Kesempatan

27 3 2
                                    

-Tidak ada hal yang perlu kita sesali lagi. Kita hanya akan membebani hidup jika semua hal yang kita lakukan kita anggap sebagai penyesalan.- Lee Anna

''Anna-ya, tolong dengarkan aku. Waktu itu aku marah sama kamu. Aku marah karena-'' Seungchol berhenti di tengah-tengah penjelasannya. Ia seperti sudah kehabisan kata-kata.

''Karena apa?'' Anna langsung menyelanya.

''Karena aku ingin kamu cuman negliat ke aku. Aku suka sama kamu Anna. Aku pengen kamu dateng ke aku. Tapi aku salah, aku ngambil langkah yang salah, harusnya aku sadar bahwa kamu memang nggak bisa ninggalin Wonwoo gitu aja.'' Tutur Seungchol.

''Seungchol-ah, ini bukan waktu yang tepat untuk minta maaf. Lagipula aku memang sudah memaafkanmu. Aku cuman mau tau apa rumor itu benar?'' Anna mengucapkan semua pertanyaan yang ada di kepalanya selama ini.

Seungchol terdiam.

Lidahnya terlalu kelu untuk mengatakan hal yang sesungguhnya. Ia seolah-olah berubah menjadi patung saat berhadapan dengan Anna.

''Geugo (itu)... Geugo-ya. Aniya (tidak), itu tidak benar. Maaf Anna aku berbohong kepadamu. Maafkan aku...'' Seungchol menatap kedua iris mata Anna perlahan. Memberanikan hatinya untuk menatapnya sekali lagi. Ia takut Anna akan marah kepadanya. Untuk yang kedua kalinya.

Anna tersentak mendengar pernyataan Seungchol. Perasaannya sekarang ini di ambang antara lega dan berat menerima kenyataan. Lega rasanya mengetahui bahwa Wonwoo tidak benar-benar mengkhianatinya. Tetapi, berat rasanya bagi Anna untuk mengetahui kebenaran ini, ia tidak menyangka bahwa Seungchol tega berbohong kepadanya. Anna pun menundukkan kepalanya dan membenamkan wajahnya di dalam kedua telapak tangannya. Kecemasan yang selama ini ia rasakan sekarang muali hilang, perlahan.

''Seungchol-ah. Apa kamu tahu? Waktu itu, Wonwoo dan aku bertengkar. Hanya gara-gara rumor palsu itu.'' Ucap Anna perlahan. ''Tetapi ia tidak benar-benar melakukannya kan? Bodoh, harusnya aku tidak memercayaimu waktu itu.'' Lanjutnya. 

Sakit. Itulah yang dirasakan Seungchol saat mendengar kata-kata dari Anna.

''Anna-ya, aku menyesal. Aku tidak tau bahwa semua akan berakhir seperti ini.''

''Tidak ada yang perlu kita sesali lagi Seungchol. Itu adalah masa lalu. Dan aku hanya ingin mengetahui kebenarannya. Kamu hanya akan membebani hidupmu jika semua hal yang kamu lakukan kamu anggap itu sebagai penyesalan.''

***

''Mingyu-ya. Maaf ya, apa aku lama perginya?'' Tanya Anna setelah ia kembali ke ruang bimbingan dan bersiap untuk mengerjakan soal-soal yang telah Yoora ssaem berikan untuk mereka.

''Ani gwenchana. Aku juga udah bilang ke Yoora ssaem kalau kamu ada urusan dan akan segera kembali. Dan dia, huhhh... Yoora ssaem juga udah ngasih beberapa paket soal untuk kita kerjakan.'' Mingyu mengatakannya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang nyatanya tidak gatal itu. Setiap kali bimbingan, mereka berdua diharuskan menyelesaikan soal-soal yang telahdiberikan oleh tutor.

''Woahh. Ige mwojji (apa ini)? Apa ini materi kelas 9 dan 10? Omo, aku sudah lupa..'' Anna terkejut saat membuka lembaran soal.

''Nee. Sepertinya kita akan lembur hari ini hahahaha...'' Canda Mingyu.

''Ne majjayo (iya benar). Kita tidak mungkin menyelesaikan 4 paket dalam 2 jam. Mungkin akan sampai sore.'' Balas Anna. Mingyu hanya mengangguk sambil tertawa kecil melihat melihat tingkah laku Anna yang kepusingan mengerjakan soal-soal. Dengan rambutnya yang sedikit berantakan dan kacamatanya yang hampir merosot dari ujung batang hidungnya yang mancung itu. Menambah kekaguman Mingyu kepadanya.

IRREPLACEABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang