"Taksi online sialannnnnn!!!!" jerit seorang wanita pendek, ralat mungil di pinggir jalan. Keringat membasahi pelipisnya. Dihentak-hentakkannya kakinya ke aspal sembari menunggu sang taksi online yang baru saja dipesannya.
Kalau telat bisa gawat. Dasar jam sialan! Rutuknya. Padahal dia sudah mengatur alarmnya agar berbunyi sebelum pukul 6 pagi. Dia tidak boleh terlambat ini adalah hari pertamanya bekerja. Hari yang ditunggu-tunggunya setelah sekian tahun menganggur.
Dering ponselnya mengagetkannya. Nomor yang tidak dikenalnya.
"ya halo?"
"iya, bu ini dari supir **** saya sudah sampe bu, ibu dimana yah?" sialan dikiranya ibu-ibu aku? Aku masih 24 oi!!
Setelah mengetahui posisi taksi onlinenya, sang gadis pun berlarian ke depan emperan toko tempat supir online tersebut menunggu. Keringat yang membasahi tubuhnya tidak dihiraukannya, biar saja toh nanti akan kering juga diperjalanan. Satu hal yang tidak diketahui oleh gadis itu bahwa, bra berenda berwarna merahnya terpampang nyata akibat tipisnya kemeja yang dibasahi oleh keringatnya itu. Si supir taksi online hanya bisa menelan ludah. Nggak apa-apa pagi-pagi dapat rejeki pemandangan indah uhuyyy.
15 menit kemudian, supir taksi online berhenti didepan gedung tinggu pencakar langit. Setelah diserahkan uang pecahan 30.000 ribu rupiah si gadis meluncur kedalam. Berharap-harap cemas tak akan ada yang memperhatikan keterlambatannya.
"terlambat dihari pertama? Wow..." suara feminim itu yang pertama kali menyapanya. Si gadis itu terdiam ditempat. Kakinya serasa membeku. Sialan tuh kan, hari pertama, terlambat, ketemu dengan mak lampir ini pula! Malang kali nasib kau nak.
" eh ibu rose maaf tadi jalanan macet bu jadinya telat " gadis tersebut hanya bisa senyum sambil menggaruk-garuk kepalanya yang agak sedikit gatal akibat sudah dua hari nggak shampoan. Shamponya habis dan uangnya menipis. Dia terlalu malu untuk meminta uang kepada ayahnya makanya dia mencoba untuk hidup pas-pasan setidaknya sampai dia gajian.
" kamu nggak bisa cari alasan lain? Kupikir alasan itu sudah terlalu mainstream " mak lampir itu kembali berkata. Ugh, selamatkan aku please!
Si gadis hanya bisa berdiri kaku sambil sesekali menundukkan kepalanya memohon maaf dan sekalian memohon untuk tidak dipecat dari pekerjaaannya. Dia membutuhkan sekali pekerjaan ini.
" ya sudah sana. Lagipula aku tidak punya hak untuk memecatmu. Kau bukan bawahanku " kampretlah si mak lampir ini!
Mak lampir yang si gadis ini temui ini merupakan salah satu dari pewawancara yang menginterviewnya beberapa hari yang lalu. Kenapa dia memanggilnya mak lampir ? Karena dia itu menyeramkan. Sorotan matanya seakan ingin menelannya hidup-hidup, apalagi pertanyaan-pertanyaannya yang menohok.
" kamu sudah nikah? "
" hah, kamu masih 23 tahun ? Kelihatan tua yah? "Entah apa maksudnya. Dia hanya tertawa saja saat mendengar pertanyaan tersebut tapi, dalam hati ingin sekali dia mencabik-cabik mak lampir ini.
" kamu diterima. Minggu depan kamu sudah bisa mulai bekerja. " suara maskulin yang membuat si gadis terperangah terdengar. Bagaikan permainan harpa seorang malaikat. Ah indahnya dan tadi apa yang tadi dia bilang? Dia diterima? Oh tuhan terima kasih! Kau jawab juga doa-doaku.
" akan ada seorang wanita didepan yang akan memberikanmu job descriptionmu. Apa yang harus kamu lakukan dan apa yang harus kamu kenakan " katanya lagi.
" eh.. I..iya pak terima kasih " balasnya terbata-bata. Sang bos memperhatikannya lagi. Si gadis memiringkan kepalanya, terkesan sok imut memang tapi dia selalu melakukan itu kalau dia sedang bingung " pak? Bapak tidak apa-apa? "
" jangan pakai lipstick warna itu lagi. Saya tidak suka terlalu norak "
Dan samar-samar dibelakang dia bisa mendengar suara tertawaan si mak lampir. Kampretlah.
•••Setelah akhirnya bisa lolos dari mak lampir si gadis pendek tersebut langsung melarikan diri ke meja yang akan dia tempati. Sebuah meja kecil yang langsung berhadapan dengan ruangan mewah bosnya. Dia masih belym mengetahui siapa bosnya. Satu-satunya yang dia ketahui adalah dia akan bekerja sebagai sekretaris sekaligus asisten dari bos barunya tersebut. Harusnya gajinya double dong. Aku kan kerjanya double juga. Mereka kira kerjaan sekretaris merangkap asisten itu gampang?
" Hanya sampai bosmu dapat pengganti yang tepat untuk asistennya. Jadi kamu harus mengisi tempat itu dulu " kata wanita yang memberikannya lembaran berisi job descriptionnya. Hufftt.. Tapi tetap saja.
Entah kenapa perasaannya jadi tidak enak.
Tuhkan! Aku kok merinding gini.
Tidak aku harus kuat!
Tuhan kuatkanlah aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes Or No ?
Romance18+ Dangerous game played by a boss and his secretary Kemana hal tersebut akan membawa mereka berdua?