Kembali Teringat

69 7 3
                                    


''Kim Mingyu'' panggil seorang ketua kelas 11-2 yang ternyata bernama Lee Anna itu.

''Ne, waeyo?'' Balas Mingyu. ''Yoora ssaem ingin bertemu dengan kita.'' sambung sang ketua kelas. Kedua murid itu pun langsung menuju ruang guru.

''Ah kalian datang juga!'' sapa Yoora ssaem menyambut Anna dan Mingyu. Tak ingin berbasa-basi, Mingyu pun langsung memulai pembicaraan.

''Ada apa ssaem?''

''Begini. Guru-guru bidang fisika sudah memutuskan. Karena kalian cerdas di mata pelajaran fisika, dan kalian juga selalu mendapatkan nilai yang bagus, kami memutuskan bahwa kalian akan mengikuti olimpiade fisika dua bulan lagi. Jika kalian lulus untuk tahap pertama, kalian akan dikarantina selama 1 bulan lamanya dan akan mengikuti tahap kedua.'' Tutur Yoora ssaem dengan jelas. Anna dan Mingyu saling berpandangan, seakan-akan tak percaya akan hal tersebut.

''Ssaem serius?'' Ucap Anna pelan. ''Apa lagi yang harus kamu ragukan Anna? Tentu kami serius! Oke, silakan kalian tanda tangan di surat yang ini.'' Perintah Yoora ssaem. Mereka beruda segera menandatangani surat tersebut dan beranjak kembali ke kelas.

''Anna. Apa Yoora ssaem yakin tentang ini?'' Tanya Mingyu.

''Hmm aku juga nggak begitu yakin sih. Tapi yaudahlah, jalanin aja dulu.'' balas Anna.

''Iya. Mungkin aja ini bisa jadi awalan yang baik.'' Ucap Mingyu mantap. Sebenarnya Anna tidak begitu yakin apa yang Mingyu ucapkan barusan. Ia hanya kembali terdiam dan melanjutkan langkahnya.

 ***

Lee Anna. Perempuan yang gemar menari dan mendengarkan musik. Berpenampilan anggun tetapi tetap simpel. Ia juga perempuan yang cerdas. Wataknya terbuka dan ramah. Anna tahu persis bagimana rasanya terluka dan kehilangan.

Kim Mingyu. Laki-laki yang mempunyai postur tubuh yang sempurna. Tampan dan juga cerdas. Gigi taring yang keluar saat ia tersenyum membuat senyumannya itu menjadi manis. Mingyu memahami arti dari menunggu dan mencintai seseorang dengan tulus.

***

''Hey Mingyu. Hari ini kita ada bimbingan olim. Kamu dateng kan?'' Tanya Anna.

''Iya aku dateng kok. Di ruang bimbingan kan? Mau ke sana bareng?'' Ajak Mingyu.

''Hmm boleh. Kajja.'' Balas Anna hangat.

Di jalan...

''Ngomong-ngomong kita udah 2 tahun sekelas. Tapi kita nggak pernah ngobrol bareng kalo gak sebatas kerja kelompok atau presentasi ya.'' Kata Mingyu mencairkan suasana.

''Hahaha iya juga. Eh, kamu pasti udah pernah belajar materi kelas 12 kan?'' Jawab Anna.

''Hah, tau dari mana? Bisa aja aku belum belajar materi kelas 12 kan.'' Balas Mingyu dengan nada bercanda.

''Mingyu-ya, mana mungkin seorang Kim Mingyu nggak buka buku fisika dalam sehari. Hahaha ajarin aku ya? Jaeballl..'' Pinta Anna.

''Tenang aja Anna. Nggak kamu minta juga pasti aku ajarin kamu kok, kita kan satu regu nantinya.'' Balas Mingyu menenangkan Anna.

''Hehehe nee ne. Gomawo...''

Itulah saat pertama kali mereka memulai awal dari kata 'pertemanan' mereka.

***

''Jadi ini satuannya diubah dulu jadi meter kuadrat, terus dikonversiin ke rumus yang ini, nanti kalo udah ketemu hasilnya kamu tinggal masukin ke rumus aslinya.'' Tutur Mingyu menjelaskan.

''Oh gitu. Ne, aku coba dulu.'' Jawab Anna mengerti. Tiba-tiba seorang siswi menghampiri mereka dan berteriak kepada Anna.

''Hei Anna! Aku perlu bicara!'' Perintah perempuan yang ternyata bernama Nam Dae Hyun itu.

''Duh Dae Hyun! Apa perlu berteriak seperti itu saat bicara denganku? Lagipula aku sedang sibuk.'' Balas Anna tak mau kalah. Lalu Dae Hyun menarik tangan Anna dan membawanya keluar dari ruangan tersebut. Mingyu yang tidak tahu menahu tentang apa yang barusan terjadi hanya diam terpaku di tempat dan belum bereaksi sedikitpun.

''Stop stop, Dae Hyun stop! Kami ini mau apa sih sebenarnya?'' Teriak Anna kesal. Dae Hyun langsung melepaskan pergelangan tangan Anna dan berdiri tegak tepat di hadapannya.

''Anna-ya! Ini semua karenamu!! Wonwoo...'' Jawabnya terpaku.

''Mwo? Wonwoo? Ya Dae Hyun-ah sadarlah! Kejadian itu sudah terjadi setahun yang lalu! apa kamu nggak capek nyalahin aku terus?''

''Anna-ya apa kamu nggak inget? Ini adalah hari ulang tahunnya!'' Bentak Dae Hyun. Tiba-tiba Anna terdiam. Kakiknya bergetar. Lidahnya kelu. Dan keringat dingin seakan bercucuran. Tak terasa butiran air mata sudah membasahi pipinya.

''Peduli apa kamu Dae Hyun? Kamu bukanlah siapa-siapa.'' Balas Anna lantang.

''Mwo? Bukan siapa-siapa? Nyatanya aku yang paling terpukul akan semua ini!'' Teriak Dae Hyun.

Plak!

'Sialan. Dia menamparku' Batin Anna saat merasakan pipinya mulai panas dan memerah.

''Lantas apa? Kalau kamu memang berarti baginya kamu pasti sudah mengikhlaskannya. Bukannya menyalahkan orang lain seperti ini!'' Teriak Anna sambil menyeka air matanya dan meninggalkan Dae Hyun sendirian.


IRREPLACEABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang