Rabu, 13 Maret 2024
Kring Kring. Dering telfon di sebuah ruangan yang bertuliskan administrasi Rs. Umum kota jogja.
"Halo?" Seorang perawat mengangkat telfon tersebut. "Baik pak ditunggu yah." Dia menuntup telfon tersebut dan berjalan menuju sebuah ruangan lalu mengetuk nya.
"Masuk." Ucap seorang wanita mengenakan jas putih yang sedang duduk memainkan laptop nya.
"Dokter bisa gantiin dokter Marissa?" Tanya perawat itu memberikan selembar kertas kecil bertuliskan alamat.
"Baiklah." Jawab wanita itu mengambil kertas itu dan memasukan nya kedalam tas nya. Dia berjalan menuju Parkiran.
"Selamat sore dokter Kiera." Ucap petugas kebersihan yang sedang menyapu di dekat mobil milik wanita itu. Wanita itu hanya tersenyum dan masuk ke dalam mobilnya.
Wanita itu masuk ke dalam mobil dan membaca alamat tersebut. "Ibu Catri. Komplek TNI nomor 24." Dia memasukan kembali kertas tersebut lalu mengambil name tag bertuliskan Kiera Islamadina. Spesialis anak. Dan memakaikan nya di jas putih yang dia pakai. Kiera merapikan jilbab nya lalu pergi menuju rumah pasiennya.
-
Kiera turun dari mobil nya dan mengetuk pintu rumah yang bernomor 24 itu.
"Assalamualaikum." Kiera mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam.." Seseorang pria membukakan pintu untuk Kiera.
Kiera yang menatap pria yang membuka pintu untuk nya. Kiera tahu dengan betul siapa yang berdiri dihadapannya.
Dia adalah pria yang masih bersarang di hati dan otak Kiera. Tak ada yang berubah sedikit pun dari pria yang dia kagumi sejak 8 tahun lalu itu.
Kiera menundukan pandangan nya dan melihat cincin melingkar di jari manis pria itu.
Suara tangis bayi memecahkan keheningan sore itu."Masuk dok." Ucap pria itu.
Kiera mengikuti pria itu, dia melihat sekeliling isi rumah. Kiera melihat foto pria itu dan istrinya. Kiera menyadari siapa wanita itu. Itu adalah wanita yang dia temui bersama Aldi 8 tahun lalu.
"Ternyata mereka menikah." Ucap Kiera dalam hati.
"Badan nya panas dok." Aldi membukakan pintu untuk Kiera masuk.
Kiera yang melihat bayi itu menangis langsung menggendong nya, dan memberikan botol susu yang berada di sebelahnya.
Setelah Bayi itu tertidur, Kiera meletakan nya kembali ke dalam box bayi itu.
"Makasih dok saya bingung harus ngapain lagi." Ucap Aldi sambil menutup pintu kamar anak nya. Lalu mereka berjalan menuju ruang tamu. "Silahkan."
"Bisa saya bicara dengan Ibu Catri?" Kiera duduk di kursi.
Aldi tertunduk saat mendengar pertanyaan Kiera yang terdengar seperti permintaan.
"Maaf bisa saja bicara dengan Ibu Catri?" Kiera mengulangi permintaan nya.
"Istri saya sudah meninggal dok, saat melahirkan anak saya." Jawab Aldi.
"Saya turut berduka cita." Kiera menutup mulut nya dengan tangan sebelah kiri. "Siapa nama anak bapak?" Lanjut kiera.
"Sheila."
"Sheila seharusnya mendapat nutrisi dari Asi. Itu lah kenapa badan nya panas. Susu yang dia minum sepertinya tidak cocok karna di pipi sebelah kirinya ada bercak merah mungkin alergi. Besok saya akan bawakan susu formula untuk Sheila." Kiera tersenyum kepada Aldi.
"Terima Kasih dok." Aldi mengeluarkan dompet dari kantong nya. "Berapa?" Tanya Aldi.
"Tidak... Sebagai bayaran nya, izinkan saya untuk jadi dokter Sheila selamanya." Pinta Kiera. Aldi hanya melihat kearah Kiera.
Kring Kring. Handphone Kiera berdering.
"Maaf." Ucap Kiera kepada Aldi.
"Iya kak, nanti malem lansung ke situ. Waalaikumsalam." Kiera menutup telpon.
"Kalau begitu saya pamit pulang." Kiera berdiri dari tempat duduk nya."Baiklah Terima Kasih banyak dok." Ucap Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insyallah
General FictionMungkin semua harapan Kiera menjadi tak akan mungkin terjadi. Tapi siapa tahu? Allah berkehendak lain. Apa yang di ingin kan Kiera menjadi kenyataan, meskipun tidak secepat itu. Dan semua itu datang dengan cara yang tak pernah Kiera Duga.