Selasa 2 Agustus 2016.
Seorang gadis berlari dari ruang kantor menuju ruang osis dengan membawa tumpukan map yang cukup banyak.
"Oi mau di bantuin ga nih?" Teriak Mario dari jendela kelas saat gadis itu melewati depan kelasnya.
"Ga makasih." Balas gadis tersebut. Dia meletakan tumpukan map tersebut diatas meja osis.
"Gimana proposal kita di terima?" Tanya seorang laki - laki yang sedang fokus di depan komputer.
"Alhamdulilah. Dari 13 proposal yang kita buat, ada satu yang diterima." Gadis tersebut duduk di kursi, di atas meja nya tertulis wakil ketua osis.
"Jadi kita bisa ngadain pensi nih minggu depan?" Laki - laki itu berdiri di depan meja gadis tersebut. Dia adalah Gilang pradana. Ketua Osis di Sma 2 Jakarta. Kelas 12 ipa 1.
"Bisa kok kak! Nanti pulang sekolah kita rapat lagi yah.. Kiera mau masuk kelas. Assalamualaikum!" Gadis itu meninggalkan ruang osis. Dia adalah Kiera Islamadina. Wakil ketua osis. Kelas 11 ipa 1.
-
"Ibu Waketos jadi ga nih pensi? Tangan gue udah gatel mau main gitar." Mario duduk di sebelah Kiera.
"Insyallah... Lo pasti tampil kok!" Kiera mengambil buku dari laci dan meletakan nya diatas meja.
Karna ada guru masuk ke kelas, Mario kembali ke tempat duduk.
-
Kiera lari dari mobil menuju tempat bimbel nya. Jam tangan yang melingkar ditangan kanan nya menunjukan pukul 15:00. Tangan kiri nya memegang dua buku paket.
Kiera membuka pintu. Semua mata tertuju kepadanya. Seketika itu dia menyadari jika penampilan nya tak layak untuk dilihat. Bagaimana tidak. Rambut sebahu yang berantakan karna tadi ia berlari kencang. Baju seragam yang ia kenakan sudah tak berarturan lagi karna ini sudah sore hari. Ditambah muka lelah karna mengurusi izin pensi.
"Maaf saya terlambat." Kiera melihat seisi kelas, dia menyadari ada yang salah. Kiera salah kelas! Penampilannya saja sudah membuat nya malu, apalagi jika ditambah dengan dia salah kelas. Dia memutuskan untuk mencari kursi kosong.
Matanya tertuju kepada sudut kelas. Tidak bukan kursi yang kosong yang menjadi perhatian nya sore itu. Tapi seseorang yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Seseorang yang menarik hatinya. Paling berkilau diantara seluruh pria tampan yang pernah ia temui. Menurut Kiera laki - laki itu mirip seperti song joong ki. Pemeran utama di drama favourite nya.
"Jackpot!" Gumam Kiera dalam hati saat melihat satu kursi kosong tersisa untuk nya tepat di sebelah laki - laki yang mengalihkan pandangan kiera.
Laki - laki itu menatap kiera, seketika itula kiera memalingkan pandangan nya dari laki - laki itu dan berjalan untuk duduk di sebelah nya.
Kiera melirik kearah buku paket yang berada fi atas meja laki - laki itu. Tertulis namanya di buku cetak itu.
"Muhammad Aldi." Baca Kiera pelan. Sepelan - pelan nya kiera membaca nama itu, nyatanya masih membuat laki - laki itu menoleh.
"Ipa?" Laki - laki itu melirik ke arah buku paket yang berada di meja kiera.
Kiera hanya terdiam menunduk dan menutup mulutnya dengan tangan kiri. karna terkejut laki - laki itu tiba - tiba berbicara kepadanya.
"Aldi pinjem pulpen lu bentar dong." Ucap seseorang wanita yang duduk di depan laki - laki itu.
"Jadi nama panggilannya Aldi?" Ucap kiera dalam hati sambil menoleh kearah Aldi. Matanya melotot saat melihat lokasi sekolah Aldi yang tertempel di lengan kiri. Bagaimana tidak terkejut, laki - laki yang menarik perhatian kiera ternyata satu sekolah dengan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insyallah
General FictionMungkin semua harapan Kiera menjadi tak akan mungkin terjadi. Tapi siapa tahu? Allah berkehendak lain. Apa yang di ingin kan Kiera menjadi kenyataan, meskipun tidak secepat itu. Dan semua itu datang dengan cara yang tak pernah Kiera Duga.