Some people say that love can change when you're far from each other. Dan menurut aku, pernyataan ini benar - dan salah.
Ini cerita 'aku' yang akan menjadi cerita pertama untuk kamu ketahui.
Aku mengawali jatuh cintaku kelas 5 SD. Entah karena apa aku sudah memutuskan untuk pacaran dengan dia yang kelas 6 SD saat itu.
Masih terlalu belia. Bahkan masih bisa dibilang, aku belum tau apa itu cinta tapi sudah main pacar pacaran saja.Dia pacar pertama ku. Lelaki dengan perawakan tinggi dan badannya ideal ; tidak terlalu gemuk tidaj terlalu kurus. Saat itu kulitnya berwarna agak pucat. Mungkin karena semakin dewasa dia semakin sering bermain diluar rumah, kini kulitnya berwarna agak gelap.
Lekuk matanya bagus dan tidak terlalu besar. Bola matanya berwarna coklat. Alisnya tidak lentik tapi sangat rapih, mungkin ibunya yang merapihkannya. Hidungnya mancung dan mempunyai alis seukuran dengan ujung-ujung matanya.
Lehernya sempurna apalagi dengan rahang nya yang membentuk 'Jaw-Line' sempurna. Dadanya biasa saja, tidak terlalu bidang. Kaki nya jenjang dan kalau berlari seperti Rusa saat dikejar mangsa.Untuk ukuran anak SD seumuranku, mungkin aku agak aneh. Atau memang harusnya disebut aneh. Bukan hal yang sepatutnya jika aku sudah bisa memikirkan penjabaran dari fisik seorang cowo. Aku baru memakai rok merah dan aku sudah bisa menilai orang lain. Aneh bukan?
Tapi justru, kalau saat itu aku tidak pacaran dengannya, mungkin hal besar ini tak akan pernah terjadi padaku.
---
Saat aku kelas 5 dan dia kelas 6, kami suka bermain bersama. Tidak sih, kalau diingat ingat lagi, kami sering bertengkar.
Aku anak perempuan yang tomboy dan dikenal sebagai jeger yang ditakuti oleh anak anak SD. Sedangkan dia adalah cowo ganteng yang suka dideketin sama kaka kaka SMP. Saat itu kami masih suka berantem -tapi tidak berantem fisik- zaman itu adalah zaman mainan yang dijual emang emang didepan gerbang sekolah. Ada kartu, ada gelang, ada robot robotan, monopoli, banyak.Dari setiap mainan yang dia beli, pasti aku beli juga. Dari setiap mainan yang aku beli, pasti dia beli juga.
Bukan untuk kembaran. Justru kami akan beradu mana yang paling bagus. Tentu teman teman yang akan jadi jurinya. Kadang dia menang, kadang aku menang. Lama kelamaan pertemanan kami mulai lebih dekat.
Entah siapa yang lebih dahulu mengutarakan rasa cinta 'monyet' anak SD ini, yang pasti akhirnya kami berpacaranKau tau, dulu untuk punya handphone samsung touchscreen yang masih harus pakai pulpen dari hp nya itu sangat susah. Kalau punya handphone itu pasti dianggap sangat keren. Suatu saat aku merengek untuk dibelikan handphone itu pada ibu, ternyata di belikan. Lalu aku membagikan nimor handphone ku kepada teman teman yang juga sudah punya handphone. Saat itu dia juga sudah punya handphone. Lupa aku handphone apa yang dikenakannya, tapi yang pasti, itu adalah awal kami sms an ala anak SD
Ada sebuah pesan yang masih sangat ku ingat saat itu. Sudah malam kalau tidak salah, mungkin sekitar pukul 7 atau 8 malam. Waktu bagi anak SD untuk beristirahat, sedangkan aku masih sibuk dengan handphoneku
Yap. Sesuai yang kalian terka, aku buang buang pulsa untuk sms an dengan dia. Saat aku mengetik ini, aku merasa aku sangat bodoh pada masa itu, buang buang pulsa untuk mengirim pesan seperti iniDia : hei
Aku : hei juga
Dia : sedang apa lu?
Aku : eh kamu anak gaul ya?
Dia : kenapa?
Aku : ngomongnya pakai 'lu'
Dia : kalau tidak suka, akan kuganti. Maaf, sedang apa kamu?
Aku : sedang mau tidur
Dia : kalau gitu aku mengganggu?
Aku : tidak juga. Aku mendahulukan yang penting
Dia : tidur mu tidak penting?
Aku : penting. Tapi kau sedikit lebih penting
Dia : kenapa begitu?
Aku : karena kita pacaran
Dia : apa tidak dimarah papa?
Aku : dia tidak tau
Dia : oh begitu. Yasudah, tapi aku juga sudah mau tidur
Aku : kalau gitu untuk apa sms aku
Dia : k4n93n
Aku : apa itu? Jangan yang gaul gaul, aku tidak ngerti
Dia : aku kangen. Sudah malam, tidur kamu
Aku : iya sudah malam. Kamu juga
Dia : baiklah. Tutup telefonnya
Aku : oke, selamat malam-tut-
Sadarkan kalian, kenapa aku menganggap diriku sendiri bodoh?
Aku teleponan dengannya tapi kami berkomunikasi lewat sms. Karena takut papa ku bangun jika mendengar aku berbicara di telepon, dan takut mama nya bangun karena dia berbicara di teleponLucu tapi bodoh kalau diingat ingat terus
--
Sesudah dia Ujian Nasional, dia pindah sekolah. Tidak melanjutkan SMP di gedung yang sama dengan sekolah ku. Ku dengar dia pindah ke SMP negri dekat rumahnya. Hanya itu hal terakhir yang ku ketahui tentang dia. Tapi tau kah kamu, bahwa kami baru saja bertemu kembali secara tidak langsung karena seorang teman SMA ku
--
Aku masuk ke sebuah SMA swasta dan mempunyai banyak teman. Awalnya aku pikir bahwa aku tak akan menemukan teman yang benar benar teman bagiku, dan hanya sekedar teman sekolah saja. Siapa sangka anak yang beda jurusan denganku justru menjadi teman baikku selama disekolah. Kami suka bertukar cerita dan sering lebih mencari tau untuk kenal lebih dalam. Biar akrab alasannya.
Suatu saat yang lalu, aku lupa karena apa kami membicarakan hal tentang 'mantan' saat sedang di kolam renang, lalu teman ku berkata
"Aku punya mantan. Dia...."
Teman ku ini menjelaskan dengan rinci seperti apa mantannya. Lalu ku tanyakan apakah nama mantannya adalah 'Dia'
Temanku mengangguj dan bertanya apakah aku mengenal 'Dia'Lucu sekali bukan? Pertemuan yang tidak disangka dan terjadi dalam situasi yang lucu sekali. Teman ku ini agak jail, hingga suatu ketika dia membuat multichat dalam aplikas line. Multichat terdiri dari 8 orang ditambah dengan OA tebak-tebakan Maka kami jadi 9 orang. Aku awalnya tidak berfikir bahwa akan aada 'Dia' Disana. Siapa sangka, saat sedang bermain, aku mendapat pesan di multichat
Dia : Hei, masih ingat aku?
Aku : kau chatting denganku?
Dia : iya kamu
Aku : siapa ya?
Dia : jahat skali kau tidak kenal
Aku bukannya sengaja, tapi aku benar benar tidak tau. Segera ku telusuri akun line nya, melihat ada nama Instagramnya pada bio-line nya. Aku pun mencari nama itu di instagram dan betapa kagetnya aku bahwa itu adalah 'Dia'. Segera setelah ku tau, aku chat temanku
"Apa kau gila, itu kan 'Dia' , dapat kontaknya dari mana?"
Temanku tidak membalas panjang
"Anggap saja sebuah perkenalan ulang"Merasa lupa, akupun teringat kembali pesan 'Dia' yang masih belum ku balas di multichat
Aku : apa kau 'Dia'
Dia : setelah berapa menit dan kau baru menyadari ini aku. Kalau gitu sedari tadi kita bermain, kau sama sekali tidak ingat bahwa ini aku?
Aku : maaf, aku jahat sekali ya tidak mengenalimu
Dia : bagaimana kabarmu?
Aku : baik, kamu?
Dia : baik juga.
Aku : sudah ada pacar baru ya?
Dia : tau darimana
Aku : tadi aku stalk IG mu
Dia : begitulah heheheeSeketika aku baru sadar bahwa multichat sepi, seakan semuanya sepakat untuk tidak membalas pesan, memberi kami ruang untuk berekspresi setelah sekian lama ditutupi tembok ketidak-kenalan satu sama lain.
Aku : hei kalian, jangan diam saja. Aku tau kalian sengaja tidak lanjut bermain
Teman 1 : habis kalian asik sekali flashback setelah sekian lama
Teman 2 : akusih sadar diri saja tidak perlu mengganggu
Teman 3 : aku malas aja bales
Teman 4 : aku mau jadi saksi hidup pertemuan kalian kembali
Dia : astagah kalian ini, tidak harus segitunya.
Teman 5 : iya lanjut saja bermain, anggap mereka berdua angin
Teman 6 : hei tidak boleh begitu. Mereka bukan sekedar teman lama, mereka ini -mantan bukan mantan- tau!Next to part 3

KAMU SEDANG MEMBACA
love stories you'll love
Romancerangkuman cerita cinta si tokoh 'aku' dalam kehidupan nyatanya ; ada yang berbelit, ada yang manis, ada yang pahit, ada yang menggantung, ada yang berakhir tak bisa diterka here's some love stories you'll love ❤