Redhiza memarkirkan mobilnya didepan rumah yang berwarna cokelat dengan angka 6 yang terpampang didepan rumah tersebut.
Redhiza membantu untuk melepaskan safety-belt Atifa kembali dan membangunkannya perlahan. Tapi sepertinya hanya dia dan angin dari AC yang mendengarkannya.
Redhiza ingin menggendongnya untuk masuk kedalam rumah. Tapi memikirkan bagaimana nanti ketika ayah dan ibunya melihat anak perempuannya digendong sama orang asing? Bisa bisa dicap PK lagi
Redhiza pun memilih untuk turun dan menekan bell rumah Atifa. Tak lama kemudian, keluar seorang bibi dengan kain lap yang menggantung dipundaknya
"cari siapa den?"
"enggak nyari siapa-siapa bi. Ini kawannya Atifa"
"ooh kawannya non Atifa. Tapi non Atifanya belum pulang den"
Redhiza menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal, "iya saya tau bi, justru karena itu bi saya kemari"
Bibi itu menunggu penjelasan dari Redhiza, "terus den? Saya nggak ngerti, den-nya ngomong muter muter. Pening kepala bibi jadinya"
Redhiza menahan nafas nya sebentar lalu dibuangnya, "Atifa lagi ada dimobil saya. Dan saya minta bantuin untuk bawa dia kedalam bi"
"ooh bilang toh den. Dikirain kenapa. Kenapa enggak den-nya aja yang gendong non Atifa?"
"saya takut"
Bibi tersebut tertawa, "kenapa takut den? Yaudah kalau gitu bibi panggilkan den Altaf ya den." Redhiza mengangguk .
Tak lama kemudian seorang anak lelaki dan bibi tersebut keluar untuk menemui Redhiza, "dimana kakak gue?"
"dimobil" Redhiza membawa jalan untuk ke mobilnya
Altaf langsung menggendong Atifa yang sedang tertidur itu, "lo apain kakak gue?"
"gue nggak nyakitin kakak lo kok. Tenang, tanya aja sama kakak lo nanti. Gue pulang dulu." Altaf langsung mengangguk
***
Atifa menggeliat di tempat tidurnya dan membuka matanya perlahan. Ia mengumpulkan semua nyawanya dan kemudian memilih untuk duduk dipinggiran tempat tidurnya.
"tadi kayaknya aku dimobil Redhiza, terus kenapa bisa disini?"
Atifa menghembuskan nafasnya dan membelalakkan matanya, "jangan jangan gue digendong sama dia?!"
Atifa berlari untuk mencari bibi nya dan sambil berteriak, "bii Jum!!"
Bi Jum yang mendengar teriakan langsung berlari ke sumber suara, "ada apa non?"
"tadi yang ngantar Tifa siapa?"
"ooh tadi ada den ganteng non." Bibinya tersenyum malu
"siapa namanya bi?"
Bibinya berusaha untuk mengingat namanya, "kayaknya tadi den –nya nggak ada kenalin dirinya non. Dia cuma bilang kalau dia temennya non"
Atifa menghembuskan nafasnya, "terus kenapa Tifa bisa didalam kamar bi?"
"yang digendong la non. Pulaknya non tidurnya lelap banget. Bahkan udah digendong pun non nggak sadar juga"
Atifa tertawa miris, "yang gendong bibi kan?"
"ya enggak la non. Non ini ada ada aja. Mana sanggup bibi gendong non. Badan bibi aja cungkring kayak begini."
'tolong tuhan jangan sampai dia yang gendong'
"jadi bi?"
Bi Jum tertawa sambil mendelik-delik-kan mata menggodanya melihat Atifa, "penasaran ya non? Berharap den ganteng ya yang gendong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife is My Healer
RomanceDua insan bertemu di suatu keadaan yang bisa dikatakan, ya sangat tidak pas. akan tetapi, pertemuan itu menjadi saksi bisu dari perjalanan mereka. Redhiza Haryadi Utomo adalah seorang CEO dari perusahaan ayahnya sendiri sedangkan Atifa Shayla Dyvett...