3. Jihoon☀️️Cute

222 18 3
                                    

(A/N)
Ini bentuknya imagine lagi ya, soalnya author keabisan nama : D

Enjoy~ semoga baper ato gak baper juga gapapah.

Semoga suka, happy reading ❤️️

...

Bagimu, teman sekelas yang bernama Park Jihoon itu sangatlah imut. Tidak ada orang yang bisa mengelak, karena bagaimanapun juga dia akan selalu menjadi seorang sosok yang imut dan lucu di kelasmu.

Ia sering dijahili teman-temannya dan hal tersebut akan berujung dengan Jihoon yang ngambek. Sedangkan seorang Park Jihoon yang sedang marah itu sangatlah imut, malah ia terlihat seperti Hamtaro yang sedang marah.

Kamu tidak begitu dekat dengan Jihoon; hanya sekedar teman sekelas yang suka memperhatikan gerak-gerik Jihoon yang kamu anggap lucu.

Dengan bosan, kamu iseng memainkan penamu dengan memutarnya. Pak guru yang berada di depan kelas, mengajar tentang Sejarah, sama sekali tidak menarik perhatianmu.

"(Y/N), tolong kasih ini ke Woojin..." seseorang menepuk pundakmu sambil membisikan hal tersebut.

Kamu memutar kepalamu, seorang Park Jihoon ternyata sedang menyodorkan secarik kertas yang telah dilipat.

Dengan anggukan kecil, kamu mengambil kertas tersebut dan memberikannya kepada Park Woojin yang duduk di depanmu.

Sekitar 3 kali kamu membantu Woojin dan Jihoon bertukaran nota kecil tersebut. Yah.. lebih mending lah, dari pada harus mendengarkan penjelasan sejarah.

Lalu, untuk yang ke-4 kalinya, Jihoon menyodorimu secarik kertas. Namun, kali ini ada yang berbeda. Di atas kertas putih yang dilipat menjadi persegi empat itu, tertulis namamu dengan rapih.

'To (Y/N)'

Kamu menoleh ke Jihoon, namun ia sedang pura-pura sibuk menulis. Sepertinya dia mencoba untuk menghindari pertanyaan apapun darimu.

Kamu hanya tersenyum kecil, lalu membuka kertas tersebut.

'Apa kau ada waktu luang pulang sekolah nanti?' - Jihoon

Itu adalah hal yang tertulis di kertas tersebut. Kamu hanya bisa tersenyum, lalu membalas Jihoon dengan;

'Ada, kenapa memangnya?' - (Y/N)

Lalu dengan santainya, kamu memberikan Jihoon kertas itu kembali. Tak lama setelah memberikan kertas itu, Jihoon kembali menepuk pundakmu untuk memberikan kertas yang tadi.

"Maukah kau menemaniku pergi? Hanya sebentar saja, aku butuh opinimu" - Jihoon

Kamu merasa penasaran dan memutuskan untuk pergi bersamanya. Walaupun kalian tidak dekat, kalian juga bukan musuh.

"Baiklah, sampai bertemu nanti"
- (Y/N)

...

"(Y/N)... maaf membuatmu menunggu, ayo kita pergi," ajak Jihoon sambil tersenyum.

Kamu mengangguk dan ikut tersenyum terhadapnya. Lalu, kamu mengikuti Jihoon jalan dari belakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Shot || WannaOneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang