Bantu aku ke jalan yang benar dan tolong sampaikan kepada mereka untuk menghargainya.
.
.
.
"Ehmm.. maaf Ajjushi tapi kenapa adikku dipanggil tuan muda?" Tanya Seokjin yang tidak ingin terjebak dalam teka-teki ini.
"Oh jadi kau ini-" ucapan Ajjushi itu terhenti kala seseorang menepuk bahunya membuatnya menoleh ke arah belakang.
Dan ternyata itu Jungkook.
Dia membuat sinyal dengan membuat angka satu dan menaruhnya tepat didepan bibir. dan dia menyuruh Ajjushi itu untuk pergi dan mengikutinya.
"Kalau begitu saya permisi" dengan singkat Ajjushi itu berpamitan dan membuat Seokjin bingung, namun pendengarannya menangkap bahwa Ajjushi itu itu sudah menjauh.
Di cafe yang hanya jauh beberapa puluh meter dari rumahnya itu, Jungkook berbicara dengan Ajjushi berjas hitam tersebut. Dia menyeruput es kopi yang dia pesan sementara Ajjushi itu duduk dan mengeluarkan sebuah amplop coklat yang lumayan tebal.
Ajjusi itu menaruhnya diatas meja dan sedijit mendorongnya kearah Jungkook. Sementara Jungkook hanya memperhatikan.
"Tuan muda Jungkook ini titipan Tuan muda besar." Ucapan dari Ajjushi itu membuat Jungkook tersenyum miring dan terkekeh. Entahlah karena terdapat lebam di sudut bibir kanannya membuat Namja yang satu ini tampak seram.
Dia menaruh gelasnya tersebut dan mengambil amplop itu dan mengintip isinya. Kemudian menaruhnya di tas.
"Terima kasih Ken Ajjushi, kalau begitu aku pulang. Kau bayarlah minuman ini" tanpa menerima jawaban apapun Jungkook berlalu begitu saja.
Dia berjalan dengan senangnya ketika sudah mendapat uang, terlebih lagi dia tau bahwa hari kamis depan tanggal 4 bertepatan dari hari lahirnya sang kakak. Senyum bahkan tak terlepas dari Namja berumur 16 tahun itu. Setiap orang yang bertatapan dengannya selalu Jungkook balas dengan senyuman.
Sampai dirumah pun senyumnya mengembang dihadapan Seokjin walau dia tak melihatnya.
Atau memang tak diizinkan melihatnya ??
∵∵∵∵∵∵∵
Hari ini adalah hari penghujung dari hari - hari sibuk, Hari yang Jungkook benci untuk dirinya masuk ke sekolah. Hari dimana Seokjin akan lebih ekstra membangunkan Jungkook.
Sabtu.
"Hyung Jungkook nggak mau masuk sekolah" rengeknya dengan memegang gelas berisi susu putih hangat. Sebenarnya dia sudah rapih dan siap berangkat, namun kembali lagi ke paragraf pertama dia benci hari ini.
"Tidak Jungkook, kau harus sekolah" pantang Seokjin dengan tangan yang sibuk membuatkan adiknya roti lapis, Kemudian berjalan kearah meja makan.
Dengan malas Jungkook berjalan kearah meja makan dan duduk, Sekaligus terus merengek pada Seokjin.
"Jungkook berhentilah merengek, kau ini sudah kelas 2. Kenapa tetap merengek ?!" Seokjin yang mulai jengah dengan rajukan Jungkook.
"Hyung aku dikelas 2 akhir karena aku lompat kelas, kau tidak tau kalau adikmu ini pintar? Umurku ini masih muda hyung" jelas Jungkook yang makin membuat Seokjin jengah, memang hanya butuh waktu 3 bulan bagi Kim Jungkook untuk masuk di kelas 1 akhir selanjutnya dia dipindahkan kekelas 2. akhirnya...
"Baiklah Hyung-" Seokjin memotong pembicaraannya karena mendengar suara klakson mobil ditambah lagi ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya.
Cklek
KAMU SEDANG MEMBACA
4 O'clock
Fanfiction[ Story ] ✔ A FIRST BOOK "Hyung... Kau selalu membuatku merasa nyaman dan tidak sendirian. Selalu menjadi Appa, Eomma dan Hyung terbaik untukku. Jangan salahkan dirimu, karena ini adalah keinginanku untukmu. Aku ingin kau tidak sendirian lagi...