Kiera memarkirkan mobil nya di depan restaurant daging panggang. Dia turun dari mobil dan masuk ke dalam restaurant itu.
Matanya melihat sekeliling. Dia seperti mencari sesuatu. Lebih tepat nya seseorang yang berhasil mata nya tangkap di antara banyak nya pengunjung restauran malam itu.
"Maaf kak Kiera telat." Kiera duduk di kursi yang berada di hadapan pria itu.
"Bagaimana praktek hari ini?" Tanya pria itu sambil sesekali menatap wajah Kiera.
"Alhamdulilah.. Hari ini semua nya berjalan dengan baik." Kiera tersenyum tipis lalu menundukan pandangan nya. Kiera tidak mungkin menceritakan siapa yang dia temui tadi sore.
"Kieraa.." Pria itu memegang tangan Kiera.
Kiera langsung menarik tangan nya dan menatap pria itu. "Kak Gilang sendiri gimana kuliah nya?"
"Kiera kalau saya boleh jujur. Apa kamu sudah yakin untuk memakai Hijab?"
Kiera terdiam menundukan kepalanya. Yang ada di fikirannya bagaimana bisa lelaki yang saat ini menjadi tunangan nya bertanya seperti itu kepadanya.
Dia adalah Gilang. Yang dimana 8 tahun lalu, adalah kakak kelas Kiera.
"Insyallah Kiera yakin kak." Jawab Kiera dengan suara sedikit bergetar. Entah apa yang di fikirkan Kiera. Perasaan yang selama ini dia simpan, tak lagi dapat dia sembunyikan. Apa lagi setelah Kiera melihat wajah Aldi kembali. Seperti segala hal yang Kiera lakukan untuk membuat Kiera melupakan Aldi menjadi sia - sia.
"Lusa saya akan kembali ke Belanda." Gilang membalik daging yang sedang di panggang.
"Jadi kapan kak Gilang mau bicara sama ayah Kiera?" Kiera memperhatikan bagaimana Gilang membalik daging yang sedang di panggang.
"Nanti yah Kiera, saya harus menyelesaikan S2 saya dua tahun lagi." Gilang menaruh daging yang sudah matang di atas piring yang berada di hadapan Kiera.
Kiera menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya. Ini lah kekhawatiran terbesar Kiera. Dia sangat takut jika dia tidak bisa mencintai tunangan nya sama seperti dia mencintai cinta pertamanya, Aldi.
Apalagi saat ini Kiera sudah tahu jika dia akan lebih sering bertemu dengan Aldi. Kiera takut jika suatu saat nanti dia tidak bisa mengendalikan perasaan nya kepada Aldi.
-
"Kamu pulang, dan jangan pikirkan soal pernikahan kita." Gilang membukakan pintu restaurant untuk Kiera.
Kiera masuk ke dalam mobil, dan membuka jendela. "Besok penerbangan pagi kan? Kiera bisa mengantar sampai bandara.." Kiera menatap wajah Gilang dari jendela yang terbuka.
"Kamu praktek saja yang benar..." Gilang meninggalkan Kiera dan masuk ke dalam mobil milik nya. Perlahan Kiera memundurkan mobil dan kembali ke rumah.
-
"Assalamualaikum." Kiera masuk ke dalam rumah membawa dua kantung berisi daging panggang dan meletakan nya di atas meja makan. Kiera mengeluarkan daging panggang itu karna Ayah dan Ibu sedang makan malam.
"Kamu udah makan ra?" Ibu bertanya kepada Kiera.
"Sudah bu. Ibu harus coba daging ini." Kiera meletakan daging ke atas piring ibu.
Kiera duduk di kursi yang berhadapan dengan ibu.
"Kamu pasti dari pergi sama Gilang kan?" Bapak batuk dan mengambil gelas berisi air lalu meminum nya.
Kiera mencoba membantu bapak mengambil gelas berisi air tersebut. "Iya pak."
"Terus kapan kalian menikah?" Bapak meletakan gelas di atas meja.
Ibu menoleh kearah Kiera, begitu pula Kiera menoleh ke arah ibu.
"Nanti pak, biarin Kak Gilang nyelesain kuliah nya dulu." Jawab Kiera.
"Nanti kapan? Tunggu kamu tua? Yang ada bapak udah keburu mati. Kapan bapak bisa menggendong cucu?" Bapak berdiri dan berjalan masuk ke kamar nya.
Kiera menatap kearah Bapak yang berjalan meninggalkan mereka.
"Bapak bicara seperti itu, karna kamu anak kami satu - satu nya. Dari siapa lagi bapak akan berharap kalau bukan dari kamu?" Ibu menyusul bapak meninggalkan Kiera.
Kiera menarik nafas panjang, Kiera mengambil tas lalu pergi masuk ke dalam kamar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insyallah
General FictionMungkin semua harapan Kiera menjadi tak akan mungkin terjadi. Tapi siapa tahu? Allah berkehendak lain. Apa yang di ingin kan Kiera menjadi kenyataan, meskipun tidak secepat itu. Dan semua itu datang dengan cara yang tak pernah Kiera Duga.