******************************
~Selamat Membaca~
******************************
Cekidot:-)
Luna POV
Buat yang pertama kalinya gue menginjakkan kaki disekolah ini. Ya, kalian pasti taulah kalau gue anak baru di sekolah ini. Agak gugup sih sebenernya, tapi ya gue kuatin biar ga dianggep lemah. Setelah sampai ditujuan, gue mengetuk pintu "Permisi, Bu" ,tak lupa dengan senyum ramah.
"Ya, silahkan masuk." jawab wanita paruh baya itu menatapku. Lalu gue duduk tepat di depan wanita itu.
"Kamu siswa baru itu ya?" ,tanya wanita itu menebak tapi tetap dengan sikap profesional-nya
"Iya, Bu." jawabku dengan senyum.
"Oya, nama saya Ibu Mira. Kepala sekolah disini."
"Oh.ya. Saya Luna Permatasari. Pindahan dari SMA Tunas Bangsa di Manado."
"Iya, kamu kelas 12?"
"Iya, Bu"
1 menit~
[liat kertas,entah apa itu]2 menit~
[ganti kertas]3 menit~
[ganti kertas lagi]4 menit~
[ngangguk pelan,seolah mengerti]"Baiklah, kalau begitu kamu ikut saya ke kelas barumu."
"Baik, Bu"
Gue mengikuti wanita itu. Yah,,sambil dikit-dikitlah liat kanan kiri buat hafalin setiap sudut ruangan di sekolah ini.
***************
Author's POV
Suasana di kelas 12 IPA-3 horor. Hanya ada suara seorang wanita paruh baya, ya itu gurunya. Fisika adalah neraka buat 12 IPA-3. Semua siswa 12 IPA-3 seperti orang tak bernyawa.
Derin, menyandarkan kepalanya diatas meja dan tangan kirinya untuk memangku kepalanya sambil menghadap jendela depan kelasnya. Lalu memejamkan matanya. Itu sudah menjadi rutinitasnya setiap ada pelajaran yang membosankan.
Selang beberapa menit, Derin membuka mata dan melihat kepala sekolahnya berjalan melewati kelasnya diikuti siswi yang wajahnya tak asing baginya.
Derin kembali duduk, merapatkan kedua alisnya dan mulai berfikir,
'Kayak pernah liat tu cewek.Tapi dimana yaa?' tanyanya pada diri sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TBC
Jeng..jeng..jeng !!!
Siapa yaa?
Maav kalo ceritanya pendek banget. Bingung juga mau gimana ceritanya.
Maav kalo ceritanya ga nyambung. Soalnya baru pertama kali.
Silahkan koment,vote yaa..
Budayakan vote setelah membaca,
Jangan jadi 'silent readers'
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope
Teen Fiction"Lo bisa ga sih ganti perjanjiannya. Ngga usah jadiin gue babu lo? Baru sehari aja tulang gue udah mau copot, gimana kalo seminggu. Bisa-bisa gue masuk rumah sakit." ucap Luna seraya memegang lehernya yang terasa pegal. "Bisa." tersenyum miring. "Ap...