2. I dislike being alone

36 3 1
                                    

"hai.." sapa murid baru itu.

"perkenalkan saya Kenzo Ardian. Saya pindahan dari Bali. Salam kenal.." ia memperkenalkan dirinya sambil tersenyum tipis yang membuat siapapun yang melihatnya dibuat meleleh oleh senyumannya itu.

'deg deg deg'

'ada apa ini? kenapa hatiku berdetak sangat kencang seperti ini? ada apa dengan diriku? tidak seperti biasanya aku seperti ini'. ucap Kyle dalam hati. Ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Hanya dengan senyum tipis yang kenzo berikan sampai bisa membuat jantung nya berdetak kencang seperti ini.

"baiklah Kenzo, silahkan duduk di kursi sebelah Kyle-" melihat murid barunya itu bingung, ia tersenyum maklum. "Kyle tolong angkat tanganmu..".
Kenzo melangkah menghampiri kusri disebelah kyle, membuatnya semakin gugup dan wajahnya mulai memerah.

Lama tidak ada percakapan diantara mereka, dan kyle semakin gelisah ditempatnya sekarang. Entah bagaimana ia mulai memberanikan diri untuk menyapa kenzo.
"ha-hai kenzo.." sapa kyle sambil tersenyum gugup
"oh hai kyle.." kenzo tersenyum ramah membuat kyle semakin gugup dibuatnya.

KENZO POV

Bourt Internasional School. Itu adalah sekolah baruku di jakarta. Sebenarnya aku sangat malas untuk pindah kesini, namun karena paksaan dari orang tuaku akhirnya aku putuskan untuk pindah. Itupun setelah dibujuk orangtuaku. Sebenarnya aku tidak tahu apa alasan sebenarnya mereka menyuruhku pindah. mereka hanya mengatakan bahwa aku harus mandiri. Cih! yang benar saja! mandiri katanya?!

Sebenarnya meskipun aku tidak sekolah sekalipun, aku tidak akan rugi. Jangan katakan aku sombong. Aku memang terlahir dari keluarga yang super kaya. Ayahku Yashi Takashima Chasso adalah orang Jepang asli dan ibuku Merdian Putri berasal dari bali. Ayahku adalah seorang CEO dari perusahaan ternama jepang yaitu Chasso Corp yang mempunyai cabang dibeberapa negara. selain kaya aku juga mempunyai wajah tampan. aku tidak menampik bahwa mempunyai wajah yang super tampan ini pun membuat gadis atau bahkan wanita sekalipun bertekuk lutut dihadapanku. Tapi sayang, aku tidak begitu memperdulikan mereka. aku mempunyai kenangan buruk dengan seorang gadis -atau sekarang bisa disebut wanita- yang membuatku sekarang membenci kaum hawa terkecuali ibuku.


Hari ini aku diantar oleh supir pribadiku untuk sekolah. Sebenarnya aku sangat menolak keputusan ibuku yang mengatakan bahwa ini adalah hari pertamaku di Jakarta, untuk itu aku harus diantar oleh pak Dodo supirku. Tapi tentu saja aku tidak menolaknya karna aku hanya akan mempekerjakannya beberapa hari. Dan setelah itu aku akan mengendarai mobil Lamborghini Aventador milikku sendiri, dan menyuruh pak Dodo untuk kembali ke Bali.

'ternyata ini sekolahnya? menarik' kataku sambil menyeringai dalam hati. Setelah sampai di sekolah, aku sedikit terkagum oleh sekolah ini. Sekolah elite dengan gaya klasik yang membuat sekolah ini terlihat sangat mewah.
Aku melangkahkan kakiku menuju ruang kepala sekolah. Disepanjang perjalanan menuju sekolah, para siswi disini tidak henti hentinya menatapku kagum seolah aku ini barang sale yang akan mereka buru. Bahkan sampai ada yang meneteskan air liurnya ketika menatapku.

Dengan susah payah aku mencari ruangan kepala sekolah. Sebenarnya aku bisa saja menghampiri salahsatu siswi tadi untuk mengantarkanku untuk sampai di ruangan ini, tapi aku memikirkannya beberapa kali untuk mencoba hal itu. Bukannya sampai di ruang kepsek, nanti aku malah bisa bisa'ternoda'. tidak sudi aku memikirkanya.

Kutatap sebuah ruangan yang lumayan besar diujung lorong sekolah ini. Sebuah papan dekat pintu bertuliskan 'RUANG KEPSEK'.

tok tok tok
"ya, silahkan masuk.." sebuah suara dari dalam ruangan menyuruhku untuk masuk kedalam
"permisi pak, saya murid baru pindahan dari Bali Internasional School". jelasku karna sedari tadi ia hanya diam seperti sedang menelitiku dari atas hingga bawah.
kulihat sebuah papan name diatas meja nya bertuliskan 'Prof.dr.Rendrian argatna'
sepertinya pria paruh baya ini sekitar umur 51 tahun. terlihat dari uban yang mulai tumbuh dirambutnya.
Setelah lama terdiam, pria paruh baya itu mulai membuka pembicaraan "kau Kenzo Ardian Chasso?"
"ya pak" jawabku.

"baiklah Kenzo, kau masuk ke kelas 11 IPA 1"

"baik pak"

"kau akan diantar kan oleh Pak Roni yang nanti akan menjadi wali kelas mu" tak lama setelah ia selesai berbicara, ada yang mengetuk pintu ruangan ini.

tok tok tok
"selamat siang pak.." sapa seorang pria brrtubuh besar dengan pakaian kemeja putih yang terpasang rapi ditubuhnya.
"siang. Pak ron, ini anak baru yang saya ceritakan itu. Anda bisa mengantarnya sekarang.." jelas kepsek itu.
"ah iya pak" ia melirikku sekilas sambil berbicara "mari nak saya antarkan" aku mengangguk sekilas

Tidak ada pembicaraan diantara kami sampai ketika kami berhenti di sebuah kelas yang bertuliskan 11 IPA 1. Ia masuk terlebih dahulu kedalam kelas. Ketika ia menyuruhku masuk, aku mengangguk dan masuk kedalam.

"hai.." sapaku, dan mencoba untuk tersenyum walau sangat tipis.
"perkenalkan saya Kenzo Ardian Chasso. Saya pindahan dari Bali. Salam kenal.."

"baiklah Kenzo, silahkan duduk di kursi sebelah Kyle". Hah? kyle? siapa itu? yang mana? aku memandang semua siwa disini. Dan sepertinya wali kelas baruku itu menyadari raut kebingunganku.

"Kyle tolong angkat tanganmu.." ucap pak roni. Dan setelah itu seorang gadis yang duduk di kursi ujung dekat jendela, tengah mengancungkan jarinya.

aku mendekat kearahnya, mencoba tersenyum pada teman baruku itu. Tapi kelihatannya dia sangat gugup, dan wajahnya mulai memerah, ahh lucu nya.
Tidak ada pembicaraan diantara kami. Sebenarnya aku sedikit risih dengannya, karna sepertinya ia sedang gugup, dan ia tidak mau diam dibangkunya. Sampai ia membuka pembicaraan terlebih dahulu..

"ha-hai kenzo.." ahh sepertinya ia sangat gugup
"oh hai kyle.." balasku sambil tersenyum. setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara kami.

kenzo pov off


***


Brukk!

tedengar suara nyaring dari dalam toilet.
"a-aku.. mohon~ le-lepas..kan aa-ku.." lenguh seorang gadis kesakitan

"tidak segampang itu kami melepaskanmu bodoh!" jelas seorang gadis lain -karin. Sambil menjambak rambut wanita itu ia memerintahkan teman temannya untuk memegangi kedua lengan gadis malang itu.

"hiks..aku mohon~ hiks le-lepaskan aku.." ia memohon sambil menangis.
Karin menyeringai kejam. seolah itu adalah permainan kesukaannya. Ia mendorong tubuh ringkih itu drngan keras hingga menabrak dinding toilet.

Bruk!Bruk!Bruk!

"Arrgghhhh kyaaaaa!"

BRAKK

"ada apa ini?! apa yang kalian lakukan?!"

Bitter LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang