chapter three : sirine
focus : the third person & roseanne
warning : sarcasm, harsh word.• • •
Suara sirine serta letusan bom yang bersahut sahutan itu terasa benar benar memekakan telinga siapapun yang mendengarnya.
Gemuruh petir dan guncangan tanah seakan menambah tingkat kecemasan para insan manusia yang masih bernyawa itu. Perasaan bersalah yang tadinya mendominasi emosi mereka perlahan lahan terganti dengan rasa cemas yang baru.
Bagaimana bisa yang tadinya saling melindungi, saling berbagi cerita serta menyayangi satu sama lain itu saling membunuh tanpa memandang bulu? Ya, semua itu dilakukan untuk memenuhi naluri bertahan hidup.
Mereka memandangi satu sama lain, penuh dengan rasa penasaran dan kecemasan, Apakah semua hal yang sangat memuakan ini telah selesai? atau bahkan ini belum dimulai?
"Psst, Oci, ini ngapain kenapa jeder jeder terus sih daritadi" tanya Bambam yang kini memegang erat erat tangan Rose.
Rose memiringkan kepalanya, dan menaikan sebelah alisnya. "Ngapain sih anjing, katanya laki?"
"Ya kan serem nyet, jedar jedar gluduk gluduk terus daritadi, ngapain coba ini, udah bunuh bunuhan, mau apalagi mereka sekarang?"
Tiba tiba timpukan ranting mendarat mulus mengenai kepala Bambam yang menyebabkan sang empunya mengaduh.
"BRISIK SETAN GATAU APA NGENYUT INI PERUT GUA, BACOT DOANG BISANYA"
"Ya biasa ajadong Yugiyono?! Takut itukan manusiawi?" balas Bambam.
Mina menggelengkan kepalanya, berniat melerai perseteruan antara dua sahabat itu. "Udah udah, mendingan kalian diam, liat tuh mereka pada ngumpul ke pusat sirine"
Rose mengganguk dan mulai menarik dua orang kekurangan otak tersebut ke pusat sirine.
• • •
Tulisan tersebut terpancar tepat di tengah tembok bangunan yang berdiri kokoh di tengah lapangan tersebut.
Diantara para kerumunan manusia yang masih tercengang dan memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi berikutnya, muncul empat orang asing dengan aura yang sangat mengintimidasi lengkap dengan pakaian yang sangat jarang kita jumpai sekarang.
Gaun Panjang berbahan sutra yang menjuntai indah hingga ke ujung mata kaki yang mengenakannya, serta dilapisi perlengkapan perang lengkap dengan tombaknya.
Lalu tepat disebelahnya merupakan penyebab utama jantung para kaum lelaki yang ada disana berdetak 5x lebih cepat, Ia mengenakan Gaun sutra selutut lengkap dengan senyuman dan wajah yang sangat memikat.
Selain mereka, ada dua orang lagi di belakang mereka, dengan tampang dan pakaian bak pangeran negeri dongeng. Yang pertama mengenakan Baju Perang lengkap dengan tombaknya, sementara yang satunya menggunakan baju bak Dewa Yunani serta membawa sebuah harpa di tangan kananya.
Benar benar mirip seperti Dewa Dewi Yunani Kuno.
Tak-kala Decak kagum serta sorotan mara memuja terus terpancar dari netra manusia manusia tersebut, seakan mengiringi langkah kaki keempat manusia yang kini berjalan ke arah bangunan nan megah itu.
Saat mereka berempat sampai di depan bangunan, athmosfer ditempat ini kembali menggelap disertai kumpulan awan cumulus yang menghitam seakan siap menumpahkan hujan.
"Selamat, kalian adalah manusia manusia terpilih yang telah berhasil mengalahkan 914 manusia lainnya, Silahkan berbaris sesuai tahun kelahiran kalian karena kami akan menjelaskan apa yang harus kalian lakukan untuk terus bisa hidup."
Yugyeom mengumpat pelan, kapan kesialannya akan berakhir? bukankah sudah cukup apa yang di deritanya sekarang, tertusuk dengan luka yang cukup dalam, terdampar di tempat asing selama berhari hari hingga harus bergantung kepada seorang wanita?
Semua hal yang memalukan ini harus dilaluinya karena satu satunya orang yang ia kenal baik disini, Bambam, sangat takut kepada darah dan mati matian menolak untuk membantu membopongnya. Ingatkan Yugyeom untuk meninggalkan Bambam jika laki laki bermulut peda itu sedang kesusahan.
Omong omong wanita berparas cantik yang sedang membantu dirinya ini terlihat menghela nafas berkali kali, sebelum menatap nyalang kearahnya. Ralat kearah Bambam.
"Bamces, lo pegang si Yugyeom dulu, gue harus baris karena gue mau tetep idup." perintah Rose.
"Kampret, gua gakuat Rose, gabisa, bisa bisa gua yang pingsan kalo sentuhan sama itu merah merah,"
Bambam mengernyit jijik. "Lagian lo lahiran berapa sih?""Kurang ajar lo Banci Thailand, ingetin gua buat ninggalin lo kalo lo sekarat ya"
Rose menggeleng lesu. "97, lagian itu cowok yang sama Mina, punya badan segede gaban mana tinggi kayak galah, gada niat bantu bantu apa?"
"Loh, sama dong udah kalo gitu lo terus bopong si dia ya Rose, kita baris bareng, gua sama si Yugiyono ini juga lahiran 97, gatau juga gua sama si Item, kayak gada niatan bantu bantu"
Bambam tersenyum senang sembari memimpin jalan dan sesekali bertanya dimana barisan mereka.•
•
•"Terima kasih telah mengikuti perintah dengan baik, Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, Saya adalah Athena dan disebelah saya adalah Aphrodite, dia adalah Apollo, dan yang paling kiri adalah Ares."
"Kalian semua disini akan dilatih untuk menjadi para DemiGods yang sesungguhnya. Sebentar lagi kalian akan kembali ke dunia kalian. Saat kalian terbangun, ambilah barang apapun yang berada di samping tempat tidur kalian."
"Waktu kalian adalah 12 jam. Kalian diperbolehkan membawa salah satu barang yang menurut kalian berharga dan dapat membantu kalian disini."
"Tepat tengah malam nanti, kalian akan kembali lagi disini. Jangan sia siakan waktu kalian, karena mungkin saja ini adalah terakhir kalinya kalian bisa bertemu orang orang terpenting di hidup kalian."
Secara serentak, mereka semua kehilangan kesadaran dan mulai berjatuhan, seraya dengan langkah kaki kepergian para Dewa Dewi itu.
• • •
KAMU SEDANG MEMBACA
battleship • k. idols
Fanfictionapa yang akan kau lakukan jika di hari ulang tahunmu, kau terbangun dengan mimpi aneh yang terkesan sangat nyata lengkap dengan sebuah amplop berisi secarik surat serta sebuah senjata yang kau gunakan di mimpimu semalam? mostly about roseanne. sta...