Yoongi membuka matanya. Dan hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamarnya. Hal itu membuat Yoongi tersenyum miris.
"Ternyata hanya mimpi." Yoongi tertawa samar. Tetapi hatinya seperti ditusuk dengan pisau. Sakit sekali.
Mimpinya terasa nyata. Ia pergi ke Sunshine Coffee untuk merayakan hari jadinya. Meniup lilin dan Taehyung berada di sana juga. Membawa sebuket bunga dengan senyuman yang sangat ia rindukan.
Terasa sangat nyata. Yoongi bahkan masih mengingat wangi cologne miliknya.
Yoongi langsung mengambil ponselnya. Melihat apakah ada pesan dari Taehyung.
Dan jawabannya masih belum ada.
Bolehkah ia menelponnya? Apakah Taehyung sibuk?
Tetapi kalau belum dicoba, Yoongi tidak akan tahu. Mungkin sekarang Taehyung sedang tidak sibuk.
Jadi Yoongi men-dial nomor Taehyung. Bunyi nada sambung mulai terdengar dan lagi-lagi jantung Yoongi berdetak cepat.
Rasanya jantung Yoongi malah berhenti berdetak ketika ia mendengar nada ponsel seseorang yang berbunyi. Yoongi menoleh ke samping, dimana ada sebuah ponsel tergeletak di atas meja nakasnya.
Yoon-pie's calling...
Ponsel Taehyung.
.
.
.
Yoongi berjalan cepat, seperti berlari keluar kamarnya. Ia mendatangi kamar tamu terlebih dahulu, dan tidak menemukan siapa pun disana.
Setelahnya menuju ruang tengah. Hanya ada televisi yang menyala dan menampilkan acara luar negri.
Tujuan selanjutnya adalah dapur.
Tidak ada.
Nafas Yoongi tersenggal-senggal. Tangannya memegangi meja makan untuk menumpu tubuhnya yang seketika lemas.
Tidak ada siapa pun dirumah ini selain Yoongi.
"Bodoh."
Ponsel itu.. apa mungkin Yoongi hanya berhalusinasi?
Dan pada akhirnya air mata itu turun tanpa perintah. Tubuh Yoongi langsung merosot kebawah dan ia menangis di sana. Meluapkan emosinya, meluapkan rasa rindunya yang sudah terlalu mendalam.
Ia hanya sangat merindukan Taehyung.
Sangat rindu sampai membuatnya sakit hati.
Tidak mau terlalu larut dalam kesedihannya, Yoongi menghapus air matanya dengan kasar. Membenarkan posisinya dan berjalan kembali menuju kamarnya. Ia sangat lelah, ingin tidur lagi.
Kepalanya tertunduk sedari tadi. Hanya melihat lantai rumahnya. Tetapi kemudian langkahnya terhenti ketika ia melihat sepasang kaki lain di depannya.
Pandangan Yoongi naik dengan hati-hati.
"Yoongi? Kau sudah bangun ternyata."
Dan ketika ia sudah mendongak, Yoongi benar-benar melihat Taehyung di sana.
"Taehyung?"
Apakah ini salah satu halusinasinya?
"Honey? Ada apa? Kenapa matamu bengkak?"
Taehyung benar-benar di hadapannya?
"Yoongi?"
Tubuh Yoongi seperti melayang kedalam pelukan Taehyung. Air matanya keluar kembali. Tetapi tidak apa, kali ini air mata kebahagiaan.
Di dengarnya Taehyung terkekeh dan ia mulai membalas pelukan Yoongi tidak kalah eratnya. Mengecupi puncak kepala kekasihnya berkali-kali karena gemas.
"Ada apa ini? Kenapa kau menangis?" Taehyung memundurkan tubuhnya sedikit kebelakang. Menangkup wajah Yoongi yang memerah dan basah.
"Kau," jeda sebentar karena Yoongi sendiri bingung apa yang ingin ia katakan. "Kau benar-benar kembali."
Taehyung mengangguk dengan senyuman lembut. Tangannya terangkat untuk mengusap rambut Yoongi penuh kasih sayang.
"Iya, aku kembali hanya untukmu."
.
.
.
.
.
The End
.
.
.
.
.
Udahan ga yaaa~? wkwk tolong tabok aja saya nya
Hahahaa
Oke kejam banget ya diriku :((
- minyunghei

KAMU SEDANG MEMBACA
Sleepless Night | tae.gi
Fiksi Penggemar[ T A E G I ] ✔ How many sleepless nights remain, until I can see you?