Keluar Dari Persembunyian

21 3 0
                                    

Anna tidak mengerti perasaan apa ini. Sebenarnya, ia juga tidak berniat untuk merasakannya. Tetapi, karena perasaan itu, ia merasa lebih bahagia sekarang, atau dengan kalimat entengnya, ia lebih bisa merasakan ketenangan dan kenyamanan dalam satu waktu sekarang. Apakah Anna akan memulai lembaran baru kembali?

Akhir-akhir ini Anna lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan Mingyu, ntah mengapa bisa seperti itu. Anna tidak pernah menolak keberadaan Mingyu di sisinya. Ia seakan merasa nyaman dengannya.

''Anna-ya! Mau ke kantin?'' Ajak Mingyu.

''Hmm? Boleh. Kajja...'' Jawab Anna hangat.

Saat di kantin...

''Selamat siang Anna! Menu hari ini ada jajjangmyeo lho...'' Sapa seorang imo kantin yang sudah mengenal Anna. ''Selamat siang juga imo! Wahh jinjja? Jajjangmyeon? Johayo!'' Jawab Anna senang. Lalu imo tersebut langsung memberi semangkuk penuh jajjangmyeon untuk Anna dan juga Mingyu.

''Kamsahabnida imo-ya...'' Kata Anna dan Mingyu manis. ''Cheonmaneyo...'' Balas imo tersebut dengan mengembangkan senyumannya seperti biasa.

Saat Anna dan Mingyu tengah makan dengan lahapnya, dua orang siswa langsung duduk di sebelah Mingyu dan kelihatannya mereka sangat akrab dengan Mingyu. Tetapi, salah seorang siswa yang mendekati Mingyu sangatlah familiar di mata Anna. Tidak Mungkin. 

Dia adalah...

***

''Ya Kim Mingyu! Apa kau tidak makan bersama kami lagi? Haduh... Kamu udah ngegandeng cewek aja... Omo Mingyu-ya...'' Goda seorang cowok yang ternyata bernama Seungchol itu.

''Ya-ya kalian! Ngagetin aja!'' Mingyu pun tertawa.

''Ya Mingyu-ya, apa kamu nggak mau ngenalin cewek ini ke kita?'' Tambah cowok yang satunya lagi yang ternyata bernama Jeonghan itu. Mingyu hanya balas tertawa dan memukul kedua orang itu layaknya seorang teman akrab. Lalu ia kembali menatap Anna.

Saat mata Seungchol dan mata Anna bertemu, Seungchol terlihat kaget.

''Hahaha... Maaf ya Anna, mereka memang suka bercanda yang nggak jelas kayakgini...'' Canda Mingyu menenangkan suasana. Lalu keheningan menyelimuti mereka semua. Jeonghan dan Mingyu menatap Seungchol dan Anna yang ternyata saling berpandangan satu sama lain. Mereka sama-sama terpaku.

''Anna-ya?'' Panggil Mingyu heran.

''Ya, Seungchol-ah?'' Tambah Jeonghan.

Anna dan Seungchol tidak merespon apa-apa bahkan saat nama mereka dipanggil secara bergantian.

''Seolma... (tidak mungkin)'' Ucap Anna pelan.

''Mwoya ige (apa ini)?'' Tanya Seungchol masih terpaku dalam pandangannya.

''Ada apa ini? Kalian udah saling kenal?'' Ucap Jeonghan. Mingyu hanya terdiam. Ia tidak bisa berkata apapun di dalam suasana atmosfer yang berat ini.

Tiba-tiba selera makan Anna hilang. Ia ingin segera kembali ke kelas. Tetapi, ia tidak bisa pergi begitu saja tanpa pamit kepada mereka bertiga. Dan tentunya tanpa memberi Mingyu penjelasan.

Lalu Anna segera berdiri dan berkata, ''Maaf semuanya, aku harus kembali ke kelas. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan. Aku duluan ya..'' Ia mengembangkan senyum tipisnya dan menatap Mingyu sebentar, lalu pergi dengan meninggalkan tanda tanya di antara Mingyu maupun Jeonghan.

''Mwoya ige? Apa dia benar-benar Seungchol? Aku harus bertemu dengannya.'' Ucap Anna mantap.

Saat pulang sekolah...

''Mingyu-ya. Aku agak telat untuk bimbingan sekarang. Aku ada urusan sebentar.'' Anna izin kepada Mingyu untuk menemui Seungchol. Meskipun ia tidak mengatakan yang sebenarnya.

''Jamkanman (tunggu sebentar). Anna-ya, soal yang tadi di kantin, apa kamu bisa jelasin ke aku?'' Pinta Mingyu dengan sangat hati-hati. Tetapi Anna hanya tersenyum dan menjawab, ''Aku belum bisa kasih tau itu sekarang. Maaf Mingyu.'' Hanya itu yang Anna bisa katakan untuk saat ini. Ia tidak ingin Mingyu mengetahuinya sekarang. Lalu Mingyu balik tersenyum kepadanya dan berkata, ''Gwenchana. Aku bakalan nunggu sampai kamu udah bisa cerita ke aku.'' Lalu tanpa sadar Mingyu mengelus kepala Anna. Dan ia benar-benar melakukan hal tersebut dari dalam hatinya.

***


IRREPLACEABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang