu devan saat mendapati jalanan di depannya yang begitu macet.

"Padahalkan ini bandung bukan jakarta, kok bisa semacet ini sih" ucapnya lagi.

Pandangan dela tertuju pada seorang wanita dan gadis kecil yang memakai seragam merah putih sedang berjalan menuju sekolah dasar yang berada di pinggir jalan yang saat ini macet. Wanita tersebut yang di yakini dela ibu dari gadis kecil itu membawa ransel kecil di bahu sebelah kanannya sambil menuntun anaknya berjalan.
Seulas senyuman terukir jelas di bibirnya, dela jadi teringat saat dia masih duduk di sekolah dasar dulu. Dia juga sama persis dengan gadis kecil yang di pandangi saat ini, dela juga selalu di antar oleh ibunya jika ingin berangkat sekolah.

"Dela" suara devan membuyarkan lamunan dela, dela pun melirikkan matanya ke arah devan.

"Ngomong kek diem mulu dari tadi."

"Nanti pas pulang sekolah ada yang mau gue omongi sama lo." Ucap dela dingin.

"Kenapa gak sekarang aja?"

"Waktunya gak tepat." Ucapnya singkat lalu kembali memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.

"Ok" devan lalu melajukan mobilnya saat jalanan sudah tidak semacet tadi.

🕛🕐🕜

"Ya ampun del!" Ucap devan saat memperhatikan dela yang keluar dari mobilnya, dela berbalik menatap devan yang masih duduk di dalam mobilnya sambil mengerutkan alisnya. Devan keluar dari mobilnya lalu berdiri menghadap dela.

"Lo lagi kedatangan tamu yah?" Mendengar pertanyaan itu dela kembali mengerutkan alisnya tak mengerti. Devan yang paham dari ekspresi wajah dela pun kembali membuka suaranya.

"Tamu bulanan" Ucap devan.

Mendengar hal itupun dela langsung paham apa maksud devan tersebut. Pantas saja malam tadi perutnya begitu sakit ternyata dia sedang mendapat tamu bulanannya yang datang di saat yang tidak tepat.

Dela menarik rok bagian belakangnya ke samping sambil meliriknya dan menampakkan noda merah di rok abu abunya tersebut.
Ini sungguh memalukan bagi dela kenapa cowok dihadapannya ini harus melihat kejadian ini.

"Anterin gue pulang" dela menatap devan dengan penuh harapan. Devan mengangguk lalu berjalan masuk ke mobilnya yang di susul oleh dela.

Untung saja parkiran di sekolah masih sepi jadi tidak ada orang yang melihat dela tadi dengan keadaan seperti saat ini.

"Stop di sini" ucap dela yang menyuruh devan menghentikan mobilnya di depan sebuah mini market.

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang