1

9.5K 530 13
                                    

Ketiga gadis itu tertunduk dalam saat ayah mereka menatap mereka dengan tatapan murka. Tidak berani untuk sekedar menatap mata sang ayah yang tajam menusuk.

Kaisar Shen menatap ketiga putri dengan tatapan penuh intimidasi yang mampu membuat semua orang di dalam ruangan itu ketakutan.

Kaisar Shen beralih menatap putri tertua nya tajam, membuat sang putri Mey Lian tertunduk makin dalam.

"Putri mahkota Mey Lian kau tau apa kesalahan mu?" Kaisar Shen bertanya dengan nada datar yang dingin namun sarat ancaman.

Mey Lian sebagai putri tertua hanya bisa mengangguk ragu. Lalu menatap memelas pada pria yang berstatus kaisar dan juga ayah kandung nya itu.

"Ya, yang mulia." ucap nya lirih namun masih dapat terdengar oleh kaisar Shen.

Mey Lian menoleh kearah saudarinya meminta pertolongan yang juga sedang menatapnya kasihan.

Yeun Ha yang mengerti dengan tatapan memelas saudari tertua nya itu langsung maju selangkah melindungi saudarinya dari tatapan tajam ayahanda mereka. Karena itu Mey Lian langsung menatap Yeun Ha dengan penuh terimakasih karena perlindungan yang diberikannya.

Kaisar Shen menunggu apa yang ingin dikatakan putri keduanya Yeun Ha dengan sabar.

Sadar kaisar Shen memberikan nya waktu berbicara Yeun Ha langsung menangkup kedua tangan nya.

"Yang mulia, sangat benar jika putri mahkota Mey Lian lah yang menjadi dalang dari pelarian dan penyerangan di kerajaan Yuhan." Yeun Ha menatap saudarinya Shei Zui untuk menyetujui ucapannya.

Shei Zui mengangguk dan ikut maju selangkah tepat disamping Yeun Ha.
"Itu benar yang mulia putri Mey Lian memaksa ku dan Yeun Ha untuk mengikuti rencana nya, hamba mohon hukum dia yang mulia karena sudah membahayakan nyawa kami."
Ucap Shei Zui dengan nada dan tatapan memelas yang meyakinkan.

Mey Lian menganga lebar saat kedua saudarinya menjadikan nya kambing hitam agar bisa terbebas dari hukuman.

"A-apa." tanya Mey Lian ketakutan saat kaisar Shen menatapnya dengan tatapan garang.

"Yeun Ha, Shei Zui keluarlah dulu ayahanda ingin bicara berdua dengan PUTRI MAHKOTA berdua." perintah kaisar shen pada kedua putrinya sambil menekankan setiap perkataan nya.

Yeun Ha dan Shei Zui langsung beranjak keluar setelah memberi hormat, kedua nya melirik Yeun Ha mengejek sambil memberikan senyum geli.

Wajah Yeun Ha yang putih pucat bertambah memucat lalu ia melihat kepergian kedua saudarinya dengan tatapan kesal sekaligus iri, karna dapat terlepas dengan mudah dari amukan kaisar Shen yang ganas.

Kaisar Shen memijat kening nya yang terasa pusing karena ulah ketiga putri nya. Semua itu setelah ia mendapat laporan prajurit pagi ini yang mengabarkan jika ketiga putrinya melakukan pelarian dan penyerangan pada kerajaan musuh tanpa seijin nya.

Dengan perasaan panik pada saat itu juga kaisar Shen langsung berkuda menyusul ketiga putri nya dengan rombongan prajurit perang dibelakang nya. Menuju kerajaan Yuhan sebuah musuh yang sedang gencar-gencarnya mengibarkan bendera perang pada kerajaan nya.

Kekhawatiran nya bertambah saat sampai disana banyak mayat prajurit Yuhan yang bergelimpangan dengan kondisi mengenaskan. namun kekhawatirannya surut saat melihat ketiga putrinya berdiri ditengah-tengah timbunan mayat dengan tubuh bermandikan darah.

Putri tertua nya menoleh dan langsung berubah pucat diikuti dengan kedua saudarinya yang lain.

Wajah kaisar Shen yang menenggang saat melihat sebuah kepala tanpa tubuh digenggaman putrinya Mey Lian. kepala kaisar Qiang sedangkan Yeun Ha dan Shei Zui menggenggam kepala putra mahkota dan pangeran Yuhan.

Kaisar shen menghembuskan nafas panjang saat teringat dengan kesadisan ketiga putrinya itu. Di tatap nya lagi putri tertuanya Mey Lian yang terus menunduk kan wajah nya merasa bersalah.

"Putri mahkota Mey Lian sebagai hukum yang ku berikan, kau dan kedua saudarimu dilarang untuk keluar dari istana kalian untuk sebulan penuh."

Mendengar itu Mey Lian langsung mendongak menatap ayahanda nya hendak memprotes. Sebulan penuh di dalam istana tanpa melakukan apapun, sama saja dengan mati perlahan bagi dirinyaya dan kedua saudari nya. Namun kata-kata kembali tertelan saat melihat tatapan kaisar Shen yang sangat tidak ingin dibantah, dengan lesu Mey Lian menyetujui hukuman mengerikan yang diberikan padanya.

"Baik yang mulia." ucap Mey Lian dengan pelan tanpa melihat wajah Kaisar Shen yang menatapnya.

Mey lian melakukan penghormatan lalu berjalan keluar menemui kedua saudarinya yang seperti nya masih menertawakan nasib buruk nya dengan puas. Kaisar Shen melihat kepergian putri nya dengan tatapan sedih yang kentara.

"Maafkan aku karena tidak dapat melindungi ibundamu saat penyerangan itu."

Kaisar Shen mengatakan itu dengan nada teramat lirih namun masih dapat terdengar oleh Mey Lian yang langsung berkaca-kaca.

"Itu bukan salah Ayah. Yang bersalah adalah pelaku penyerangan itu, merekalah yang harus nya membayar semuanya." Sahut Mey Lian lirih. Setiap kali ia teringat dengan sosok Ibunda nya maka ia akan menjadi tersiksa.

Sosok yang paling di sayangi meninggalkan mereka karena usaha kudeta yang dilakukan oleh para Raja dibawah naungan kekaisaran Hanzo.

"Itu juga bukan salahmu nak, berhentilah meratap kepergian Zia. Kau tidak perlu menyakiti hatimu kembali." Kaisar mengucapkan nama mendiang istrinya dengan pahit. Sama seperti anak-anak nya, ia juga terluka kehilangan cinta sejati nya. Lebih sulit lagi harus merawat dan melindungi para Putri nya yang merindukan kasih sayang seorang ibu.

Mendengar itu Mey Lian tertawa. "Bagaimana bisa aku melupakan nya ayah? Ketika sampai sekarang bekas luka ditubuh ini tidak kunjung memudar. Adik bungsu juga mengalami trauma yang parah sejak kejadian itu, Yeun ha juga walaupun dia tidak mengatakan nya dia yang paling dekat dengan Ibunda."

Mey Lian mengusap mata nya yang memerah, lalu berjalan keluar dari baliriung. Sebisa mungkin ia harus menutupi perasaan nya dihadapan adik-adik nya. Bagaimana pun ia telah berusaha menjadi sosok kakak sekaligus Ibu untuk mereka.

The Poisonous Flowers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang