Author newbie, nih. Maaf kalo absurd. Jan lupa vote and comment.
Aku masih di sini, terjebak dalam lubuk bernama penantian. Lima tahun itu berlalu teramat cepat. Pergi tanpa peduli pada hati yang tertawan.
Mungkin aku sudah terlalu banyak meneguk janji, hingga tanpa kusadari, ada nila yang ikut tertelan. Merobohkan pilar-pilar kepercayaan yang telah lama tertanam.
"Dhea, aku janji akan segera kembali setelah lima tahunku di Canada. Dan aku pasti menikahimu."
Ketika kuantar kau ke bandara dengan tetap memelukku, ikrar itu terucap. Aku tidak pernah memintanya. Masih berderai air mata, kukatakan bahwa tiada yang dapat menjamin keutuhan cinta kita. Karena duniamu akan semakin luas. Banyak hal lebih baik yang dapat kau temui. Apalah aku, gadis malang yang dengan mudah dapat tersingkirkan.
Apa yang terjadi sekarang? Bahkan saat bulan telah beranjak menjemput tahun ke enam, kau belum juga kembali, Keenand. Atau waktu di Canada bergulir terlalu lambat? Sama seperti perbedaan purnama dalam kisah Cinta dan Rangga. Begitukah?
"Adnandhia, ada Alfa. Dia mau ketemu kamu."
Itu suara Ibuku, wanita lima puluh dua tahun, yang terlalu perkasa memendam harap; melihatku mengenakan siger sebagai mahkota kebanggaan kami."Iya, Bu, aku ganti baju dulu."
Tanpa membukakan pintu, kusahut ucapan Beliau. Aku tak ingin Ibu melihat wajah murungku dan sisa derai yang masih tertinggal.Tiba-tiba lamunanku buyar. Sebuah pesan masuk dengan dering berbeda dari biasanya. Aku baru ingat, itu adalah ringtone khusus untuk kontak Keenand Husein Albar -kekasihku. Kuhentikan segala kegiatanku, fokus hanya tertuju pada ponsel. Pada pesan yang kembali ia kirim setelah lama tak berkomunikasi.
"Sayang, aku kangen."
Meski hanya tiga kata, berhasil membuat senyum ini mengembang.
Aku juga, bahkan sangat. Kapan kau kembali? Waktumu di sana telah usai. Send. Tidak dibaca oleh lelaki blasteran Pakistan-Padang itu, kuputuskan untuk menemui Alfa saja.TBC
Ikutin terus ceritanya, readers. Jan ada silent reader di antara kita, oke!
KAMU SEDANG MEMBACA
KEENANDHIA
RomanceIni kisahku, kisah tentang caraku bertahan di tengah badai kerinduan. Meyakinkan hati agar tetap percaya janji yang pernah terucap meski suatu ketika akan menguap. Ini kisahku, prihal hati yang tertambat pada cinta yang baru.